Tradisi Mobasa-basa Jelang 1 Ramadan Oleh Suku Tolaki

Muhammad Israjab

Reporter

Kamis, 23 April 2020  /  2:09 pm

Tradisi mobasa-basa jelang 1 Ramadhan oleh Suku Tolaki. Foto: Steemit

KENDARI, TELISIK.ID - Tradisi Mobasa-basa bagi Suku Tolaki tak asing lagi ketika menjelang 1 Ramadan. Ini merupakan bagian rasa syukur sebagai bentuk penghambaan kepada sang pencipta.

Di dalam tradisi mobasa-basa ini berbagai untaian doa mengucap syukur, sebab kembali dipertemukan dengan bulan Ramadan.

Dimana bulan Ramadan merupakan bulan ampunan bagi orang-orang yang mengharapkan ampunan dari Allah Subhana Wata'ala.

Sehingga setiap ibadah yang akan dikerjakan pada bulan Ramadan akan dilipat gandakan pahalanya oleh Allah.

Mobasa-basa juga merupakan bagian ritual mengirim doa untuk beberapa tujuan baik untuk arwah para leluhur, syukuran, tolak bala, ataupun menyambut hari-hari besar Islam.

Baca juga: Sambut Ramadan Lazismu Sultra Bagi Sembako

Tradisi mengirim doa ini selalu diiringi dengan sajian makanan dan bakar dupa.

Di zaman dahulu, kedatangan Islam di tanah Tolaki menyebabkan tradisi mobasa-basa mengalami transformasi, dimana mantra-mantra dalam tutur lokal diganti dengan ayat-ayat suci Al Qur'an.

Penulis sendiri merasakan betul tradisi ini, ketika dalam keluarga ini tak pernah bisa untuk dilewatkan, sebab selain tradisi kegiatan mobasa-basa ini juga merupakan turun temurun telah dipraktekan.

Bukan hanya sekedar tradisi, mobasa-basa ini juga memiliki makna saling mengeratkan silaturahmi, serta berbagai kebahagiaan dengan sesama.

Tidak hanya orang Tolaki, suku lain di Sulawesi Tenggara seperti Buton dan Muna, juga melaksanakan ritual ini yang disebut dengan Haroa.

Tradisi serupa juga dapat dijumpai pada masyarakat Bone, yang dikenal dengan Mappadekko.

Reporter: Muhammad Israjab

Editor: Rani