Pemerintah Cina Beri Cuti 30 Hari bagi Pasangan Baru Menikah Demi Atasi Resesi Seks
reporter
Jumat, 24 Februari 2023 / 10:11 pm
SHANGHAI, TELISIK.ID - Meski menjadi salah satu negara dengan jumlah penduduk yang banyak, rupanya Cina masuk dalam daftar negara yang terancam resesi seks.
Dilansir dari Cnnindonesia.com, sejumlah provinsi di Cina memberikan pasangan suami istri yang baru menikah cuti selama 30 hari demi bisa bereproduksi dan akhirnya meningkatkan angka kelahiran di negara itu.
Hal ini dilakukan lantaran jumlah populasi dan angka kelahiran Cina terus merosot yang salah satu faktornya disebabkan oleh fenomena resesi seks. Istilah resesi seks mengacu pada penurunan gairah seseorang untuk berhubungan seks, memiliki anak, dan menikah yang disebabkan banyak berbagai faktor.
Baca Juga: Peneliti Ini Temukan Nyamuk Kebal Racun Insektisida
Berdasarkan aturan, pemerintah pusat Cina hanya memberi tiga hari libur bagi pasangan yang baru menikah. Namun, sejumlah provinsi menerapkan aturan yang lebih mendukung pasangan suami istri agar leluasa untuk bereproduksi.
Beberapa provinsi yang memberlakukan kebijakan cuti bulan madu ini di antaranya Provinsi Gansu dan Shanxi.
"Memperpanjang cuti pernikahan merupakan salah satu cara yang efektif untuk meningkatkan angka kelahiran," kata Dekan Institut Riset Keuangan dan Ekonomi Universitas Barat Laut Cina, Yang Haiyang, seperti dikutip Reuters pada Rabu (22/2/2023).
Menurut data pemerintah, populasi Cina terus anjlok. Sebanyak empat provinsi di Cina mengalami penurunan populasi untuk pertama kali dalam enam puluh tahun terakhir. Sembilan provinsi di Cina merilis data demografi 2022.
Sebanyak empat provinsi di antaranya mengalami penurunan populasi. Angka kematian di Provinsi Henan mengalahkan angka kelahiran sejak 1961 ketika provinsi tersebut mengalami penurunan populasi.
Terdapat 8.000 kematian pada 2022 di Henan dengan angka kelahiran yang lebih sedikit sehingga mengalami penurunan populasi. Faktor yang menyebabkan populasi turun antara lain semakin berkurangnya jumlah perempuan usia produktif untuk melahirkan anak, perubahan keyakinan, penundaan pernikahan dan melahirkan, arus keluar orang-orang (di Henan) mengakibatkan penurunan populasi yang berlanjut, ditambah angka kematian yang meningkat.
Dikutip dari Asumsi.com, otoritas Cina melaporkan di tahun 2022, populasi penduduk negara tersebut turun untuk pertama kalinya dalam enam dekade, Data ini, memprediksi bahwa penurunan pada jumlah penduduk di Cina akan berlangsung lama.
Baca Juga: Jepang Tawarkan Wisata Luar Angkasa Sensasi Berada di Atas Bumi
Pada tahun lalu pula, data pemerintah Cina mencatat angka kelahiran terendah yang pernah dicatat, yaitu 6,77 kelahiran per 1.000 orang. Pemicu terbesar penurunan populasi China ialah adanya kebijakan memiliki satu anak yang diberlakukan sejak 1980, hingga 2015.
“Biaya pendidikan yang melonjak pesat juga mendorong warga Cina untuk tidak memiliki lebih dari satu anak, atau bahkan tidak memilikinya sama sekali,” demikian disampaikan otoritas setempat. (C)
Penulis: Adinda Septia Putri
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS