Hasrat Ingin Sekolah Tatap Muka Tertunda PPKM

Sumarlin

Reporter

Senin, 23 Agustus 2021  /  5:31 pm

Seorang guru di SDN 39 memberikan hand sanitizer pada siswa saat pelaksanaan ujian akhir semester yang lalu. Foto: Ist.

KENDARI, TELISIK.ID - Sebuah pesan singkat berisi tautan sebuah dokumen dan penjelasan singkat muncul di grup WhatsApp siswa SD 39 Kendari.

Dimana, dalam dokumen itu meminta orang tua mengisi formulir permohonan izin pada orang tua, pada pekan lalu.

Formulir tersebut merupakan salah satu persyaratan yang diajukan pihak sekolah, meminta persetujuan orang tuas siswa untuk menyelenggarakan proses belajar mengajar tatap muka terbatas.

Formulir berisi data orang tua/wali siswa serta sejumlah persyaratan tentang protokol kesehatan yang harus disiapkan orang tua/wali siswa. Setelah formulir diisi lengkap dengan tanda tangan orang tua siswa, kemudian diserahkan langsung ke sekolah.

Antusiasme orang tua untuk menyekolahkan anaknya sangat nampak saat mereka mengumpulkan formulir di sekolah. Bahkan data sekolah menyebutkan sekira 90 persen orang tua siswa setuju pelaksanaan proses belajar tatap muka terbatas.

Setelah formulir persetujuan dikumpulkan, kemudian para wali kelas mengirimkan jadwal belajar tatap muka terbatas.

Dalam jadwal itu, proses belajar tatap muka hanya dilakukan hari Senin dan Selasa, selebihnya masih berlangsung daring.

Proses belajar tatap muka yang berlangsung hari Senin dan Selasa berlaku bagi semua tingkatan, namun siswa dibagi menjadi dua gelombang, dimana setiap gelombang berisi setengah dari jumlah total siswa setiap kelas.

Setelah menyetujui sejumlah persyaratan proses belajar tatap muka terbatas, para orang tua kemudian melengkapi sejumlah kebutuhan siswa untuk belajar khususnya siswa kelas satu yang baru pertama belajar tatap muka. Seperti tas dan peralatan tulis-menulis.

Seorang siswa SD 39 Kendari, Kamil, terlihat senang akan mengikuti belajar tatap muka untuk pertama kalinya, bahkan dia sangat antusias ingin mengenal temannya karena sejak sekolah dibuka, dia sama sekali belum mengetahui siapa temannya.

Dia masih menganggap temannya di SD merupakan temannya yang sama saat di taman kanak-kanak. Beberapa hari sebelum sekolah bahkan dia sudah menyiapkan kelengkapan atribut dan peralatan tulis menulis.

Hari yang ditunggu pun tiba. Senin (23/8/2021), merupakan jadwal yang telah ditetapkan untuk mulai belajar tatap muka.

Pukul 6 pagi, Kamil sudah bangun hendak mandi dan segera masuk sekolah, namun masih ditunda oleh ibunya, karena Kamil masuk di shift (gelombang) kedua pukul 9.30 Wita.

Baca juga: Webinar MPM UHO, Rektor: Jika Tidak Sarjana, Itu Masalah Besar

Setelah mandi, mengenakan pakaian dan sarapan, Kamil bergegas ke sekolah, di perjalanan dia sempat menanyakan apakah temannya semua juga sekolah.

"Ayah temanku semua sekolah kah," tanya Kamil pada bapaknya.

Tak lama kemudian Kamil pun tiba di sekolah, namun situasi sekolah tidak seperti sudah ada aktivitas belajar mengajar, memang masih ada beberapa siswa yang berdiri di pinggir jalan dan masih ada beberapa orang tua yang mengantarkan anaknya.

Baru turun dari motor, tiba-tiba seorang penjaga sekolah menyapa dan memberikan informasi jika belajar tatap muka hari ini batal.

"Pak belajar tatap muka hari ini batal, sejak pagi tadi yang shift pertama sudah pulang, ini sekolah sudah sepi," ungkap sang penjaga sekolah, sembari mengatur lalu lintas orang tua dan siswa yang hendak menyeberangi jalan.

