Mr P Berjamur hingga Muncul Bercak Putih, Berikut Gejala dan Fakta Medisnya
Reporter
Jumat, 05 Desember 2025 / 9:26 pm
Munculnya bercak putih dan rasa gatal pada Mr P menjadi tanda awal infeksi jamur yang perlu diwaspadai. Foto: Repro iStockphoto
KENDARI, TELISIK.ID - Munculnya bercak putih dan rasa tidak nyaman pada Mr P kerap diabaikan, padahal kondisi tersebut dapat menjadi tanda infeksi jamur yang membutuhkan perhatian medis.
Infeksi jamur pada Mr P atau penis merupakan kondisi medis yang cukup sering terjadi, meskipun jarang dibicarakan secara terbuka. Banyak pria yang baru menyadari gangguan ini ketika muncul aroma tidak sedap, bercak putih, atau sensasi gatal yang menetap.
Secara medis, infeksi jamur pada penis paling sering disebabkan oleh jamur kandida, yaitu jenis jamur yang sebenarnya hidup normal di tubuh manusia dalam jumlah kecil.
Namun, ketika pertumbuhannya tidak terkendali, kandida dapat memicu infeksi yang menimbulkan berbagai keluhan pada area kelamin pria.
Melansir dari Halodoc, Jumat (5/12/2025), kondisi lembap di sekitar alat kelamin menjadi salah satu faktor utama berkembangnya jamur pada penis.
Baca Juga: Bahaya Hubungan Ranjang Threesome, Ini Risiko Penyakit Kelamin Bisa Menular
Situasi ini dapat terjadi akibat kebersihan yang kurang terjaga, sisa urine yang tidak dibersihkan dengan baik, atau penggunaan pakaian dalam yang terlalu ketat dan sulit menyerap keringat.
Aktivitas seksual yang tidak higienis serta hubungan seksual dengan pasangan yang sedang mengalami infeksi jamur juga dapat meningkatkan risiko penularan.
Oleh karena itu, infeksi jamur pada Mr P tidak hanya berkaitan dengan kebersihan pribadi, tetapi juga dengan pola hidup dan aktivitas seksual.
Pada tahap awal, gejala jamur pada Mr P sering kali ditandai dengan munculnya ruam kemerahan yang disertai bercak putih berkilau di permukaan kulit penis.
Bercak putih ini umumnya dapat terlihat lebih jelas pada area bawah kulup bagi pria yang belum disunat. Selain itu, kulit penis dapat terasa lebih lembap dari biasanya, disertai rasa gatal hingga sensasi terbakar.
Pada sebagian kasus, penderita juga mengeluhkan nyeri ketika buang air kecil atau saat berhubungan seksual, meskipun keluhan ini tidak selalu muncul pada semua orang.
Kemerahan yang disertai rasa gatal dan nyeri pada penis perlu mendapat perhatian lebih karena bisa mengindikasikan kondisi yang sudah cukup serius.
Jika beberapa gejala muncul bersamaan dan berlangsung dalam waktu lama, maka pemeriksaan medis menjadi langkah yang disarankan.
Hal ini penting untuk memastikan apakah keluhan benar-benar disebabkan oleh infeksi jamur atau berkaitan dengan penyakit menular seksual lainnya yang memiliki gejala serupa.
Selain faktor hubungan seksual dan kebersihan, terdapat sejumlah kondisi lain yang dapat meningkatkan risiko terjadinya jamur pada penis.
Pria yang tidak disunat memiliki risiko lebih tinggi karena area di bawah kulup lebih mudah menjadi lembap dan menjadi tempat berkembang biaknya mikroorganisme.
Penggunaan antibiotik dalam jangka waktu lama juga dapat memicu pertumbuhan jamur karena antibiotik dapat mengganggu keseimbangan bakteri baik di tubuh.
Penderita diabetes, obesitas, serta individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah akibat penyakit tertentu atau pengobatan seperti kemoterapi dan HIV juga tergolong lebih rentan.
Untuk mempermudah pemahaman, berikut daftar faktor risiko utama yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya jamur pada Mr P:
- Kebersihan area kelamin yang kurang terjaga setelah buang air kecil atau mandi.
- Kondisi penis yang sering lembap akibat keringat atau pakaian dalam yang tidak menyerap.
- Tidak disunat, sehingga area bawah kulup lebih mudah menjadi tempat berkembangnya jamur.
- Hubungan seksual dengan pasangan yang sedang mengalami infeksi jamur.
- Penggunaan antibiotik jangka panjang tanpa pengawasan medis.
- Penyakit penyerta seperti diabetes, obesitas, atau gangguan sistem imun.
Penanganan jamur pada penis umumnya dilakukan dengan pemberian obat antijamur, baik dalam bentuk salep oles maupun obat minum, sesuai dengan tingkat keparahan infeksi.
Selain pengobatan, menjaga kebersihan penis dengan membilas menggunakan air bersih setiap selesai buang air kecil dan mengeringkannya dengan baik juga menjadi langkah penting dalam proses penyembuhan.
Apabila infeksi jamur pada Mr P tidak segera diobati, kondisi ini dapat berkembang menjadi komplikasi yang lebih serius. Salah satu komplikasi yang dapat terjadi adalah balanitis kronis, yaitu peradangan berkepanjangan pada kepala penis.
Dalam kondisi tertentu, peradangan yang berlangsung terus-menerus dapat menyebabkan penyempitan kulup atau phimosis, serta penyempitan lubang uretra yang dapat mengganggu proses berkemih.
Baca Juga: Viral Rahim Copot Gegerkan Medsos, Begini Penjelasan Medisnya
Dalam kasus yang lebih berat dan jarang, infeksi yang tidak tertangani juga berisiko memicu prostatitis kronis.
Pemeriksaan medis lanjutan biasanya dilakukan apabila infeksi tidak menunjukkan perbaikan meskipun sudah mendapatkan pengobatan.
Dokter dapat melakukan pemeriksaan swab dengan mengambil sampel dari permukaan kepala penis atau area bawah kulup untuk memastikan jenis jamur atau mikroorganisme penyebab infeksi.
Sampel tersebut kemudian diperiksa di laboratorium. Pada kondisi tertentu, pemeriksaan lanjutan seperti biopsi juga dapat dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit lain.
Upaya pencegahan tetap menjadi langkah paling efektif untuk menghindari jamur pada Mr P. Menjaga kebersihan organ intim secara rutin, mengeringkan area kelamin setelah terkena air, menggunakan pakaian dalam yang bersih dan menyerap keringat, serta menerapkan perilaku seksual yang sehat merupakan langkah dasar yang dapat dilakukan setiap pria.
Dengan perhatian terhadap kebersihan dan kesadaran untuk segera memeriksakan diri saat muncul keluhan, risiko terjadinya infeksi jamur pada penis dapat diminimalkan sejak dini. (C)
Penulis: Ahmad Jaelani
Editor: Mustaqim
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS