Rapid Tes Massal Klaster Indogrosir
Reporter Yogyakarta
Kamis, 14 Mei 2020 / 10:54 am
YOGYAKARTA, TELISIK.ID - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, menggelar Rapid Diagnostic Test (RDT) massal tahap pertama mulai Selasa (12/5/2020) hingga Kamis (15/5/2020).
Setiap harinya, dijadwalkan 500 orang peserta terdaftar yang mengikuti RDT. Usai proses verifikasi, hari pertama sejumlah 461 peserta mengikuti rapid test massal gratis ini.
Masyarakat pun mengakui terbantu dengan RDT massal gratis yang digelar oleh Pemkab Sleman ini.
H, wanita berusia 29 tahun asal Sleman, mengatakan, RDT massal gratis ini menandakan cepatnya respon pemerintah terhadap kasus konfirmasi positif salah satu karyawan di swalayan besar Sleman pada 25 April 2020 lalu.
Baca juga: Ciri Orang yang Mendapatkan Lailatul Qadar
Dengan adanya RDT ini dia ingin mengetahui apakah menjadi salah satu ODP, PDP, OTG, apalagi positif.
"Sehingga jika terjadi hal-hal tersebut dapat diketahui follow-upnya dan tidak menyebar kemana-mana," ungkapnya Rabu (13/5/2020) usai mengikuti RDT hari kedua.
H mengakui, dirinya melakukan RDT ini meski merasa dirinya tidak bergejala.
Senada, S seorang pedagang yang secara rutin berbelanja produk dagangannya di Indogrosir, berniat mengikuti prosedur yang diterapkan pemerintah usai pengumuman kasus positif tersebut.
"Karena sudah ada fasilitas dari pemerintah kita gunakan saja," ujarnya.
Baca juga: Muhammadiyah Ormas Terdepan dalam Kondisi Darurat COVID-19
Sementara itu, dr Novita Krisnaeni, MPH, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Sleman, pada RDT hari kedua pihaknya mengapresiasi masyarakat yang telah kooperatif selama prosedur tes berlangsung.
Dari proses administrasi hingga pengambilan darah dibutuhkan waktu 10 menit. Dan seluruh peserta pun terpantau aman serta terkendali.
"Lansia dan ibu hamil kita dahulukan," ungkap Novita, Kamis (14/5/2020). Dia menambahkan, hasil dari tes dapat langsung diketahui 15 menit usai prosedur.
Masyarakat yang diketahui reaktif akan segera mendapat tindak lanjut dari paramedis. Setelah data diolah, daftar peserta yang nonreaktif dikembalikan ke Kominfo untuk disampaikan pada peserta secara daring melalui laman rdt.slemankab.go.id.
Baca juga: Ustadz Abdul Somad Berbagi Tips Cara Itikaf di Rumah
Namun, untuk yang reaktif diberikan ke Tim Gerak Cepat Dinas Kesehatan Sleman. "Nah, TGC ini bersama Puskesmas yang akan menginformasikan pada pasien nanti akan dijemput dan didaftarkan untuk tes swab di rumah sakit," imbuh Novi.
Apabila tes swab sudah siap, menurut Novi, pasien dapat langsung dites. Namun apabila rumah sakit penuh, maka para pasien akan ditempatkan di Asrama Haji sebagai sarana karantina.
Pasien reaktif setidaknya akan ikut tes swab 3 kali. Jadi, di rumah sakit selama 4 sampai 5 hari, lalu pasien dengan tes swab hasil negatif bisa kembali ke rumah untuk isolasi mandiri. Sementara, pasien dengan hasil positif lanjut isolasi rumah sakit hingga hasil tes 2 kali negatif.
Reporter: Affan Safani Adham
Editor: Rani