Hydroxychloroquine Dinilai Ampuh, Ternyata Tingkatkan Kematian Pasien COVID-19
Reporter
Kamis, 30 April 2020 / 1:29 pm
Belakangan ini obat malaria Hydroxychloroquine dinilai bisa menangkal COVID-19, sehingga tak heran kini obat tersebut menjadi perbincangan publik.
Dilansir ElangNews.com, pengobatan dengan menggunakan hydroxychloroquine ini juga sempat dipuji Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Menurutnya, terapi pengobatan dengan bahan aktif tersebut cukup efektif untuk mengobati pasien yang terjangkit virus corona.
Namun, peneliti asal Amerika Serikat (AS) mengungkapkan fakta yang berbeda. Dimana, saat dilakukan penelitian terhadap ratusan orang di Pusat Kesehatan AS Veterans Health Administration, ternyata menunjukkan gejala yang berbeda. Terapi pengobatan dengan Hydroxychloroquine malah membuat kematian pasien lebih tinggi khusus pada pasien positif COVID-19.
Dalam penelitian yang didanai oleh National Institute of Health dan University of Virginia tersebut, para peneliti melakukan analisis terhadap grafik media para pasien di rumah sakit Pusat Kesehatan AS, dan hasilnya sudah dipublikasikan pada Selasa (28/4/2020) di halaman Medrxiv.org, server pra-cetak, yang berarti tidak diterbitkan dalam jurnal medis.
Dimuat CNN Indonesia, Rabu (29/4/2020), dalam studi terhadap 368 pasien, sebanyak 97 pasien COVID-19 menggunakan pengobatan hydroxychloroquine dengan tingkat kematian 27,8 persen.
Baca juga: COVID-19, Ajaran Puasa yang Revolusioner
Sedangkan sebanyak 158 pasien yang tidak menggunakan obat memiliki tingkat kematian hanya menyentuh angka 11,4 persen.
Olehnya itu, hasil dari penemuan fakta tersebut maka para peneliti menilai temuan ini menyoroti pentingnya menunggu hasil studi prospektif yang dilakukan secara acak dan terkontrol terhadap hydroxychloroquine yang digadang-gadang menjadi obat corona.
Selain itu, sebagaimana juga yang dilansir Kompas.com, peneliti juga melihat manfaat apakah penggunaan hydroxychloroquine atau kombinasi hydroxychloroquine dengan antibiotik azithromycin, memiliki efek pada pasien yang perlu menggunakan ventilator.
Sehingga dalam penelitian ini, dapat disimpulkan juga bahwa penggunaan hydroxychloroquine, baik dengan atau tanpa azitromisin (antibiotik), dapat mengurangi risiko penggunaan ventilator mekanik pada pasien COVID-19 di rumah sakit.
Sebelumnya Hydroxychloroquin ini banyak digunakan untuk mengobati pasien dengan berbagai penyakit seperti penyakit lupus, malaria, dan rheumatoid arthritis.
Reporter: Fitrah Nugraha
Editor: Rani