Israel Kepung Rumah Sakit Terbesar di Gaza, Jenazah Warga Palestina Dibawa
reporter
Sabtu, 18 November 2023 / 8:44 am
GAZA, TELISIK.ID – Tentara Israel kini mulai kepung Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza. Zionis menganggap fasilitas kesehatan tersebut jadi basis besar kelompok militan Hamas. Akibatnya, jumlah korban jiwa di komplek RS Al-Shifa bertambah dan ribuan pengungsi dalam bahaya.
Dilansir dari Bbc.com, Menteri Kesehatan Palestina, Mai Al-Kaila, mengatakan kepada BBC bahwa dia belum melihat bukti adanya pusat komando Hamas di Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza. Dia menegaskan bahwa pasukan Israel "perlu menunjukkan" bukti.
Mai Al-Kaila berbicara sehari setelah pasukan Israel menyerbu gedung RS Al-Shifa pada Rabu (15/11/2023) dengan dalih bahwa Hamas memiliki basis besar di sana. Serbuan Israel telah memasuki hari kedua, sebagaimana dikemukakan Direktur Rumah Sakit Al-Shifa, Muhammad Abu Salmiya.
Dia mengatakan, pihaknya kini kehabisan oksigen dan air sehingga pasien “menjerit karena kehausan”. Menurutnya, kondisi di Al-Shifa “tragis” apalagi mengingat fasilitas itu menampung lebih dari 650 pasien, 500 staf medis, dan 5.000 pengungsi.
Baik intelijen Israel maupun AS mengatakan, Hamas telah menggunakan terowongan di bawah rumah sakit sebagai pusat komando. Hamas membantah hal ini. Pada hari Kamis (16/11/2023), Osama Hamdan, pemimpin paling senior Hamas di Libanon, mengejek klaim Israel, dengan mengatakan bahwa semua senjata telah dibawa dan ditaruh di RS Al-Shifa oleh orang Israel.
Baca Juga: Hamas Sebut Joe Biden Dalang di Balik Penyerangan Israel di RS Gaza
Mai Al-Kaila mengatakan kepada BBC Arabic, "Rumah Sakit harus dilindungi dan digunakan untuk melaksanakan tugas profesional. Ini tidak berarti bahwa untuk mempertahankan posisi tertentu, kami mengabaikan seluruh masalah rumah sakit dan layanannya, serta 10.000 warga sipil yang berada di rumah sakit ini dan menderita,” ungkapnya.
Memasuki RS Al-Shifa
Salah seorang wartawan BBC dan salah satu kru televisi AS diundang oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) untuk melihat apa yang menurut Israel telah mereka temukan sejauh ini di RS Al-Shifa. Pada Rabu (15/11/2023), BBC diperlihatkan senapan, amunisi dan pelindung tubuh, yang menurut Israel disembunyikan Hamas di sana.
Kunjungan BBC dikontrol dengan ketat dan wartawan tidak diperbolehkan berbicara dengan dokter atau pasien mana pun di rumah sakit, namun tidak ada sensor terhadap kata-kata yang digunakan untuk menggambarkan kunjungan tersebut.
Letnan Kolonel Jonathan Conricus mengatakan kepada kru film BBC, "Kami menemukan banyak komputer dan peralatan lain yang benar-benar dapat menjelaskan situasi saat ini dan mengenai sandera.
Al-Kaila mengatakan situasi di rumah sakit masih "mengerikan" dan tidak ada tanda-tanda perbaikan.
“Tidak ada air minum, tidak ada makanan yang tersedia untuk petugas kesehatan, pasien atau pengungsi di sana,” jelasnya.
Juru bicara Kementerian Kesehatan di Gaza, Ashraf al-Qudra mengatakan, pasukan Israel mengambil jenazah warga Palestina yang terbunuh dari RS Al-Shifa. Dalam laporan Al Jazeera, dikutip Jumat (17/11/2023), kesaksian al-Qudra senada dengan komentar direktur RS Al-Shifa, yang mengatakan bahwa pasukan Israel telah mengambil mayat warga Palestina yang terbunuh dan tergeletak di halaman pusat kesehatan.
Jumlah jenazah di kompleks RS Al-Shifa bertambah ketika tentara Israel mengepung fasilitas tersebut. Pasukan Israel juga menghalangi orang-orang untuk keluar dari rumah sakit. Direktur RS Al-Shifa Muhammad Abu Salmiya mengatakan, banyak pasien terancam tewas selama pengepungan oleh pasukan Israel.
"Orang-orang akan mati. Tidak ada yang bisa mencapai atau meninggalkan rumah sakit yang terkepung," katanya.
Baca Juga: Pakai Teknologi Canggih, Israel Kepung Terowongan Bawah Tanah Hamas
Israel klaim temukan jenazah sandera
Sementara itu, tentara Israel mengklaim menemukan jenazah seorang warganya bernama Yehudit Weiss yang disandera oleh militan Hamas sejak 7 Oktober lalu.
"Diambil oleh pasukan IDF dari bangunan yang berdekatan dengan rumah sakit Al-Shifa", kata sebuah pernyataan militer, dikutip AFP.
Para pejabat Israel mengatakan, sekitar 240 orang disandera dalam serangan Hamas yang menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil.
Di sisi lain, serangan brutal Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober telah menewaskan lebih dari 11.500 orang, sebagian besar juga warga sipil dan termasuk ribuan anak-anak. (C)
Penulis: Adinda Septia Putri
Editor: Haerani Hambali
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS