Harga Naik, Produktivitas Kopi di Manggarai Timur Malah Menurun

Berto Davids

Reporter Kupang

Sabtu, 25 Juni 2022  /  11:12 am

Petani di Manggarai Timur sedang memetik kopi. Foto: Ist.

MANGGARAI TIMUR, TELISIK.ID - Kawasan Lembah Colol di Kecamatan Lamba Leda Timur, Kabupaten Manggarai Timur, NTT, merupakan wilayah yang dikenal dengan pusat produksi kopi paling luas dan terkenal dibandingkan daerah produksi kopi lain.

Meski komoditas kopinya mendunia dan penawaran harga naik, produksi kopi yang dihasilkan petani di wilayah itu tahun 2022 malah menurun.

Terpantau, harga kopi jenis arabika sudah bergerak naik mencapai Rp 23.000 per liter dari semula harga Rp 17.000 per liter. Harga ini pun membuat para petani kopi puas.

"Kalau harga kopi sekarang memang sangat memuaskan para petani kopi pada umumnya lebih khusus lagi di wilayah Colol," ujar Kepala Desa Ulu Wae, Fransiskus Hardi saat ditemui Sabtu (25/06/2022).

Sayangnya, kata Hardi, harga itu tidak seimbang dengan produktivitas kopi di lapangan.

Baca Juga: Hasil Job Fit Pejabat Esalon II Pemkab Muna Diserahkan ke Bupati dan KASN

Tahun ini, katanya lagi, para petani cenderung hanya memperoleh 2 karung kopi gelondong merah dari satu lahan kebun dibanding pada tahun lalu yang mencapai 10 karung, bahkan lebih.

Menurut dia, produktivitas kopi tahun ini menurun disebabkan tidak adanya satu jenis pohon pelindung khusus kopi arabika, yakni pohon kayu dadap. Pohon ini diyakini bisa menambah produktivitas kopi.

Selain itu, ada juga faktor kurangnya perawatan.

Sementara itu, Founder Kopi Tuk, Amandus C Tukeng, menyampaikan, indikasi punahnya kopi Colol lebih khusus kopi Juria.

Dalam beberapa tahun terakhir ini, para petani sudah mencoba membudidaya kembali atau menanam ulang kopi juria. Namun proses tumbuh kembang pohon kopinya tidak maksimal dan cenderung berumur pendek.

Baca Juga: 78 Kotak Suara Pikades Serentak di Buton Utara Dijamin Aman

Berbeda dengan pohon kopi dengan jenis sama yang ditanam oleh nenek moyang dan sekarang sudah berumur 70-80an tahun.

Oleh karena itu, Pemkab Manggarai Timur melalui Dinas Pertanian diminta untuk menangani persoalan ini secara serius demi keberlanjutan kopi Colol.

"Mungkin dengan cara melakukan penelitian agar bisa menemukan penyebab serta solusi dari persoalan tersebut," kata Amandus. (B)

Penulis: Berto Davids

Editor: Haerani Hambali