Senyum Cak Dol Penjual Cendol di Tengah Rintangan Hidup
Nur Meli, telisik indonesia
Selasa, 25 Juli 2023
0 dilihat
Cak Dol (58), penjual cendol sedang melayani pelanggannya di perempatan pasar panjang, Kota Kendari. Foto: Nur Meli/Telisik
" Sebuah gerai cendol di perempatan pasar panjang Kota Kendari, menjadi saksi bisu dari perjuangan Cak Dol (58), seorang penjual cendol yang tak kenal lelah di tengah rintangan hidup "
KENDARI, TELISIK.ID - Sebuah gerai cendol di perempatan pasar panjang Kota Kendari, menjadi saksi bisu dari perjuangan Cak Dol (58), seorang penjual cendol yang tak kenal lelah di tengah rintangan hidup.
Di balik padatnya aktivitas di perempatan pasar panjang dan di tengah gemuruh kesibukan kota, Cak Dol berdiri dengan gerobak cendolnya yang sederhana, siap menyajikan kelezatan dan kesegaran cendolnya kepada para pelanggan.
Cak Dol sudah menggeluti bisnisnya di perempatan pasar panjang selama bertahun-tahun. Setiap hari, dengan senyum cerahnya, ia menyajikan cendol segar kepada pelanggan setianya. Suhu panas tak pernah membuat semangatnya luntur, dan keramahan serta kehangatan Cak Dol tak sedikitpun pudar.
Awalnya, Cak Dol tinggal di wilayah Konawe Selatan. Ia memutuskan, untuk mencari peruntungan baru dan berpindah ke Kota Kendari tujuh tahun lalu. Dengan hati penuh kesyukuran, Cak Dol membuka usaha sederhana sebagai penjual cendol di perempatan pasar panjang.
Baca Juga: Bukan Seorang Single Parents, Ini Perjuangan Ibu Dua Anak jadi Tulang Punggung Keluarga
Tidak berselang lama setelah pindah, kehidupan Cak Dol diuji dengan beratnya. Istrinya mengalami lumpuh mendadak. Namun, tanpa ragu dan dengan dedikasi yang luar biasa, Cak Dol mengambil tanggung jawab penuh untuk merawat dan mengurus istrinya yang sedang sakit.
"Saya tadinya di Konawe Selatan, tujuh tahun lalu pindah ke Kendari dan mulai berjualan cendol," ucapnya pada Telisik.id, Selasa (25/7/2023).
Meski ditimpa cobaan, Cak Dol tetap berjualan cendol dengan semangatnya yang tak pernah pudar. Setiap tegukan cendol yang ia sajikan bukan sekadar minuman segar, tetapi juga mengandung hangatnya kepedulian Cak Dol terhadap para pelanggannya.
Cak Dol biasanya berjualan cendol dari pukul 9 pagi hingga pukul 16 sore setiap harinya. Namun, dalam beberapa hari terakhir, dagangannya kadang habis lebih cepat. Hal ini memberikan kesempatan baginya untuk pulang lebih awal dan menghabiskan lebih banyak waktu dengan keluarganya.
"Beberapa hari ini saya cepat pulang. Saya pulang pukul dua siang, karena cendol saya habis terjual," ungkapnya.
Meskipun telah melewati masa-masa sulit, Cak Dol selalu bersyukur dengan pendapatan dari penjualan cendolnya. Baginya, rejeki yang didapatkan telah cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarga.
"Meski hidup ini tak selalu mudah, saya selalu berusaha untuk bersyukur dengan apa yang ada. Rejeki yang tuhan berikan melalui cendol ini sudah membuat saya merasa bahagia dan terpenuhi," ujar Cak Dol dengan rendah hati.
Setiap tegukan cendol yang dihidangkan oleh Cak Dol bukan sekadar minuman penyejuk tenggorokan, tetapi juga menyiratkan harapan dan semangat untuk tetap bertahan dalam menghadapi rintangan hidup.
Baca Juga: Karena Keterbatasan Ekonomi, Lelaki Renta Ini Jualan Pisang Keliling
Ketenangan dan kegigihan Cak Dol dalam menghadapi cobaan hidup telah menyentuh hati orang-orang yang berkenalan dengannya. Banyak dari pelanggannya yang tak hanya datang untuk menikmati segelas cendol, tetapi juga untuk mendapatkan semangat dari Cak Dol.
"Dia adalah sosok yang luar biasa. Melihat bagaimana Cak Dol bisa tetap tersenyum dan bersyukur membuat saya termotivasi untuk lebih berani melangkah," ucap Mirna (24) seorang pelanggan setianya.
Muhammad Akbar (19), pelanggan cendol Cak Dol lainnya mengaku sangat suka dengan cendol milik Cak Dol. Perpaduan rasa manis dan kesegarannya membuatnya ketagihan.
"Enak, rasanya segar sekali. Saya sudah dua kali beli cendol Cak Dol siang ini," ujarnya. (A)
Penulis: Nur Meli
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
