Selain Busel, Warga Mataram Juga Diguncang Gempa Bermagnitudo 6,9

Marwan Azis

Reporter Jakarta

Jumat, 21 Agustus 2020  /  7:56 pm

Gempa yang terjadi di sekitar Laut Banda juga terasa di Kota Mataram. Foto: BMKG

MATARAM, TELISIK.ID - Warga Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) kembali merasakan gempa dengan magnitudo 6,9 yang terjadi di sekitra Laut Banda pagi tadi Jumat (21/8/2020), pukul 11.09 WIB.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram, NTB, melaporkan warganya merasakan getaran lemah saat gempa magnitudo 6,9 terjadi.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati melaporkan, warga setempat merasakan gempa selama 1 hingga 2 detik.

"BPBD Kota Mataram mencatat sejauh ini tidak ada laporan terkait dampak dari gempa," ujarnya (21/8/2020).

Sementara Kepala Bidang Darurat dan Logistik BPBD Kota Mataram, Andi mengatakan, pihaknya terus melakukan koordinasi dengan pihak kecamatan, perangkat desa dan instansi lainnya.

Sedangkan BPBD Kabupaten Sumbawa di NTB menerangkan, warga merasakan getaran lemah dan tidak panik saat gempa terjadi.

BPBD Kabupaten juga mencatat tidak ada laporan dampak dari kecamatan dan desa.

Sementara itu, BPBD Kabupaten Flores Timur, Lenny menginformasikan, pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak kecamatan, perangkat desa dan instansi lainnya.

Baca juga: Lempeng Laut Banda Bergeser, Gempabumi Goyang Buton Selatan

"Sejauh ini tidak ada laporan dampak dari mereka. Warga Larantuka, Flores Timur, NTT tidak merasakan getaran saat gempa terjadi," ungkapnya.

BMKG merilis, parameter gempa bumi pada Jumat (21/8/2020), pukul 11.09 WIB, di wilayah Laut Banda. Gempa tektonik dengan magnitudo magnitudo 6,9 berlokasi di laut pada jarak 165 Kilometer tenggara Buton Selatan (Busel) Sulawesi Tenggara (Sultra) pada kedalaman 586 kilometer.

BMKG menginformasikan, berdasarkan hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.

BMKG menganalisis berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi tersebut disebabkan adanya deformasi atau penyesaran pada lempeng yang tersubduksi di bawah Laut Banda.

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan turun (Normal Fault)," ujar Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono.

Ia menambahkan hingga pukul 11.50 WIB, terjadi satu aktivitas gempa susulan. Gempa susulan atau Aftershock tersebut berkekuatan magnitudo 5,0.

BMKG menganalisis bahwa guncangan gempa bumi ini dirasakan di daerah Waingapu dan Wakatobi III-IV MMI, Mataram, Sumbawa Besar III MMI, Kota Bima, Ende, Ruteng, Kairatu, Banda II-III MMI, Tambolaka, Kendari, Kupang, Ternate dan Alor II MMI.

Reporter: Marwan Azis

Editor: Kardin