Stok Beras di Kolaka Bertambah, Warga Sukses Panen Padi di Tengah Wabah Corona
Reporter
Selasa, 14 April 2020 / 10:07 pm
KOLAKA, TELISIK.ID - Sejumlah desa dan kelurahan di Kecamatan Samaturu Kabupaten Kolaka, tetap melaksanakan panen padi jenis Impari 8 dan Impari 32 meski di tengah wabah COVID-19. Hasilnya, warga bisa memanen 5-6 ton gabah kering setiap hektarenya.
Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Dinas Tanaman Pangan dan Hotikultura Kabupaten Kolaka Popalayah S.Pt M.Sc menjelaskan jika panen padi pertama di tahun 2020 ini dilakukan tidak serentak. Sebab, jenis bibit yang digunakan antar desa dan kelurahan berbeda, namun dalam satu hamparan tetap menggunakan bibit yang sama.
“Seperti saat ini, di Kelurahan Tonganapo Kecamatan Samaturu menggunakan jenis bibit padi Impari 8 dan Impari 32, yang di tanam di dua hamparan berbeda dengan luas lahan persawahan 216,6 hektare sedangkan total luas sawah untuk Kecamatan Samaturu sebanyak 1.733 hektare dari 17 desa dan 2 kelurahan,” katanya.
Lanjuut Popalayah, untuk pemanenan padi dilakukan dengan menggunakan alat pertanian berupa Combine Harvester yang merupakan bantuan dari Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Kolaka. Penggunaan alat ini diharapkan dapat menekan kehilangan hasil panen.
Demi menjamin pemenuhan ketersediaan stok pangan dan hasil panen yang stabil para buruh potong padi bersama pemilik sawah tetap semangat meski di tengah merebaknya wabah COVID-19.
“Kami sangat bangga kepada petani yang mampu mempertahankan jumlah produksi padi yakni sekitar 5 hingga 6 ton per hektarenya dengan harga jual gabah kering panen berkisar Rp 4.300 sampai Rp 4.500 per Kilogramnya,” ungkap Popalaya.
Untuk diketahui, penyuluh pertanian lapangan dan para petani tetap mengikuti anjuran pemerintah dalam melawan virus Corona, seperti selalu mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak satu sama lain.
Ketua Kelompok Tani Harapan Makmur Satu Kelurahan Tonganapo, Kecamatan Samaturu, Kolaka Haeruddin mengatakan bahwa, anggota kelompoknya agak kesulitan menjalankan instruksi pemerintah untuk tidak keluar rumah.
“Saya dengan petani lain harus mencari nafkah demi pemenuhan kebutuhan hidup keluarga, namun kami tetap mengikuti langkah-langkah dan anjuran tetap hidup sehat dan menjaga jarak fisik,” ungkapnya.
Sumarlin