Haidir Muhari, telisik indonesia
" Enam bunga ini memiliki struktur genetika yang berbeda. Selain punya kelopak yang indah, bunga ini juga tahan lama hingga sepekan "
KENDARI, TELISIK.ID - Tidak semua bunga mudah layu saat disimpan dalam vas.
Bunga memang sangat cocok dijadikan sebagai hiasan untuk memperindah ruangan dan menambah suasana alami. Apalagi jika rangkaian bunganya masih terlihat segar.
Umumnya bunga mudah layu jika disimpan dalam vas. Namun, beda halnya dengan enam bunga berikut ini.
Enam bunga ini memiliki struktur genetika yang berbeda. Selain punya kelopak yang indah, bunga ini juga tahan lama hingga sepekan.
"Beberapa bunga bertahan lebih lama. Beberapa hanya karena genetika," kata penata bunga Harriet Parry, dilansir dari Kompas.com.
Beberapa bunga tertentu, lanjut Parry, cocok dengan kondisi lain setelah dipotong. Bunga tropis sangat cocok dengan lingkungan yang lembap.
Untuk menyimpan bunga yang dimaksud ke dalam vas, Anda hanya tinggal memotong bunganya, lalu menempatkannya ke dalam vas yang sudah diisi air terlebih dahulu.
Melansir dari berbagai sumber, berikut lima jenis bunga yang tetap awet bahkan lebih dari sepekan.
1. Anggrek
Anggrek merupakan salah satu bunga yang memiliki anggota jenis terbanyak. Anggrek sebagian besar ditemukan di daerah tropis hingga wilayah sirkumpolar.
Bunga ini terdiri dari beragam warna seperti, ungu, putih, dan kuning. Anggrek memiliki kelopak berdaging tebal dengan kandungan air yang tinggi.
Selain memiliki kelopak bunga yang indah, bunga yang memiliki nama ilmiah Orchidaceae ini, kesegarannya akan bertahan selama dua sampai tiga minggu dalam ruangan.
2. Craspedia
Bunga ini masuk genus tanaman berbunga dalam keluarga daisy. Biasa dikenal juga dengan kancing billy dan woollyhead.
Asalnya dari Australia dan Selandia Baru. Biasanya tumbuh di berbagai habitat dari permukaan laut hingga pegunungan Alpen.
Craspedia adalah bunga yang unik. Bentuknya bulat dan berwarna kuning. Cocok disimpan dalam vas karena kesegarannya bisa bertahan lama.
Sebagai informasi tambahan, craspedia juga cocok dijadikan hiasan bunga kering. Ini karena proses pengeringan alaminya yang sangat baik.
3. Anyelir
Anyelir yang biasa disebut bunga Teluki sangat populer sebagai tanaman hias di pekarangan ataupun dalam pot. Tanaman ini berasal dari kawasan Mediterania.
Bunganya yang dalam bahasa Inggris disebut carnation ini, bernuansa klasik dengan warna-warna cerah, seperti putih, kuning, pink, merah, dan ungu.
Kelopak bunganya unik. Berbentuk seperti rok penari balet. Tak hanya itu, bunganya akan semakin mekar saat disimpan dalam vas berisi air.
Bunga yang mempunyai nama ilmiah dianthus caryophyllus ini dapat bertahan hingga dua sampai tiga minggu setelah dipotong.
Baca Juga: Ternyata Berpikir Seperti Orang Malas Bisa Bikin Sukses, Ini 6 Kebiasaannya
Baca Juga: Masih Sering Langsung Cek HP Setelah Bangun Tidur? Simak Bahayanya
4. Lily
Bunga ini biasa disebut juga dengan bakung, dalam bahasa Inggris disebut Lily. Dalam genus Lilium, bunga bakung memiliki kisaran 110 suku.
Bakung memang dapat ditemui dalam berbagai warna dan corak bunga. Mulai dari putih, kuning, jingga, merah muda, merah, ungu, warna tembaga, hingga hampir hitam. Ada pula corak bintik-bintik.
Bunga bakung yang besar memiliki tiga daun bunga, acapkali wangi. Biasanya mulai dari fase kuncup hingga mekar. Kesegaran bunga lily dapat terjaga selama 10 hingga 14 hari.
5. Anthurium
Bunga ini memiliki kesan mewah dan eksklusif. Bahkan di masa lalu, anthurium banyak dijadikan hiasan taman dan istana kerajaan-kerajaan di Jawa.
Jenis bunga ini sangat banyak. Diperkirakan ada sekitar 1.000 jenis anggota marga anthurium. Tanaman ini termasuk jenis tanaman evergreen atau tidak mengenal masa dormansi.
Bunga yang kadang disebut sebagai kuping gajah terdiri dari dua jenis, yakni anthurium daun dan anthurium bunga. Anthurium daun memiliki daya pikat dari daunnya.
Sementara itu, anthurium bunga memiliki daya tarik utama dari keragaman bunganya. Jenis anthurium bunga dijadikan untuk bunga potong.
Kesegaran bunga anthurium dapat bertahan hingga dua sampai tiga minggu setelah dipotong. (C)
Reporter: Haidir Muhari
Editor: Haerani Hambali
