Gencatan Senjata dan Penyerahan Sandera Disepakati, Israel Bantai 77 Warga Gaza

Ahmad Jaelani

Reporter

Jumat, 17 Januari 2025  /  2:03 pm

Hamas setuju gencatan senjata, Israel bombardir Gaza tewaskan puluhan. Foto: Repro Antara

YERUSALEM, TELISIK.ID - Kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel akhirnya tercapai pada Jumat (17/1/2025). Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, melalui kantornya, mengumumkan perjanjian pembebasan sandera sebagai bagian dari kesepakatan tersebut.

Langkah ini diambil untuk menghentikan ketegangan yang telah berlangsung lama di Jalur Gaza. Pemerintah Israel mengonfirmasi bahwa Netanyahu telah memerintahkan kabinet politik-keamanan untuk membahas perjanjian ini.

Dalam pernyataan resmi, kantor perdana menteri menyampaikan bahwa kesepakatan tersebut akan memulai gencatan senjata pada 19 Januari mendatang.

"Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah diberi informasi oleh tim negosiasi bahwa kesepakatan telah tercapai untuk membebaskan para sandera," ujar pernyataan tersebut, seperti dikutip dari CNN Indonesia.

Namun, tidak semua pihak di Israel mendukung keputusan ini. Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, menilai bahwa perjanjian ini membahayakan keamanan nasional.

Baca Juga: Arab Saudi Kunci Rapat-Rapat Hubungan Diplomatik dengan Israel Sebelum Palestina Merdeka

"Kesepakatan yang akan ditawarkan kepada pemerintah itu berbahaya dan sangat buruk bagi keamanan nasional Israel," tegas Smotrich.

Dia dan partainya bahkan mengancam akan keluar dari kabinet jika gencatan senjata disepakati.

Menteri Keamanan Nasional, Itamar Ben Gvir, juga menunjukkan penolakan serupa. Dia menyebut kesepakatan gencatan senjata sebagai "bencana" dan menegaskan bahwa partainya tidak akan mendukung keputusan ini.

Ketegangan politik di Israel pun meningkat seiring ancaman beberapa menteri yang berpotensi meruntuhkan pemerintahan Netanyahu.

Sementara itu, melansir AFP serangan militer Israel terus berlanjut meskipun kesepakatan gencatan senjata telah diumumkan. Serangan intensif di Jalur Gaza pada 15-16 Januari menewaskan sedikitnya 77 warga Palestina, termasuk 21 anak-anak dan 25 perempuan.

Laporan dari otoritas setempat menggambarkan situasi di Gaza sebagai bencana kemanusiaan.

Meski begitu, Hamas menegaskan komitmennya terhadap perjanjian tersebut. Mereka menyatakan akan memulai gencatan senjata sesuai kesepakatan. Perwakilan pemerintah Amerika Serikat, Jon Finer, juga menyatakan keyakinannya bahwa kesepakatan ini akan berjalan sesuai rencana.

"Pemerintahan Joe Biden sepenuhnya mengharapkan kesepakatan gencatan senjata dan penyerahan sandera dilaksanakan pada Minggu," kata Finer.

Baca Juga: Ribuan Warga Kendari Turun ke Jalan Bela Palestina dan Kibarkan Bendera Tauhid

Kesepakatan ini mencakup tiga fase penting. Fase pertama meliputi penghentian serangan dan pembebasan sandera perempuan, anak-anak, serta lansia. Fase kedua akan berfokus pada pembebasan sandera pria oleh Hamas sebagai pertukaran dengan tahanan Palestina di penjara Israel.

Fase ketiga bertujuan untuk memulihkan kondisi di Gaza, termasuk rekonstruksi wilayah tersebut.

Namun, banyak warga Gaza yang masih dihantui kecemasan. Meski sebagian warga menyambut baik penghentian serangan, yang lain khawatir Israel akan memanfaatkan waktu sebelum gencatan senjata untuk meningkatkan intensitas serangan.

Media Israel melaporkan bahwa perpecahan di kabinet Netanyahu dapat menjadi ancaman serius bagi stabilitas politik negara tersebut. Jika para menteri sayap kanan benar-benar mundur, pemerintahan Netanyahu bisa goyah. (C)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Fitrah Nugraha

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

TOPICS