Indonesia Diklaim Harvard Negara Nomor 1 Paling Berkembang Kalahkan Amerika dan Israel, Ini Daftarnya

Ahmad Jaelani

Reporter

Kamis, 08 Mei 2025  /  10:51 am

Indonesia dinobatkan sebagai negara paling berkembang versi studi terbaru Harvard University. Foto: Repro Okezone.

JAKARTA, TELISIK.ID - Di tengah berbagai tantangan global dan ketimpangan sosial-ekonomi, Indonesia justru menorehkan prestasi mengejutkan.

Tanah Air dinobatkan sebagai negara paling berkembang di dunia oleh studi bergengsi dari Universitas Harvard yang dipublikasikan di jurnal Nature Mental Health. Pencapaian ini bahkan mengungguli negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Inggris.

Penilaian ini tidak didasarkan pada kekayaan atau Produk Domestik Bruto (PDB), melainkan pada ukuran multidimensi yang menilai kualitas hidup masyarakat dari berbagai aspek penting.

Studi bertajuk Global Flourishing Study ini melibatkan lebih dari 203.000 responden dari 22 negara. Para responden diminta untuk menjawab sejumlah pertanyaan yang mengukur aspek-aspek seperti kesehatan, kebahagiaan, makna hidup, hubungan sosial, karakter, spiritualitas, dan keamanan finansial.

Peneliti menyatakan bahwa hasil studi tersebut menunjukkan bahwa kesejahteraan dan kemajuan suatu negara tidak selalu berkorelasi dengan pendapatan atau kekayaan.

"Berkembang itu multidimensi, dan berbagai negara berkembang dengan cara yang berbeda," tulis tim peneliti Harvard, seperti dikutip dari CNBC Indonesia, Kamis (8/5/2025).

Dalam laporan tersebut, Indonesia memperoleh skor tertinggi dalam indeks perkembangan menyeluruh, dengan skor sebesar 8,3. Skor ini menempatkan Indonesia di atas negara-negara seperti Israel, Filipina, dan Meksiko, yang selama ini dikenal memiliki indeks kebahagiaan dan hubungan sosial yang tinggi.

Berikut adalah daftar 10 negara teratas dengan skor tertinggi dalam studi Global Flourishing Study:

1. Indonesia – 8,3

2. Israel – 7,87

3. Filipina – 7,71

4. Meksiko – 7,64

5. Polandia – 7,55

6. Republik Dominika – (skor tidak disebutkan secara spesifik)

7. Brasil – (skor tidak disebutkan secara spesifik)

8. Mesir – (skor tidak disebutkan secara spesifik)

9. Nigeria – (skor tidak disebutkan secara spesifik)

10. Pakistan – (skor tidak disebutkan secara spesifik)

Baca Juga: Prabowo Lobi Langsung MBS, Indonesia Dibangunkan Kampung Khusus Dekat Masjidil Haram

Sebaliknya, negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Inggris justru menempati posisi yang lebih rendah dalam daftar ini.

Amerika Serikat berada di peringkat ke-12, sementara Inggris menduduki posisi ke-20 dari total 22 negara yang disurvei.

Peneliti menjelaskan bahwa meskipun negara-negara maju mencatat skor tinggi dalam aspek keamanan finansial, mereka justru cenderung rendah dalam dimensi lainnya.

"Banyak negara maju memang mencatat skor tinggi dalam hal keamanan finansial, namun justru rendah dalam aspek makna hidup, hubungan sosial, dan karakter pro-sosial," lanjut laporan tersebut.

Hasil studi menunjukkan bahwa negara seperti Jepang memiliki skor perkembangan paling rendah, yakni 5,89. Jepang disusul oleh Turki dengan skor 6,32, Inggris dengan skor 6,79, India dengan skor 6,87, dan Spanyol dengan skor 6,9.

Hal ini menjadi indikasi bahwa kemajuan ekonomi dan umur panjang tidak otomatis menjamin masyarakat merasa bahagia dan terpenuhi secara emosional maupun spiritual.

Salah satu faktor kunci yang membuat Indonesia menempati posisi teratas adalah kualitas hubungan sosial dan karakter pro-sosial masyarakatnya. Studi ini mengungkap bahwa masyarakat Indonesia memiliki keterhubungan sosial yang kuat, serta nilai-nilai kebersamaan yang tinggi.

Kualitas inilah yang mendorong terciptanya komunitas yang solid dan saling mendukung. Dalam dimensi hubungan sosial, Indonesia menunjukkan angka positif yang jauh di atas rata-rata global.

Penduduk Indonesia dianggap lebih mungkin menjawab 'ya' terhadap pertanyaan apakah mereka memiliki teman dekat, merasa dicintai, serta memiliki komunitas yang mendukung.

Selain itu, karakter pro-sosial juga menjadi faktor penting. Masyarakat Indonesia dinilai lebih sering menunjukkan perilaku tolong-menolong, empati terhadap sesama, serta aktif dalam kegiatan komunitas dan keagamaan.

Peneliti juga mencatat bahwa tingkat kesejahteraan cenderung meningkat seiring bertambahnya usia. Hal ini berlaku hampir di semua negara peserta studi, termasuk Indonesia. Artinya, semakin tua seseorang, maka ia cenderung memiliki penilaian positif terhadap kehidupannya sendiri.

Lebih lanjut, studi ini mencerminkan bahwa negara berpenghasilan menengah ke bawah pun mampu menunjukkan kualitas hidup tinggi dalam ukuran yang lebih menyeluruh. Indonesia menjadi contoh nyata bahwa kebahagiaan dan kesejahteraan tidak harus bergantung pada standar ekonomi barat yang selama ini dijadikan acuan.

Dengan data demografis yang mencakup usia, jenis kelamin, status pernikahan, pekerjaan, tingkat pendidikan, kesehatan, agama, dan latar belakang pribadi, studi ini memberikan gambaran luas mengenai bagaimana masyarakat menilai kesejahteraan mereka sendiri.

Baca Juga: Outsourcing Kebijakan Dilegalkan Era Megawati Mau Dihapus Prabowo, Ini Penjelasannya

Berikut adalah lima negara dengan skor perkembangan terendah dalam studi tersebut:

1. Jepang – 5,89

2. Turki – 6,32

3. Inggris – 6,79

4. India – 6,87

5. Spanyol – 6,9

Dalam konteks global, temuan ini menjadi bahan refleksi penting bagi negara-negara yang selama ini mengandalkan indikator ekonomi semata dalam mengukur kemajuan.

Studi dari Harvard ini justru menekankan bahwa aspek sosial, emosional, dan spiritual juga berperan besar dalam membentuk masyarakat yang berkembang dan bahagia. (C)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS