Ilmuwan Kembangkan Alat Penyortiran Sperma Berbasis 3D
reporter
Sabtu, 08 April 2023 / 12:56 pm
SYDNEY, TELISIK.ID - Tak sedikit pasangan suami istri mengalami masalah untuk memiliki anak. Beberapa hal yang menjadi faktor, salah satunya karena kualitas sperma yang kurang baik.
Ilmuwan Australia mengembangkan perangkat penyortiran sperma berbasis 3D yang bisa memperbesar peluang pasangan suami istri untuk memiliki anak.
Melansir Sindonews.com, penyortiran ini untuk mendapatkan sperma yang berkualitas. Para ilmuwan dari Universitas Teknologi Sydney Australia menjelaskan, perangkat baru ini berfungsi untuk memilih sperma terkuat. Dalam salah satu teknik yang dikenal sebagai swim-up, media ramah sperma ditempatkan di atas sampel air mani dalam tabung reaksi.
Kemudian didiamkan selama sekitar satu jam. Hanya sperma yang paling sehat yang akan berenang ke media tersebut, tempat mereka dapat dikumpulkan. Dalam teknik lain yang disebut sentrifugasi gradien densitas, tabung reaksi diisi dengan cairan dengan densitas berbeda, dengan sampel sperma di bagian atas.
Baca Juga: Bikin Populasi Baru, Ilmuwan Ciptakan Bayi di Luar Angkasa
Saat tabung reaksi itu diputar dalam mesin sentrifugal, sperma yang paling sehat akan melewati cairan yang lebih padat ke dasar tabung, sedangkan sperma yang lebih lemah akan terperangkap di lapisan atas.
Menurut para ilmuwan dari Universitas Teknologi Sydney Australia, sayangnya kedua metode tersebut dapat menyebabkan fragmentasi DNA dan kematian sel karena masuknya spesies oksigen reaktif. Di situlah perangkat polimer berbentuk cakram cetak 3D baru masuk.
Baca Juga: Ilmuwan Ciptakan Vagina On A Chip
“Kami melakukan pengujian ekstensif terhadap metode seleksi konvensional IVF [fertilisasi in-vitro], dengan metode baru yang menunjukkan peningkatan integritas DNA sebesar 85 persen dan penurunan rata-rata kematian sel sperma sebesar 90%,” kata ilmuwan utama, Prof. Majid Warkiani dikutip dari Newatlas.com.
Ilmuwan menggabungkan reservoir di sepanjang bagian luar yang terhubung ke sumur pengumpul pusat dengan saluran mikofluida yang rumit. Idenya adalah ketika sampel air mani ditempatkan di reservoir, hanya sperma terkuat dan paling aktif yang akan melewati saluran dan masuk ke dalam sumur – dan dilaporkan berfungsi sebagaimana mestinya.
Sperma yang dipilih dengan metode juga menunjukkan pemulihan yang lebih baik setelah pembekuan daripada metode tradisional. (C)
Penulis: Nur Khumairah Sholeha Hasan
Editor: Haerani Hambali
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS