Upaya Kota Kendari Percepat Penanganan Stunting Berbasis Keluarga
Reporter
Jumat, 13 September 2024 / 6:49 pm
KENDARI, TELISIK.ID — Penanganan kasus stunting di Kota Kendari terus menjadi perhatian utama bagi seluruh jajaran Pemerintah Kota Kendari.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Kendari, Dr. Ridwansyah Taridala, menegaskan bahwa keluarga memiliki peran kunci dalam mencegah dan menangani stunting, yang merupakan masalah serius bagi masa depan generasi muda.
"Penanganan stunting harus dimulai dari lingkungan terdekat anak, yaitu keluarga. Meskipun praktiknya tidak mudah, peran keluarga sangat penting dalam menciptakan suasana yang nyaman dan sehat bagi tumbuh kembang anak," ujar Ridwansyah di Kendari.
Menurut Ridwansyah, keluarga harus mampu menyediakan rumah yang layak huni, bersih, dan bebas dari kesan kumuh, karena lingkungan yang sehat sangat berpengaruh pada kesehatan anak.
Selain itu, kemiskinan juga disebut sebagai salah satu faktor utama penyebab stunting. Ketidakharmonisan dalam keluarga juga bisa berdampak negatif terhadap perhatian orang tua terhadap anak, yang akhirnya memperburuk kondisi stunting.
"Anak-anak yang tidak mendapatkan perhatian atau komunikasi yang baik dari orang tua sering kali terabaikan. Hal ini bisa mengarah pada masalah sosial, termasuk kehamilan usia dini, yang pada akhirnya berisiko melahirkan bayi stunting karena secara psikologis ibu belum siap," lanjutnya.
Ridwansyah menegaskan, apabila angka stunting terus meningkat, bonus demografi yang diharapkan justru tidak akan bisa dimanfaatkan secara optimal.
Oleh karena itu, pemerintah terus melakukan percepatan penanganan stunting dengan beragam upaya, mulai dari pemberian nutrisi hingga terapi untuk anak-anak yang berisiko terkena stunting.
"Melalui gerakan orang tua asuh stunting, kami mendatangi langsung keluarga yang berisiko. Ini akan dilakukan di seluruh kecamatan. Kami berharap, anak-anak yang berisiko bisa dicegah agar tidak mengalami stunting. Bagi yang sudah terdiagnosis stunting, kami akan memberikan perlakuan khusus agar perkembangan otaknya tetap terjaga," jelas Ridwansyah.
Ia juga menyebutkan bahwa seluruh Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Kendari terus bekerja keras dalam memonitor dan mengevaluasi berbagai kegiatan terkait stunting dengan transparansi dan akuntabilitas yang tinggi.
"Kita perlu memperkuat peran TPPS agar penurunan stunting dapat berjalan maksimal. Ini adalah masalah penting yang menyangkut gizi dan kecerdasan generasi kita di masa depan," tambahnya.
Menurut Ridwansyah, peran pemerintah tidak hanya sebatas memberikan bantuan material, tetapi juga bagaimana meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. "Kami berharap angka penurunan stunting bisa tercapai secara signifikan melalui berbagai program pemerintah yang sudah dijalankan," tutupnya.
Secara terpisah, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Kendari, La Ode Lawama, juga menyuarakan hal yang sama. Ia meminta agar organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, seperti Dinas Kesehatan dan Dinas Pengendalian Penduduk dan KB, lebih aktif dalam memberikan edukasi serta sosialisasi kepada masyarakat terkait stunting.
"Kasus stunting di Kendari masih cukup tinggi. Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi stunting di Kota Kendari mencapai 25,7 persen, lebih tinggi dari angka nasional yang hanya 21,5 persen. Namun, masih lebih rendah dibandingkan rata-rata provinsi Sulawesi Tenggara yang mencapai 30 persen," ungkap Lawama.
Baca Juga: Pemkot Kendari Maksimalkan Gerakan Orang Tua Asuh untuk Atasi Stunting
Ia menekankan pentingnya pengkajian lebih mendalam untuk mencari solusi atas tingginya kasus stunting di Kendari.
"Posyandu harus bergerak lebih aktif, mulai dari pemantauan ibu hamil hingga anak berusia dua tahun, agar pertumbuhan dan perkembangan anak dapat dipantau dengan baik," katanya.
Melalui sinergi antara pemerintah, DPRD, dan masyarakat, diharapkan angka stunting di Kota Kendari dapat ditekan secara signifikan, sehingga generasi mendatang bisa tumbuh dengan sehat dan cerdas. (B-Adv)
Penulis: Sigit Purnomo
Editor: Haerani Hambali
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS