10 Negara Mulai Kehabisan Anak di 2025, Struktur Penduduk Kian Menua
Reporter
Rabu, 02 Juli 2025 / 1:38 pm
Hongkong satu dari sepuluh negara alami krisis anak, struktur penduduk makin menua tahun 2025. Foto: Repro ABC News.
JAKARTA, TELISIK.ID - Fenomena penurunan angka kelahiran mulai menjadi tantangan serius di berbagai negara dunia. Tahun 2025, sejumlah negara menunjukkan proporsi penduduk anak yang sangat rendah.
Ini menjadi penanda awal krisis demografi yang mengancam struktur ekonomi dan sosial mereka.
Penurunan tingkat fertilitas dan angka kelahiran menjadi isu global yang semakin nyata. Banyak negara, khususnya yang berstatus maju atau berkembang pesat, mulai mengalami perubahan drastis dalam struktur usia penduduknya.
Fenomena ini dikenal sebagai "aging population" atau populasi menua, ketika jumlah lansia lebih banyak daripada kelompok usia muda.
Melansir CNBC Indonesia, Rabu (2/7/2025), tren ini berdampak besar pada keberlangsungan ekonomi, khususnya dalam hal tenaga kerja, sistem pensiun, hingga pola konsumsi masyarakat.
Negara-negara yang dulunya mengalami pertumbuhan ekonomi pesat, kini menghadapi kekurangan populasi muda yang menjadi pilar utama produktivitas nasional.
Berdasarkan data Visualcapitalist yang merujuk pada World Population Prospects 2025 dari PBB, terdapat sepuluh negara dengan jumlah proporsi anak-anak paling kecil di dunia.
Negara-negara ini rata-rata memiliki persentase penduduk berusia di bawah 18 tahun kurang dari 15 persen dari total populasi.
Berikut daftar 10 negara dengan jumlah penduduk anak paling sedikit di dunia tahun 2025:
1. Hong Kong (12,6%)
Hong Kong menjadi wilayah dengan persentase penduduk anak paling rendah di dunia. Dari total 7,4 juta penduduk, hanya sekitar 932 ribu yang berusia di bawah 18 tahun. Biaya hidup tinggi, tekanan pekerjaan, serta keterbatasan ruang tinggal membuat generasi muda enggan memiliki anak.
2. Korea Selatan (12,9%)
Korea Selatan hanya memiliki 6,7 juta anak dari 51,7 juta penduduk. Tingkat fertilitasnya yang menyentuh angka 0,72 menjadikannya yang terendah di dunia. Pemerintah setempat bahkan memberikan insentif finansial besar untuk mendorong angka kelahiran.
Baca Juga: Amerika Hidupkan Lagi Reaktor Nuklir Teknologi AI di Tengah Gencatan Senjata Iran-Israel
3. Jepang (14,0%)
Jepang memiliki sekitar 17,2 juta anak dari total populasi 123,1 juta. Negara ini menjadi contoh klasik dari "super-aged society", dengan jumlah lansia yang terus meningkat. Jepang menghadapi tantangan berat dalam mempertahankan produktivitas nasional akibat minimnya generasi muda.
4. Taiwan (14,0%)
Taiwan mencatat jumlah anak-anak sekitar 3,2 juta dari 23,1 juta penduduk. Kebijakan pemerintah dalam memberi insentif keluarga belum menunjukkan hasil signifikan. Biaya hidup dan tekanan karier menjadi penyebab rendahnya kelahiran.
5. Singapura (14,4%)
Di Singapura, jumlah anak-anak hanya 844 ribu dari total penduduk 5,9 juta. Negara kota ini juga menghadapi situasi yang sama seperti Jepang dan Korea, yaitu urbanisasi tinggi, gaya hidup modern, serta tekanan pekerjaan yang menghambat keinginan memiliki anak.
6. Andorra (14,5%)
Negara kecil di Pegunungan Pyrenees ini memiliki 12 ribu anak dari total 83 ribu penduduk. Ketergantungan pada migrasi dan minimnya regenerasi penduduk muda menjadikan Andorra sebagai salah satu negara dengan populasi anak terendah.
7. Puerto Riko (14,5%)
Pulau ini mengalami migrasi besar-besaran penduduk usia muda ke Amerika Serikat. Saat ini hanya ada sekitar 469 ribu anak dari total 3,2 juta penduduk. Hal ini berdampak pada penyusutan jumlah tenaga kerja di masa depan.
Baca Juga: Heboh Israel Disebut Sisipkan Narkoba dalam Tepung Bantuan Warga Gaza
8. Italia (sekitar 14-15%)
Italia mengalami penurunan angka kelahiran sejak 1990-an. Dengan proyeksi usia median mencapai 50 tahun pada 2030, Italia menghadapi tekanan serius terhadap sistem jaminan sosial dan pensiun nasional.
9. San Marino (sekitar 14-15%)
Meskipun skala negaranya kecil, San Marino mengalami pola demografi serupa dengan banyak negara maju. Minimnya populasi muda menjadi tantangan serius dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja dalam negeri.
10. Malta (di bawah 15%)
Sebagai negara kepulauan kecil di Laut Mediterania, Malta mencatat proporsi anak yang rendah. Faktor urbanisasi, usia menikah yang makin tua, dan angka kelahiran yang rendah memperkuat tren penuaan penduduk. (C)
Penulis: Ahmad Jaelani
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS