Peringati Hari Guru, Bupati Kolut Beri Penghargaan Sekolah Penggerak dan Siswa Berprestasi
Reporter Kolaka Utara
Sabtu, 27 November 2021 / 10:30 am
KOLAKA UTARA, TELISIK.ID - Bupati Kolaka Utara (Kolut) Drs. H. Nur Rahman Umar, MH memberikan penghargaan kepada para Kepala Sekolah Penggerak dan siswa-siswi berprestasi secara nasional di website Pena Anak Indonesia.
Penghargaan tersebut diserahkan langsung Bupati Kolut usai upacara peringatan Hari Guru Nasional (HGN) dan Hari Ulang Tahun (HUT) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) ke-76 tahun di Lapangan Sepak Bola Kelurahan Mala-Mala, Kecamatan Kodeoha, Kamis (25/11/2021).
Didampingi Ketua PGRI Kolut, H. Muh. Idrus, S.Sos.,M.Si, pasangan H. Abbas, SE ini juga melakukan launching Pena Anak Indonesia yang ditandai dengan pengguntingan pita.
Selain itu, Politisi Partai Demokrat ini membacakan teks pidato Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) pada saat upacara HGN.
"Tahun lalu adalah tahun yang penuh ujian, Kita semua tersandung dengan adanya pandemi COVID-19. Guru dari Sabang sampai Merauke terpukul secara ekonomi, terpukul secara kesehatan dan terpukul secara batin," ungkap Nur Rahman mengutip pernyataan Mendikbudristek.
Guru mau tidak mau mendatangi rumah-rumah pelajar, lanjut Bupati, untuk memastikan mereka tidak ketinggalan pelajaran. Guru mau tidak mau mempelajari teknologi yang belum pernah mereka kenal.
Guru mau tidak mau menyederhanakan kurikulum untuk memastikan murid mereka tidak belajar dalam tekanan. Guru di seluruh Indonesia menangis melihat murid mereka semakin hari semakin bosan, kesepian, dan kehilangan disiplin.
Baca Juga: Peringati HGN, Guru di Muna Ramai-Ramai Perbaiki Jalan Rusak
"Tidak hanya tekanan psikologis karena Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), banyak guru mengalami tekanan ekonomi untuk memperjuangkan keluarga mereka agar bisa makan," katanya.
Menurut Ketua DPD Muhammadiyah Kolut ini, bagi Kemendikbudristek, sangat wajar jika dalam situasi ini banyak guru yang terdemotivasi.
"Tapi ternyata ada fenomena yang tidak terkira. Saat saya menginap di rumah guru honorer di Lombok Tengah, saat saya menginap di rumah Guru Penggerak di Yogyakarta, saat menginap bersama santri di pesantren di Jawa Timur, saya sama sekali tidak pernah mendengar kata putus asa," terangnya.
Saat sarapan dengan mereka, kata Kemendikbudristek, "Saya mendengar terobosan-terbosan yang mereka inginkan di sekolah mereka,' ungkapnya.
Wajah mereka terlihat semangat membahas platform teknologi yang cocok dan tidak cocok untuk mereka. Dengan percaya diri, mereka memuji dan mengkritik kebijakan dengan hati nurani mereka.
"Di situlah saya baru menyadari bahwa pandemi ini tidak memadamkan semangat para guru, tetapi justru menyalakan obor perubahan. Guru-guru se-Indonesia menginginkan perubahan," tukasnya.
Menurut Kemendikbudristek, lanjutnya, guru se-Indonesia menginginkan kesempatan yang adil untuk mencapai kesejahteraan yang manusiawi. Guru se-Indonesia menginginkan akses terhadap teknologi dan pelatihan yang relevan dan praktis.
Guru se-Indonesia menginginkan kurikulum yang sederhana dan bisa mengakomodasi kemampuan dan bakat setiap murid yang berbeda-beda.
"Guru se-Indonesia menginginkan pemimpin-pemimpin sekolah mereka untuk berpihak kepada murid, bukan pada birokrasi. Guru se-Indonesia ingin kemerdekaan untuk berinovasi tanpa dijajah oleh keseragaman," bebernya.
Kata Kemendikbudristek, terang Nur Rahman, sejak pertama kali dicetuskan, sekarang Merdeka Belajar sudah berubah dari sebuah kebijakan menjadi suatu gerakan.
"Contohnya, penyederhanaan kurikulum sebagai salah satu kebijakan Merdeka Belajar berhasil melahirkan ribuan inovasi pembelajaran," imbuhnya.
Gerakan ini, tuturnya, tidak bisa dibendung atau diputarbalikkan, karena gerakan ini hidup dalam setiap insan guru yang punya keberanian untuk melangkah ke depan menuju satu tujuan utama, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
"Karena itulah, saya tidak akan menyerah untuk memperjuangkan Merdeka Belajar, demi kehidupan dan masa depan guru se-Inodonesia yang lebih baik. Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua guru se-Nusantara atas pengorbanan dan ketangguhannya. Merdeka Belajar ini sekarang milik kita," ucap Bupati Kolut menyampaikan pesan Kemendikbudristek.
Sebagai informasi, Sekolah Penggerak menerima penghargaan dari Pemerintah Daerah Kolaka Utara untuk jenjang pendidikan TK, SD, dan SMP adalah:
Jenjang Taman Kanak-kanak (TK)
1. TK. Kuncup Mekar Lasusua
2. TK. Nurul Hidayah Samaturu
3. TK. Islam Terpadu Wihdatul Ummah
Baca Juga: Peringati Hari Guru, Bupati Butur Bacakan Pidato Mendikbudristek
Jenjang Sekolah Dasar
1. SDN.3. Lambai
2. SDN.5 Kodeoha
3. SDN.8 Kodeoha
Jenjang Sekolah Menengah Pertama
1. SMPN 4 Kolaka Utara
2. SMPN 5 Kolaka Utara
3. SMPN Satap 3 Kolaka Utara
Sementara siswa-siswi berprestasi secara Nasional pada Website Pena Anak Indonesia yang menerima penghargaan adalah:
1. Besse Zaskia Utama (SMPN Satap 10 Kolaka Utara)
2. Sinar (SMAN 1 Kolaka Utara)
3. Jusnia Paseba (SMA Swasta H. Agus Salim Kolaka Utara)
4. Ulfa Mega Puspita (SMA Swasta H. Agus Salim Kolaka Utara)
5. Muhammad Irwan Ali (SMA Swasta H. Agus Salim Kolaka Utara). (C-Adv)
Reporter: Muh. Risal H
Editor: Haerani Hambali