Wajah Kamil yang tadinya semangat hendak sekolah dan bertemu temannya langsung berubah dan tak lagi menunjukkan antusiasme. Dia kecewa dan segera pulang.

Kekecewaan juga terlihat dalam grup WhatsApp siswa, para orang tua sudah menginginkan agar proses belajar tatap muka segera dilakukan namun harus dibatalkan.

"Batal, batal sekolah," ungkap orang tua siswa.

"Sdh semangat mi ksian ana²mau sekolah mi.ternyata batal lg," ungkap orang tua lainnya.

"astaga sudah siap brangkat ini Ari andriansah," timpal orang tua.

Menanggapi hal tersebut, Kepala SD Negeri 39 Kendari, Zainuddin mengakui, proses belajar mengajar tatap muka terbatas tertunda sementara waktu karena sejumlah alasan, salah satunya belum mendapatkan persetujuan dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikmudora) Kota Kendari, termasuk Satgas Penanggulangan COVID-19.

"Padahal banyak orang tua siswa dengan sangat antusias sangat siap dan setuju sesuai pernyataan yang masuk, namun ada sebagian juga org tua siswa sangat tidak setuju pak..tapi sedikit sekali, itupun hanya lewat telpon dan WA," tulisnya dalam pesan WhatsApp.

Ia mengakui, banyak orang tua siswa yang mengeluhkan kesulitan dalam belajar daring, sehingga mereka menginginkan belajar tatap muka.

Baca juga: Wakil Rektor II IAIN Kendari Raih Guru Besar di Usia 46 Tahun

Dia berharap proses belajar tatap muka meski terbatas bisa segera dilakukan, karena belajar tatap muka masih dibutuhkan para siswa.

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikmudora) Kota Kendari Makmur menjelaskan, atas saran wali Kota Kendari, pelaksanaan belajar tatap muka masih ditunda.

"Kita tunggu dulu sampai betul-betul kita berada di level 2 baru bisa kita buka pembelajaran tatap muka, dengan catatan dibukanya kegiatan belajar mengajar tatap muka itu harus betul-betul mengikuti protokol kesehatan, kemudian juga dipastikan seluruh guru sudah vaksin," ungkap Makmur, baru-baru ini.

Menurutnya, jika Kota Kendari sudah masuk PPKM level 2 maka pembelajaran tatap muka di semua jenjang pendidikan akan dibuka serentak, namun dengan kapasitas 25 persen dari daya tampung setiap sekolah.

Tentang kesiapan sekolah, Dikmudora Kota Kendari sudah menggelar pertemuan dengan para kepala sekolah agar mereka mempersiapkan sekolahnya menghadapi pembelajaran tatap muka.

"Sejak Januari sudah siap sebenarnya, hanya karena jumlah kasus positif COVID-19 meningkat, maka pembelajaran tatap muka ditunda," lanjutnya.

Mantan Asisten Pemkot Kendari ini menambahkan, jika belajar tatap muka sudah berjalan, maka sistem penerapan pembelajaran akan disesuaikan dengan kapasitas sekolah, apakah sekolah berlangsung setiap hari untuk sekolah kecil, tiga kali seminggu untuk sekolah sedang, atau hanya seminggu sekali untuk sekolah besar.

Terkait proses pembelajaran tatap muka secara langsung, Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir mengatakan, pihaknya kini tengah melakukan persiapan.

Akan tetapi pihak Pemkot tetap memberikan pilihan kepada orang tua siswa yang nantinya akan mengikuti proses belajar tersebut.

“Opsinya dua, yakni bagi orang tua yang sudah merasa cukup yakin dengan situasi dan kondisi anaknya, boleh memilih untuk tatap muka,” jelas Sulkarnain, belum lama ini.

Sedang opsi ke dua, pihak sekolah tetap menyediakan fasilitas daring bagi orang tua yang merasa belum cukup yakin.

“Mungkin masih ada kendala-kendala fisik atau psikologis yang harus disiapkan tetap boleh daring,” lanjutnya.

Namun sebelum proses belajar mengajar diberlakukan, pasangan Siska Karina Imran ini menegaskan, kondisi Kota Kendari harus berada dalam kondisi PPKM Level 2. (A)

Reporter: Sumarlin

Editor: Fitrah Nugraha