Modal Belajar Otodidak Bahasa Inggris, Siswa SMAN 2 Kendari Wakili Indonesia di Tiga Negara

Erni Yanti

Reporter

Kamis, 14 Agustus 2025  /  8:14 pm

Siswa SMA Negeri 2 Kendari, Abhyakta Fauzan Putra (kiri), didampingi Kepala Sekolah, Nur Aida. Foto: Erni Yanti/Telisik

KENDARI, TELISIK.ID - Bermodal semangat belajar dan terkoneksi internet, Abhyakta Fauzan Putra, siswa SMA Negeri 2 Kendari, membuktikan bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk bersinar di kancah internasional.

Tanpa kursus dan tanpa mentor, ia berhasil menjadi salah satu delegasi Indonesia di ajang beasiswa bergengsi dalam pertukaran budaya International Youth Exchange di Malaysia dan Singapura serta ditunjuk sebagai Brand Ambassador Korean Youth Summit 2026 di Korea.

“Saya belajar semua secara mandiri. Tidak ikut kursus, tidak punya mentor. Hanya pakai HP dan internet, belajar dari YouTube, TikTok, Instagram, dan ngobrol langsung dengan teman-teman luar negeri,” ujar Abhy saat diwawancarai, Kamis (14/8/2025).

Perjalanan Abhy tidak dimulai dengan kemenangan. Ia pernah gagal dalam seleksi beasiswa UWC (United World Colleges), meskipun sudah sampai tahap ketiga.

“Rasanya waktu itu sakit sekali. Tapi saya jadikan evaluasi besar-besaran. Dari penulisan esai, pronunciation, sampai cara komunikasi bahasa Inggris saya perbaiki semua,” ungkapnya.

Baca Juga: Siswa SMA Negeri 2 Kendari Wakili Sulawesi Tenggara dan Raih Emas di Kapolri Cup 6 2025

Dari kegagalan itu, Abhy mulai mencari peluang lain. Ia menemukan program International Youth Exchange, yang memberinya kesempatan untuk berpartisipasi dalam konferensi budaya global secara daring.

Dalam kegiatan tersebut, Abhy terpilih sebagai perwakilan Sulawesi Tenggara dan mendapat penghargaan Best Position Country dari penyelenggara.

Ketertarikan Abhy pada bahasa Inggris sudah tumbuh sejak SD. Berawal dari rasa ingin tahu, ia membiasakan diri membaca konten berbahasa Inggris di media sosial dan mendengarkan percakapan native speaker.

“Bukan sekadar baca buku. Saya mulai cari aplikasi speaking yang bisa hubungkan langsung dengan orang luar. Sekarang saya punya teman dari Filipina, Rusia, Inggris, Malaysia, semua hasil dari belajar mandiri,” jelasnya.

Untuk mempertajam kemampuan speaking, Abhy menjalin komunikasi langsung dengan teman-teman luar negeri.

Meskipun awalnya sempat kesulitan, terutama karena perbedaan aksen dan kemampuan bahasa dari teman-teman seperti dari Jepang, ia tidak menyerah.

Selain belajar akademik dan berlatih bahasa Inggris, Abhy juga seorang atlet. Ia mengatur waktunya secara mandiri agar semua aktivitas bisa berjalan seimbang.

“Saya sekolah dari jam 6 sampai 4 sore, latihan atletik setelahnya, dan mulai belajar bahasa Inggris dari jam 8 malam. Komunikasi dengan teman luar negeri biasanya setelah isya,” tuturnya.

Kedisiplinan menjadi kunci utama keberhasilannya. Ia menghindari distraksi, bahkan membatasi waktu nongkrong dengan teman.

“Saya jadwalkan sendiri kapan bisa nongkrong, selebihnya belajar. Soalnya kalau mau hasil maksimal, ya harus konsisten. Motivasi itu penting, tapi kadang cuma bertahan sebentar. Konsistensi yang bikin hasil,” kata Abhy tegas.

Meskipun tidak mengikuti les atau kursus, Abhy tetap mendapat dukungan dari orang tuanya. Ayahnya kini berwirausaha sebagai penjual bakso setelah berhenti bekerja, sedangkan ibunya seorang PNS di BKKBN.

“Mereka cuma dikasih HP dan wifi, sisanya saya yang cari jalan sendiri. Bahkan awal-awal saya belajar, orang tua belum tahu,” ujarnya.

Sebagai Brand Ambassador Korean Youth Summit 2026, Abhy kini tengah mempersiapkan diri lebih jauh. Ia bertugas mempromosikan kegiatan kepada generasi muda di Indonesia dan memperluas jejaring internasional.

Meski telah mengukir prestasi internasional, Abhy tidak ingin berhenti di sini. Ia terus menetapkan target yang lebih tinggi.

“Saya belum puas. Ingin terus cari tantangan baru, biar bisa sampai ke tempat-tempat yang lebih tinggi,” ucapnya penuh semangat.

Kepada teman-teman sebayanya, Abhy berpesan agar tidak mudah puas dan berani keluar dari zona nyaman.

“Jangan bertahan di lingkungan yang toxik. Jangan habiskan tenaga untuk motivasi awal yang tinggi tapi cepat turun. Bikin grafik perjuanganmu stabil, jangan naik turun,” tegasnya.

Baca Juga: Semangat Guru SLB Kusuma Bangsa, Mendidik Puluhan Difabel Meski Digaji Minim

Ia juga menekankan pentingnya relasi internasional agar bisa belajar budaya bahasa dan dapat membuka kesempatan secara global.

Sementara itu, Kepala SMA Negeri 2 Kendari, Nur Aida, menyatakan kebanggaannya atas pencapaian siswa-siswanya.

Ia menegaskan bahwa pihak sekolah selalu mendukung penuh prestasi anak-anak, baik akademik maupun non-akademik.

“Support dari kami luar biasa. Kami juga sudah melakukan rapat bersama orang tua siswa untuk memberikan dukungan maksimal bagi anak-anak yang memiliki potensi,” ujar Nur Aida.

Ia juga menambahkan bahwa sinergi antara guru, siswa, dan kepala sekolah menjadi hal penting dalam mendorong kemajuan.

“Kami terus berupaya memantapkan kolaborasi di sekolah agar potensi anak-anak bisa benar-benar dikembangkan secara optimal,” tambahnya. (B)

Penulis: Erni Yanti

Editor: Mustaqim

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS