SMA Negeri 1 Tiworo Kepulauan Muna Barat Junjung Toleransi Guru dan Siswa

Baca Juga: Masuki Addendum Empat, Pembangunan Kantor Bupati Muna Barat Lambat

Program unggulan yang disajikan di SMAN 1 Tiworo Kepulauan, yaitu mulai dari pembinaan extrakurikuler terdiri dari bidang olahraga, kursus bahasa inggris, dan pengentasan buta baca Alquran, sehingga alumni sekolah tersebut diusahakan mampu membaca Al-Qur'an dan meningkatkan hafalan Al-Qur'an.

Selanjutnya, terkait agama lainnya sekolah juga menyiapkan guru terdiri dari agama Hindu satu orang, Budha satu orang, dan Kristen satu orang. Sehingga saat hari Jumat dalam satu bulan dilaksanakan tiga kegiatan yaitu Jumat bersih, senam riang gembira, dan dikhususkan untuk mempelajari agama masing-masing.

"Di hari Jumat itu kita rolling, salah satunya diluangkan satu jam pelajaran untuk kegiatan kerohanian, yang Islam siswanya kumpul di mushola, sedangkan yang lainnya di ruang kelas dengan pembinaan guru agama masing-masing," ujarnya saat ditemui Telisik.id, Selasa (9/7/2024).

Ia mengatakan, sekolah yang dipimpinnya itu berakreditasi A selama dua periode sehingga mendapatkan kuota 40 persen untuk jalur bebas tes di perguruan tinggi negeri (PTN) dengan jurusan bonafit seperti jurusan kedokteran, jurusan farmasi, jurusan pertambangan, dan lainnya.

Tak hanya itu, siswa di sekolah tersebut mampu unggul di tingkat provinsi baik di bidang akademik maupun non akademik. Di bidang akademik yaitu meraih juara dua dalam olimpiade Fisika, serta mendapat medali emas, perak, dan perunggu di olimpiade sains (OSN).

Sementara untuk bidang olahraga yaitu juara satu silat se-Kabupaten Muna Barat dan mewakili daerah ajang O2SN, juara dua karate, dan juara tiga atletik.

Keunikan di SMA Negeri 1 Tiworo Kepulauan yakni memiliki keberagaman suku dan agama, sehingga pihak sekolah selalu menerapkan toleransi tingkat tinggi dengan bekerja sama pihak Departemen Agama (Depag) untuk mensosialisasikan terkait moderasi beragama.

Selain itu, pihak sekolah juga melakukan kerjasama dengan pihak kepolisian untuk deklarasi anti bullying dengan tujuan agar siswa tidak melakukan bully atau kekerasan fisik dengan menyinggung terkait agama dan suku.

Baca Juga: Dinamika Penanganan Dugaan Pencatutan Nama dalam Pilkada Muna Barat

Selain itu, bukan hanya antara siswa tetapi toleransi itu juga diterapkan untuk guru-guru sebab kemajemukan suku dan agama, sehingga seluruh pihak sekolah mampu menjaga kerukunan di tengah kemajemukan tersebut.

Sementara itu, salah seorang siswa di sekolah tersebut, Aman mengatakan, dalam menjalin kerukunan sesama siswa yaitu selalu mengedepankan toleransi, mengingat di dalam lingkup sekolah tersebut banyak suku dan agama.

"Kami kalau di sekolah maupun di luar selalu menghargai satu sama lain, tidak hanya antara siswa dan siswa, tetapi di kalangan guru juga memiliki kemajemukan suku dan agama," ucap Aman.

Ia mengaku, keberagaman suku dan agama ini tidak menjadi batasan di antara seluruh siswa untuk saling merangkul, dan mensupport untuk bisa menjadikan sekolah tersebut tetap menjadi unggul dalam bidang akademik maupun non akademik. (B)

Penulis: Putri Wulandari

Editor: Fitrah Nugraha

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS