Gelar FGD di Buton, BKKBN Ungkap Strategi Pencegahan Stunting

Fitrah Nugraha

Reporter

Senin, 25 Juli 2022  /  9:25 am

BKKBN melaksanakan FGD dalam rangka Pendampingan Percepatan Penurunan Stunting di Buton. Foto: Dok. BKKBM Sultra

BUTON, TELISIK.ID - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersama Tim Terpadu Percepatan Penurunan Stunting Nasional tengah melakukan Pendampingan Terpadu di 12 Provinsi Prioritas Stunting.

Untuk di Sulawesi Tenggara (Sultra), wilayah Kabupaten Buton, Buton Tengah dan Muna menjadi fokus pendampingan dengan dilaksanaannya Forum Group Discussion (FGD) Pendampingan Terpadu Percepatan Penurunan Stunting pada 20-21 Juli 2022.

FGD dilaksanakan di 2 desa yakni Desa Takimpo dan Desa Kaongkeongkea, Kecamatan Pasarwajo, Kabupaten Buton secara hybrid dengan narasumber dan fasilitator dari Sekretariat Kabinet, Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Agama, Kemenko PMK, dan BKKBN.

Kegiatan ini dihadiri oleh Bupati dan Wakil Bupati Buton, serta diikuti oleh peserta dari TPPS kabupaten, kecamatan, desa dan Tim Pendamping Keluarga.

FGD Pendampingan Terpadu Percepatan Penurunan Stunting ini bertujuan sebagai media diskusi untuk menelaah seperti isu-isu yang menjadi kendala dalam pelaksanaan percepatan penurunan stunting di lapangan, dengan mengidentifikasi permasalahan, kemudian mencari solusi serta memberikan rekomendasi/RTL dan pendampingan berkelanjutan.

Direktur Bina Ketahanan Balita dan Anak BKKBN, Irma Ardiana mengatakan, agar target kasus percepatan penurunan stunting wilayah Sultra berjalan lancar, dibutuhkan komitmen dan koordinasi seluruh instansi terkait, melalui pendekatan pada hulu.

Baca Juga: BKKBN Gelar Pendampingan Terpadu Percepatan Penurunan Stunting di Sultra

Hal tersebut dapat dilakukan dengan dimulai dari remaja yang harus mendapatkan intervensi, PUS/catin, ibu hamil, ibu pasca melahirkan dan ibu menyusui, juga bayi usia 0-59 bulan.

"Strategi pencegahan stunting dari hulu merupakan upaya preventif untuk memastikan setiap catin berada dalam kondisi ideal untuk menikah dan hamil," ungkapnya.

"Melalui pendekatan pada hulu, mulai dari remaja yang harus mendapatkan intervensi, PUS/catin, ibu hamil, ibu pasca melahirkan dan ibu menyusui,  juga bayi usia 0-59 bulan," kata Irma.

Lebih lanjut, kata Irma, melalui edukasi kesehatan reproduksi, gizi, dan penyiapan kehidupan berkeluarga, skrining, edukasi, dan pendampingan catin/calon PUS untuk memastikan setiap catin berada dalam kondisi ideal untuk menikah dan hamil.

Strategi Pencegahan Stunting dari hulu diimplementasikan dalam bentuk “Aplikasi Elsimil” atau Elektronik Siap Nikah dan Hamil yang berfungsi sebagai alat skrining untuk mendeteksi faktor risiko pada catin.

Kendala yang dihadapi selain aplikasi Elsimil yang terkendala jaringan, kendala di lapangan calon pengatin biasanya datang mendadak untuk diperiksa lingkar lengan atas dan hemoglobinnya.

Pada kesempatan yang sama, Sitti Fathonah selaku Plt. Program Manager Satgas Percepatan Penurunan Stunting Nasional juga mempertanyakan kendala dan hambatan apa saja yang ditemukan oleh TPPS di wilayah desa terkait, dalam kesempatan diskusi bersama TPK Desa Kaongkeongkea.

Baca Juga: Kemenparekraf Siap Promosikan Kaghati Kolope Muna di Luar Negeri

Di mana ia sangat menginginkan ketersediaan alat untuk mengukur HB, serta tersedianya data verifikasi dan validasi data pendataan keluarga yang bisa menjadi data dasar TPK dalam melakukan intervensi di wilayahnya.

Selain itu, Fathonah menegaskan bahwa pentingnya data Ansit di kabupaten sehingga intervensi ke depan sesuai dengan sasaran yang diharapkan.

Sekretariat Kabinet yang juga turut hadir dalam FGD di Kabupaten Buton, sangat berharap apa yang disampaikan memang betul-betul merupakan masalah yang ada  di lapangan dan jangan ada yang ditutup-tutupi, sehingga yang menjadi rekomendasi nantinya sesuai permasalahan yang ada di lapangan. (C-Adv)

Penulis: Fitrah Nugraha

Editor: Haerani Hambali