Viral, Lokasi Perekaman Video Andini Permata Bareng Bocil Durasi 2 Menit 31 Detik Terdeteksi

Ahmad Jaelani

Reporter

Selasa, 15 Juli 2025  /  10:53 am

Lokasi perekaman video viral Andini Permata mulai terdeteksi publik. Foto: X(dulunya Twitter)@sardesley117

SIDOARJO, TELISIK.ID - Lokasi perekaman video yang menampilkan sosok perempuan disebut sebagai Andini Permata, kini mulai terungkap.

Setelah menjadi bahan perbincangan selama beberapa hari terakhir, jejak digital yang mengarah pada titik rekaman video mulai ditemukan dan menyita perhatian warganet.

Video berdurasi 2 menit 31 detik tersebut menjadi viral karena memperlihatkan adegan yang tidak pantas antara seorang perempuan muda dan bocah laki-laki.

Dalam perkembangan terbaru, lokasi perekaman disebut-sebut berada di wilayah Jawa Timur, tepatnya di sekitar Sidoarjo dan Betro. Dugaan ini mencuat dari unggahan akun X @dhemit_is_back yang menyebut, “Untuk lokasi Andini Permata masih dalam trace sementara hanya di wilayah Jawa Timur (Sidoarjo-Betro),” tulisnya seperti dikutip dari Jawapos, Selasa (15/7/2025).

Selain itu, sebuah video lain berdurasi 3 menit 21 detik juga beredar, memperlihatkan perempuan yang sama dengan bocil laki-laki dalam berbagai pose dan latar tempat berbeda.

Baca Juga: Viral, Pria Ini Nyamar jadi Wanita Anonim Sistem Red dan Tiduri Ribuan Pria hingga Terinfeksi HIV

Keberadaan anak di bawah umur dalam video itu menuai kemarahan publik karena dianggap melanggar norma hukum dan moral.

Banyak netizen memperkirakan bahwa bocah laki-laki dalam video itu masih duduk di bangku sekolah dasar.

Bahkan muncul spekulasi bahwa anak tersebut memiliki hubungan darah dengan perempuan dalam video tersebut, yang juga diduga masih berusia di bawah 18 tahun.

Maraknya peredaran video tersebut di berbagai platform sosial media juga diikuti dengan banyaknya tautan yang mengklaim menyediakan video asli.

Baca Juga: Viral, Muncul Grup Gay di Facebook Sulawesi Tenggara dengan Kode Pelangi Beranggota hingga Puluhan Ribu

Namun sebagian besar tautan itu hanyalah jebakan berisi phishing, malware, atau iklan penipuan. Ribuan orang dilaporkan telah menjadi korban akibat mengeklik tautan yang tidak jelas sumbernya.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) belum memberikan pernyataan resmi mengenai dugaan pelanggaran konten dan penyebaran tautan berbahaya ini.

Namun, berbagai pakar keamanan siber mengingatkan masyarakat agar tidak sembarangan mengakses link yang belum terverifikasi. (C)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS