Kisah Hidup Pemulung di TPAS Puuwatu Kendari, Bersahabat dengan Bau Sampah
Reporter
Jumat, 23 Agustus 2024 / 1:58 pm
KENDARI, TELISIK.ID - Seorang pemulung sampah bernama Piyanti (40) menceritakan kehidupannya sehari-hari. Dia menghabiskan sebagian besar hidupnya di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Puuwatu, Kota Kendari.
Bau menyengat sampah sudah menjadi aroma sehari-harinya, begitu pula pemandangan tumpukan sampah yang tak berujung. Namun, di balik kehidupan yang tampak menyedihkan itu, tersimpan kisah perjuangan dan ketegaran yang inspiratif.
Piyanti menceritakan awal mula tinggal dan menekuni pekerjaannya sebagai pemulung di TPAS Puuwatu.
Awalnya ia tidak mampu menahan bau sampah yang ada disekitar TPAS. Namun karena keadaan dan seiring berjalannya waktu, ia sudah mulai terbiasa dengan bau khas sampah itu.
Setiap pagi dia mulai berangkat menaiki tanjakan menuju lokasi pembuangan sampah, membawa sejumlah peralatannya untuk mencari sampah-sampah yang bisa dijual.
Baca Juga: Jualan Es Krim dan Tukang Kayu Dilakoni demi Hidupi Dua Anak
Kemudian setelah sampah-sampah itu terkumpul, ia mulai turun membawa hasil yang dia peroleh, yang sudah dimasukkan ke dalam karung.
Selanjutnya karung itu ditumpahkan di satu tempat beratapkan tenda, dan mulai dibersihkan. Piyanti hanya dibantu oleh suaminya membersihan sampah-sampah itu.
Jika sampah-sampah yang sudah dibersihkan itu terkumpul banyak, kemudian dimasukkan ke dalam karung untuk dijual ke bank sampah.
Hasil penjualan dari sampah itu akan menjadi penghasilan mereka untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Hanya itulah satu-satunya sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Piyanti berharap Pemerintahan Kota Kendari peduli dengan keberadaan mereka yang juga turut membantu mengelola TPAS Kota Kendari di Puuwatu.
Ia menyampaikan harapan agar disediakan gudang penempatan produksi sampah bagi pemulung, di sekitar TPAS karena saat ini hanya menggunakan perlengkapan sementara seperti tenda.
Pengawas TPAS Kota Kendari, Kamaruddin mengaku sudah menjadi kebiasaan setiap hari pemulung berlalu lalang dalam TPAS.
Baca Juga: Kisah Wanita Paruh Baya Menjual di Pelabuhan dengan Berkeliling
"Mereka itu pemulung, setiap mobil sampah menumpahkan sampah, mereka berbondong-bondong mencari sampah yang masih bisa digunakan," kata Kamaruddin kepada Telisik.id.
Sementara salah seorang pengunjung bernama Andri, melihat kondisi lingkungan tempat pemulung bermukim, banyak tumpukan karung-karung sampah.
"Turut perihatin juga karena anak-anak berlalu lalang meski debu-debu dan bau sampah bertebaran, kehidupan mereka berjalan seperti masyarakat pada umumnya," kata Andri. (A)
Penulis: Erni Yanti
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS