Kebiasaan Unik Suku Mundari, Keramas Pakai Air Kencing Sapi
Content Creator
Senin, 12 Mei 2025 / 6:53 pm
Suku Mundari keramas menggunakan air kencing sapi. Foto: Repro Instagram/@chrismustlist
SUDAN SELATAN, TELISIK.ID - Suku Mundari merupakan sebuah kelompok etnis kecil di Sudan Selatan, berprofesi sebagai penggembala ternak dan petani. Hal menarik dari suku ini adalah adanya individu dengan tubuh tinggi besar, kulit hitam, dan rambut pirang.
Masyarakat Mundari rata-rata menganut kepercayaan animisme, yang sering mereka tunjukkan melalui perhatian terhadap simbol dan makna spiritual.
Selain menyebarkan budaya mereka melalui tarian tradisional, lagu, dan nilai-nilai inti, suku ini memiliki kebudayaan unik berupa kebiasaan keramas menggunakan air kencing sapi.
Melansir Daily Mail, kotoran sapi umumnya dikenal sebagai sumber daya yang berguna untuk pupuk pertanian, namun bagi masyarakat Mundari, nilainya bahkan setara dengan emas.
Bagi suku Mundari, urine sapi berfungsi sebagai pewarna rambut yang sangat dikagumi wanita, bahkan membuat mereka jatuh cinta pada pria dengan rambut berwarna demikian.
Baca Juga: Kuliner Ekstrem Afrika: Burger Unik Terbuat dari Ratusan Ribu Nyamuk, Begini Rasanya
Jauhnya jarak dari sumber air membuat masyarakat Mundari terkadang memilih menggunakan air kencing sapi untuk mandi sebagai alternatif pengganti air.
Menariknya, suku Mundari memijat hewan ternak mereka dua kali sehari, mengingat betapa pentingnya ternak bagi mereka sebagai sumber makanan, status, dan penghidupan.
Sementara itu, Sudan Selatan diperkirakan memiliki sekitar 12 juta sapi, menjadikannya salah satu negara dengan populasi sapi tertinggi di Afrika, kekayaan diukur bukan dari jumlah uang tunai, melainkan dari jumlah sapi yang dimiliki.
Dilansir dari Okezone, dari 64 suku yang ada di Sudan Selatan, mereka adalah salah satu suku yang berprofesi sebagai peternak.
Baca Juga: Unik: Jepang Tawarkan Jasa Sewa Orang untuk Minta Maaf, Diiringi Tangisan Dibanderol Lebih Mahal
Kelompok ini biasanya berkomunikasi menggunakan bahasa Nilotik, yang juga digunakan di Mesir, Sudan, Sudan Selatan, Kenya, dan Tanzania.
Selain itu, masyarakat Suku Mundari sangat berminat pada gulat, bahkan anak-anak mereka didorong untuk menjadikannya hobi seumur hidup hingga usia tua.
Mereka tidak hanya memiliki minat pada gulat, tetapi juga menyelenggarakan kompetisi di antara mereka sendiri. Selain itu, selama musim kemarau, para pemuda mereka terlibat dalam perang penggerebekan ternak dengan suku tetangga, Bor Dinka. (C)
Penulis: Merdiyanto
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS