Ini Dampak Buruk Sering Balas Chat Pakai Emoji Jempol

Ahmad Jaelani

Reporter

Rabu, 18 September 2024  /  3:45 pm

Gen Z merasa bahwa respons dengan emoji jempol terkesan dingin atau kurang sopan. Foto: Repro Pixabay

JAKARTA, TELISIK.ID - Saat ini penggunaan emoji dalam percakapan digital sudah menjadi hal umum. Namun, ada satu emoji yang tampaknya mulai menimbulkan perdebatan di kalangan pengguna media sosial, khususnya di antara generasi muda (Gen Z), yaitu emoji jempol.

Emoji ini kerap digunakan untuk mengekspresikan persetujuan atau penghargaan dalam percakapan. Namun, beberapa pengguna, terutama dari generasi Z, merasa bahwa penggunaan emoji jempol tidak selalu diterima dengan baik.

Banyak pengguna dari generasi Z merasa bahwa respons dengan emoji jempol terkesan dingin atau kurang sopan. Mereka lebih memilih respons dengan kata-kata seperti “terima kasih” atau “hebat” daripada hanya sekadar jempol.

Bahkan, beberapa dari mereka menganggap penggunaan emoji ini bisa menunjukkan sikap pasif-agresif, terutama dalam konteks percakapan yang formal atau profesional.

Mengutip CNBC Indonesia, Rabu (18/9,2024), seorang pengguna Reddit baru-baru ini membagikan pengalamannya tentang bagaimana emoji jempol sering digunakan di tempat kerjanya yang menggunakan Microsoft Teams.

Baca Juga: Mengenal 4 Potensi Gen Z dalam Bekerja

Ia merasa bahwa emoji tersebut sering kali digunakan secara asal tanpa memperhatikan makna yang sebenarnya ingin disampaikan. Pengguna tersebut juga merasa terganggu dengan kebiasaan ini, dan mempertanyakan apakah ada orang lain yang merasakan hal yang sama.

Unggahan tersebut langsung mendapat banyak tanggapan dari pengguna lain yang sepakat bahwa emoji jempol terkadang dianggap tidak sopan atau terlalu singkat. Mereka merasa bahwa emoji tersebut tidak cukup untuk menunjukkan apresiasi atau perhatian dalam percakapan, terutama ketika topik yang dibahas cukup serius.

Selain itu, beberapa pengguna media sosial juga menyebutkan bahwa emoji jempol dapat dianggap sebagai bentuk respons yang kurang personal. Dalam percakapan yang lebih formal, penggunaan kata-kata dianggap lebih baik karena dapat memberikan kesan yang lebih sopan dan menghargai lawan bicara.

Namun, tidak semua orang setuju dengan pandangan ini. Beberapa pengguna menyebutkan bahwa masalah ini lebih merupakan perbedaan gaya komunikasi antar generasi.

Bagi generasi yang lebih tua, emoji jempol mungkin dianggap sebagai cara yang cepat dan efektif untuk menunjukkan persetujuan atau dukungan tanpa perlu terlalu banyak kata-kata.

Baca Juga: 5 Jurusan Kuliah Ini Cocok untuk Gen Z

Meskipun begitu, generasi Z merasa bahwa emoji jempol dapat memberikan kesan kurang peduli atau bahkan meremehkan, terutama dalam konteks komunikasi yang melibatkan emosi atau topik serius.

Mereka lebih suka jika lawan bicara memberikan respons yang lebih panjang dan lebih personal, daripada hanya menggunakan emoji jempol.

Bagi Telisikers yang masih sering menggunakan emoji jempol dalam percakapan digital, mungkin ada baiknya untuk mempertimbangkan kembali penggunaannya. Terutama jika Anda berbicara dengan generasi yang lebih muda, seperti gen Z, yang mungkin memiliki pandangan berbeda terhadap penggunaan emoji ini. (C)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS