Komisi IV DPR Sayangkan Pemerintah Masih Impor Daging Sapi
Reporter Jakarta
Senin, 25 Januari 2021 / 4:53 pm
JAKARTA, TELISIK.ID - Anggota Komisi IV DPR RI, Andi Akmal Pasluddin menyoroti kebijakan pemerintah yang masih mengandalkan impor sebagai solusi mengatasi lonjakan harga daging Sapi.
Menurut Akmal, kebijakan tersebut menunjukkan belum ada tanda-tanda keberhasilan dari program pemerintah dalam mengupayakan daging sapi berdaulat di negeri sendiri.
"Saat ini kita terlalu bergantung impor daging sapi. Terutama dari Australia sebagai pemasok terbesar daging sapi di Tanah Air. Ketika Australia menahan komoditas daging sapi akibat regenerasi populasi, maka negara kita terimbas," ujar Akmal keterangan persnya di Jakarta, Senin (25/1/2021).
Kata dia, upaya untuk mewujudkan swasembada daging sapi ini sudah dilakukan sejak 15 tahun silam. Namun segala upaya dengan dukungan APBN yang ada mewujudkan swasembada daging sapi ini seakan sia-sia.
Padahal, tambah dia, program-program seperti penyelamatan induk sapi (penyelamatan sapi produktif), memperkuat kualitas genetik sapi, program 1000 desa sapi, hingga program Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) telah dilakukan.
Baca juga: Capai Rp 2.000 Triliun, Jokowi Ingin Pemanfaatan Wakaf Umat Islam Dikembangkan untuk Sosial Ekonomi
"Indonesia saat ini masih tidak kuasa menghadapi persoalan supply and demand (ketersediaan dan permintaan) daging sapi karena infrastruktur pengembangan sapi kita belum mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri sendiri. Dari sisi lahan, negara kita masih terbuka luas. Bahkan sinergi Sapi-Sawit masih dapat dioptimalkan lebih dalam lagi," tutur politisi PKS ini.
Akmal menduga, solusi impor tetap akan dilakukan dalam waktu dekat ini, terutama alternatif mencari suplier dari negara lain seperti India, Brazil bahkan dari Meksiko.
Pemerintah saat ini memang mesti mempersiapkan beberapa momen besar yang mempangaruhi perilaku masyarakat Indonesia, salah satunya yakni bulan suci Ramadhan dan Idul Fitri.
Di mana pada moment ini sangat mempengaruhi perilaku konsumen masyarakat Indonesia, terutama pada permintaaan daging sapi.
"Saya meminta kepada pemerintah, marilah kita mulai untuk serius mempersiapkan infrastruktur mewujudkan swasembda daging sapi ini. Ini adalah kerjaan jangka panjang, tapi mesti ada target. Seharusnya 10 tahun cukup untuk mewujudkan ini bila memang betul-betul serius," tandasnya. (C)
Reporter: Marwan Azis
Editor: Fitrah Nugraha