Pulau Tomia Wakatobi Krisis Listrik Berujung Krisis Air
Penulis
Jumat, 04 November 2022 / 10:16 am
WAKATOBI, TELISIK.ID - Warga Pulau Tomia, Wakatobi, Sulawesi Tenggara, sepekan ini, disulitkan dengan padam listrik. Krisis listrik pun memicu krisis air.
Listrik yang menjadi urat nadi perekonomian, kini terganggu, sehingga berakibat fatal terhadap berbagai sendi usaha warga dua kecamatan di Pulau Tomia.
Beberapa pengusaha mebel, alias tukang kayu, yang tak punya mesin genarator pribadi, harus istirahat total, karena skap elektrik tak bisa berfungsi tanpa aliran listrik.
Padam listrik ini, diperparah dengan macetnya pasokan air minum dari PAM Te'e Luo. Dimana masyarakat Kecamatan Tomia Timur pada umumnya menggantungkan kebutuhan airnya pada PAM Te'e Luo.
Mesin air yang tadinya bergantung pada energi listrik dari PLN, harus menggunakan mesin generatornya sendiri, yang sering juga mengalami gangguan.
Nyaris seluruh lapisan masyarakat di beberapa desa dan kelurahan di Kecamatan Tomia Timur, yang bergantung pada PAM Te'e Luo, mengeluh akibat kehabisan stok air di rumahnya masing-masing.
Baca Juga: Pengeboman Ikan Merajalela di Perairan Wakatobi, Pemerintah Jangan Cuek
"Jika listrik mati, itu tidak seberapa. Tapi, kalau air yang mati, lama-lama kita juga ikut mati," celetuk seorang warga Desa Timu, Halima.
Tutur Halima, akibat kesulitan air untuk minum, mandi dan mencuci, akhirnya warga ramai-ramai turun ke laut. Mereka mencuci, mandi dan bahkan mengambil air minum pada air payau di pesisir tebing pantai.
"Jangan ditanya lagi bagaimana kesulitan para pelaku UMKM yang bisnisnya bergantung pada air. Misalnya pengusaha depot air minum. Para pengusaha ini terpaksa harus tutup untuk sementara waktu," lanjut Halima.
Para jibu-jibu alias penjual ikan, kesulitan mendapatkan ikan segar. Karena ikan segar bergantung pada es batu. Es batu bergantung pada listrik.
Fakta pilu lain, para buruh pekerja bangunan berhenti untuk sementara waktu, karena kesulitan air untuk mencampur bahan semen, batu dan pasir.
Pihak PLN menjelaskan, padam listrik ini dimulai 26 Oktober 2022 akibat gangguan pada salah satu mesin terbesar di unit PLN Kantor Pelayanan Tomia yang memiliki kapasitas 1,3 MW. Sudah dicoba perbaiki tetapi kembali mengalami gangguan berupa generator terbakar.
"Mesin kami yaitu Catterpillar berkapasitas 800 KW yang operasi selama mesin Mitsubishi gangguan juga mengalami gangguan, dan saat ini masih menunggu material. Sehingga kami mengalami black out atau padam total sampai saat ini," terang Manager Unit Pelayanan Pelanggan Wangiwangi, Angriawan.
Hingga berita ini tayang, 10 hari kesulitan listrik se-Pulau Tomia serta krisis air di beberapa desa dan kelurahan di Kecamatan Tomia Timur, masih terus berlanjut. (B)
Penulis: Ima Lawaru
Editor: M Nasir Idris