Maksimal Cegah Stunting 1.000 Hari Pertama Anak

Fitrah Nugraha

Reporter

Senin, 07 November 2022  /  11:38 am

ASI mampu memenuhi kebutuhan gizi bayi hingga usianya enam bulan. Karenanya, Si Kecil tidak membutuhkan sumber asupan lain selama periode tersebut. Hal ini menjadi salah satu upaya mencegah stunting. Foto: Repro halodoc.com

KENDARI, TELISIK.ID – Stunting menjadi salah satu masalah bagi hampir setiap negara, termasuk Indonesia. Karena stunting dapat memberikan dampak bagi perkembangan sumber daya manusia di masa mendatang.

Untuk menanggulangi masalah stunting ini, berbagai upaya sudah dilakukan. Salah satunya yang dilakukan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah tindakan preventif alias pencegahan, yakni pemenuhan gizi anak sejak dini.

Kepala BKKBN pusat, Hasto Wardoyo mengatakan, masalah yang dihadapi saat ini adalah stunting, yaitu kondisi di mana kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan nutrisi dalam waktu yang cukup lama, sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan.

Olehnya itu, kata dia, pencegahan stunting secara maksimal dapat dilakukan di 1.000 hari pertama kehidupan anak atau bayi. Pada masa ini dimulai dari awal kehamilan hingga dua tahun setelah lahir, sangat penting untuk memenuhi kebutuhan dasar agar tumbuh kembang optimal.

“Dengan pencegahan stunting ini, generasi muda nantinya dapat melahirkan bayi yang sehat sehingga bonus demografi di tahun 2035 mempunyai potensi yang besar bagi kemajuan bangsa Indonesia,” katanya.

Baca Juga: ASN Kendari Benahi Kota Jelang Penilaian Lomba Adipura

Kepala BKKBN Perwakilan Sulawesi Tenggara, Drs. Asmar, M.Si mengatakan, untuk mencegah stunting ini dapat dilakukan dengan pemenuhan gizi anak.

Kata Asmar, pemenuhan gizi ini tidak hanya dilakukan saat anak masih dalam kandungan, tapi juga setelah anak lahir, terutama dalam memberikan air susu ibu atau ASI ekslusif kepada bayi selama enam bulan.

Rombongan BKKBN Pusat dan Provinsi Sulawesi Tenggara, beserta jajaran pimpinan, dosen dan mahasiswa Politeknik Kesehatan Kendari saat sosialisasi pencegahan stunting. Foto: Adinda Septia Putri/Telisik

 

“Ketika anak sudah lahir, kami juga minta ibu memberikan ASI ekslusif pada anak hingga enam bulan. Nanti setelah enam bulan ke atas boleh diberikan makanan tambahan yang mengandung gizi seperti protein dan lainnya,” ujarnya.

Diketahui, kandungan ASI terdiri dari air, protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, zat antibodi, dan enzim. Dilihat dari kandungannya yang sarat nutrisi penting, ASI disebut-sebut dapat mengurangi risiko bayi terkena penyakit tertentu, seperti diare, ISPA, pneumonia, asma, obesitas, dan diabetes, termasuk stunting itu sendiri.

Baca Juga: Tak Hanya Joging, Ada Tari Lulo di Kolam Retensi Boulevard Kendari

Sementara itu, Direktur Politeknik Kesehatan Kota Kendari, Teguh Fathurrahman mengungkapkan alasan kenapa pencegahan stunting dapat dilakukan di 1.000 hari pertama kehidupan bayi.

Di mana ia mengatakan bahwa karena di masa 1.000 hari pertama tersebut merupakan fase otak bayi berkembang dengan pesat sebelum menutupnya ubun-ubun.

“Di masa ini lah orang tua diwajibkan memberikan nutrisi terbaik untuk si buah hati, agar perkembangannya tidak terhambat,” ungkapnya. (A-Adv)

Penulis: Fitrah Nugraha

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS