Sandi Uno: Bisnis Bidang Syariah Jadi Solusi Krisis
Reporter Jakarta
Selasa, 21 Juli 2020 / 12:57 pm
JAKARTA, TELISIK.ID - Pandemi COVID-19 yang mewabah di seluruh dunia telah mengakibatkan terjadinya krisis, termasuk Indonesia. Tidak hanya krisis kesehatan, namun juga krisis ekonomi.
Pengusaha yang juga pendiri OK OCE Sandiaga Salahuddin Uno, menilai bisnis di bidang syariah akan menjadi solusi dari adanya krisis saat ini, terutama keuangan berbasis syariah.
“Saya melihat bisnis (keuangan) syariah akan berkembang secara signifikan pasca pandemi ini,” kata Sandi lewat pesan tertulisnya yang diterima Telisik.id di Jakarta, Selasa (21/7/2020).
Menurut Sandi, keuangan yang berbasis syariah sangat menjunjung nilai keadilan karena mampu memberikan keleluasaan serta kelonggaran kepada para usahawannya atau masyarakat yang benar-benar membutuhkan. Tidak seperti bank-bank kredit dan pinjaman online yang menjamur saat ini dengan bunga yang tinggi. Hal itu justru yang akan mempersulit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) berkembang.
“Ternyata ada opsi tanpa riba yang syari yang sesuai perintah Allah. Oleh karena itu, mari kita dorong satu terobosan, Bank Infaq atau bank syariah lainnya. Karena ternyata sistem berbasis liberal dan kapitalis gagal dalam mengantisipasi krisis ekonomi yang dipicu COVID-19 ini,” pungkas Sandi.
Baca juga: Sebelum Beli, Intip Dulu Spesifikasi dan Harga Sepeda Lipat Terbaru 2020
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini menegaskan bahwa untuk mengatasi krisis yang terjadi saat ini, harus ditumbuhkan wirausahawan atau pelaku usaha UMKM. Salah satunya dengan memberi kemudahan perizinan. Bukan saja usaha-usaha besar.
Terlebih lagi, berdasarkan data, sekitar 97 persen lapangan kerja diciptakan UMKM dan 60 persen dari ekonomi nasional adalah kontribusi dari UMKM.
“Kalau kita ingin memajukan ekonomi, kita harus memberikan keberpihakan, kemudahan perizinan pada UMKM,” kata Sandi.
Mantan Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) ini menyebutkan, dengan adanya ekonomi syariah, akan memberikan keleluasaan atau kelonggaran kepada para usahawan yang sedang membutuhkan, terutama soal permodalan tanpa riba atau bunga.
“Sisi kemanusiaan justru muncul di tengah-tengah krisis. Yang punya kelebihan membantu yang kekurangan, yang berkecukupan membantu yang perlu bantuan. Lembaga Keuangan Syariah ini jadi fasilitatornya di masa pandemi COVID-19,” ujar Sandi.
Selanjutnya, penggagas Rumah Siap Kerja tersebut mendorong agar UMKM terus melakukan inovasi berbasis riset dalam mengembangkan usaha. Dia mencontohkan, Indonesia memiliki sumber daya alam yang luar biasa kaya di antaranya memiliki 10 persen dari tumbuhan bunga dan kembang di dunia. Bunga ini ternyata memiliki kemampuan untuk dikonversi menjadi obat-obatan berbasis jamu atau obat tradisional.
Baca juga: CEO Investor Muda Sarankan Pemulihan Ekonomi Pakai Bisnis Digital
“Salah satunya adalah Meniran. Meniran ini adalah khas Indonesia bisa ditemukan 1.000 meter di atas permukaan laut dan ini bisa dipakai untuk meningkatkan imunitas kita. Ini harus kita kembangkan ke depan. Kami ingin melihat adanya adopsi dari ide-ide yang mengangkat kearifan lokal sehingga kita bisa memanfaatkan sumber daya yang kita miliki,” jelas Sandi.
Setelah melakukan inovasi, Sandi mendorong agar pelaku UMKM memanfaatkan teknologi digital. Dia mengatakan lebih dari 150 juta rakyat Indonesia saat ini masuk dalam ekosistem digital. Namun, patut disayangkan barang-barang dari toko online malah dikuasai barang impor dari Tiongkok.
“Memang kita belum menjadi tuan rumah di negeri sendiri, mari kita isi e-commerce kita dengan produk-produk kita. Kalau kita bisa buat sendiri ngapain kita impor,” tukasnya.
Sandi pun meminta masyarakat Indonesia terutama generasi muda untuk menjadikan pademi ini sebagai peluang bukan dilihat sebagai musibah. Mereka-mereka yang menjadi korban PHK harus memanfaatkan krisis ini sebagai momentum untuk memulai usaha atau menciptakan lapangan kerja.
“Kami juga dulu UMKM di bidang keuangan akhirnya naik kelas setelah 20 tahun berinvestasi aktif se-Asia Tenggara dengan total karyawan sekitar 30 ribu. Itu juga diakibatkan krisis dan ternyata kalau kita bisa menangkap makna dan hikmah dari pandemik ini Insya Allah saya yakin mengubah masa depan kita,” harap Sandi.
Reporter: Rahmat Tunny
Editor: Haerani Hambali