Utang BUMN di Masa Erick Thohir Makin Menggunung

Nur Khumairah Sholeha Hasan

reporter

Senin, 20 Februari 2023  /  1:03 pm

Di tangan Erick Thohir, utang BUMN di Indonesia rupanya naik 3,79 persen dibanding 2021, yang sebesar Rp1.580 triliun. Foto: Repro Infobanknews.com

JAKARTA, TELISIK.ID - Beberapa perusahaan negara rupanya memiliki utang. Bukan hanya utang jutaan rupiah, ternyata perusahaan milik negara tersebut memiliki utang hingga triliunan rupiah.

Mengutip Infobanknews.com, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melaporkan utang konsolidasi Grup BUMN mencapai Rp 1.640 triliun pada 2022. Jumlah utang tersebut naik 3,79 persen dibanding 2021, yang sebesar Rp 1.580 triliun.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, meski jumlah utang 2022 naik dibanding tahun sebelumnya, rasio utang perusahaan pelat merah ini justru mengalami penurunan dari 36,2 persen di 2021, menjadi 34,2 persen pada 2022.

Meski begitu terdapat beberapa BUMN yang miliki utang segunung seperti dilansir dari Sindonews.com, yaitu:

1. PT. PLN (Persero)

Hingga akhir 2022 utang PLN mencapai Rp 409 triliun. Jumlah ini turun 9,1 persen dari posisi 2020 yang berada di angka Rp 450 triliun. Perusahaan berhasil menurunkan saldo utang sebesar Rp 41 triliun.

Setelah sebelumnya membayar utang periode 2020 hingga 2022 senilai Rp 62,5 triliun.

Baca Juga: DPR Usulkan Kementerian BUMN Dibubarkan, Ada Apa?

"Kami membayar utang 2020-2022 Rp 62,5 triliun dan ini menurunkan saldo utang hingga Rp 41 triliun dibanding 2020," ujar Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dikutip dari Sindonews.com.

2. PT Garuda Indonesia Tbk

Sebelum Garuda Indonesia memperoleh kesepakatan damai atau homologasi dengan kreditur pada Juni 2022 lalu, Tim Pengurus Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) mencatatkan utang emiten sebesar Rp 142 triliun. Jumlah ini terdiri atas Daftar Piutang Tetap (DPT) lessor, DPT preferen, dan DPT non lessor.

Dilansir dari laman PKPU Garuda, Kamis (16/6/2022), jumlah utang lessor atau perusahaan penyewa pesawat mencapai Rp 104,37 triliun, DPT non lessor sebesar Rp 34,09 triliun, dan DPT preferen senilai Rp 3,95 triliun.

3. PT Waskita Karya Tbk

Emiten konstruksi pelat merah itu membukukan total utang senilai Rp70 triliun. Meski begitu, sumber utang perusahaan belum diketahui. Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo alias Tiko memastikan, utang emiten bersandi saham WSKT itu akan masuk dalam program restrukturisasi.

Keuangan operasional Waskita Karya diakuinya, masih sangat terbatas. Hal itu diperparah oleh jumlah pinjaman yang tinggi.

4. PTPN III

Utang Holding Perkebunan Nusantara atau PTPN III tercatat berada di angka Rp 41 triliun hingga Februari 2023. Pada 2021 lalu, utang yang dibukukan PTPN III sebesar Rp 45,3 triliun.

Baca Juga: Kementerian BUMN Bantah Isu Erick Terlibat Bisnis Tes PCR

Sumber utang berasal dari 23 bank dengan nilai Rp 41,2 triliun dan sisanya dalam bentuk surat utang. Sejak dua tahun lalu, utang perseroan tengah direstrukturisasi melalui kerja sama penandatanganan Master Amendment Agreement Transformasi Keuangan dengan sejumlah lembaga keuangan nasional.

5. PT KAI (Persero)

Sejak 2020, KAI memiliki utang sebesar Rp 15,5 triliun. Utang ini beragam, dari utang Rp 1,5 triliun untuk modal kerja, obligasi senilai Rp 4 triliun, utang jangka panjang Rp 10 triliun.

Perseroan tercatat mengajukan pinjaman kepada perbankan untuk biaya operasional. Di mana, manajemen mengajukan pinjaman modal kerja senilai Rp 8 triliun. Meski begitu, sejak Mei 2020 nilai kredit baru digunakan perseroan sebesar Rp 1,5 triliun. (C)

Penulis: Nur Khumairah Sholeha Hasan

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS