Nasya Anawulanggu Asal Sulawesi Tenggara Torehkan Juara 2 di Panggung Wastra Indonesia
Reporter
Minggu, 20 Juli 2025 / 2:33 pm
Nasya Anawalanggu raih Juara 2 di ajang Wastara Indonesia. Foto: Istimewa.
KENDARI, TELISIK.ID - Seperti benang emas yang dirajut perlahan dalam selembar kain tenun, perjalanan Nasya Anawulanggu menuju pentas nasional adalah kisah tentang ketekunan, bakat, dan kebanggaan akan jati diri.
6 Juli 2015, Minggu malam yang hangat di Hotel Oasis Amir, Jakarta Pusat, menjadi saksi lahirnya bintang muda dari timur Indonesia. Di tengah gemerlap sorotan dan denting musik pengiring, Nasya, siswa kelas XII SMA Negeri 1 Kendari, melenggang percaya diri di atas panggung Pesona Wastra Indonesia 2025.
Ia tak hanya membawa nama Sulawesi Tenggara, tetapi juga cerita tentang perempuan muda yang menaklukkan batas usia dalam kategori dewasa. Hasilnya: Juara dua tingkat nasional.
Ajang ini bukan sekadar lomba peragaan busana. Ini adalah panggung untuk merayakan warisan budaya melalui wastra, kain tradisional Indonesia, yang ditata dan ditampilkan dengan napas kekinian. Digelar oleh Kementerian Ekonomi Kreatif RI bersama CV.
Baca Juga: Update Jadwal KM Tilongkabila Juli 2025 Via Makassar-Labuan Bajo
Kharisma Production, acara ini mempertemukan puluhan perwakilan provinsi dalam kompetisi ketat yang menilai peserta dari foto shoot, catwalk, penampilan bakat, hingga unjuk ekspresi di malam grand final.
Nasya bukan nama asing di dunia modeling lokal. Ia melenggang sebagai model profesional di panggung WASTRA Bank Indonesia dalam event Maimo Cinta Rupiah, jalur prestasinya menuju seleksi provinsi. Namun, tantangan di Jakarta jauh lebih kompleks. Di panggung nasional, ia tampil mewakili Sulawesi Tenggara dengan persiapan yang tak main-main.
Pada malam bakat, Nasya tampil menawan membawakan tarian khas Tolaki, lengkap dengan baju adat sukunya. Luwes tapi penuh wibawa, setiap hentakan kakinya seolah menyuarakan semangat tanah leluhur.
“Ini bukan sekadar lomba. Ini cara saya menyampaikan siapa saya dan dari mana saya berasal,”ucap Nasya, Minggu (20/7/2025).
Di balik pencapaiannya, ada ruang latihan dan kerja keras yang tak terlihat. Are Academy, lembaga pelatihan yang mengasahnya sebelum berangkat ke ibu kota, membekalinya dengan pelatihan catwalk, pose, ekspresi wajah, public speaking, hingga eksplorasi bakat.
Baca Juga: Wali Kota Kendari Minta Warga Tak Boros Konsumsi Nasi, Kembali Salurkan CBP ke 947 KPM di Baruga
“Kami tidak hanya melatih tubuh mereka untuk panggung, tapi juga hati dan pikiran mereka untuk memahami makna dari apa yang mereka bawa,” ujar Direktur Are Academy dan Regional Director Pesona Wastra Indonesia Sultra, Rayyan Haris.
Kemenangan ini, bagi Nasya, bukan titik akhir. Ia menyebutnya sebagai langkah awal untuk memperluas ruang bagi generasi muda di Sulawesi Tenggara, terutama perempuan, untuk percaya bahwa identitas budaya dan mimpi bisa berjalan seiring.
“Saya ingin adik-adik saya tahu bahwa kampung halaman bukan batas, tapi pijakan untuk terbang,” tutup Nasya.
Sehelai wastra memang tak pernah sekadar kain. Ia adalah warisan, pesan, dan juga medan perjuangan. Dan di tangan Nasya Anawulanggu, wastra itu kembali bersuara. Dengan gaya, dengan keberanian, dan dengan harapan baru dari timur negeri. (B)
Penulis: Erni Yanti
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS