7 Daerah Penyuplai Nikel Terbesar di Indonesia, Keruk Isi Bumi Sulawesi Tenggara hingga Raja Ampat
Reporter
Minggu, 08 Juni 2025 / 12:20 pm
Penyeuplai nikel terbesar Indonesia tersebar dari Sulawesi Tenggara (kiri) hingga Raja Ampat, Papua (kanan). Foto: Repro Greenpeace.org.
KENDARI, TELISIK.ID - Industri nikel Indonesia tak lepas dari kekuatan daerah-daerah penyuplai utama yang tersebar dari Sulawesi hingga Papua.
Ketujuh wilayah ini bukan hanya menjadi penghasil terbesar, tetapi juga penyokong penting bagi rantai pasok global, terutama dalam industri kendaraan listrik dan logam dasar.
Sebagian besar tambang tersebut dikelola oleh perusahaan besar yang telah berinvestasi pada infrastruktur pemurnian dan pengolahan, termasuk pembangunan smelter.
Dikutip telisik.id, dari esdm.go.id, pada Minggu (8/6/2025), berikut ini adalah tujuh daerah yang dikenal sebagai penyuplai nikel terbesar di Indonesia, lengkap dengan luas tambang, perusahaan pengelola, dan kontribusinya dalam sektor pertambangan nasional.
1. Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara merupakan daerah penghasil nikel terbesar di Indonesia berdasarkan luas lahan dan volume produksi. Wilayah ini memiliki area pertambangan mencapai 198.624,66 hektare.
Kabupaten Kolaka menjadi salah satu titik pusat kegiatan pertambangan nikel di provinsi ini. Beberapa kecamatan seperti Pomalaa, Wolo, Baula, dan Latambaga juga dikenal memiliki kandungan nikel yang tinggi.
Sulawesi Tenggara tak hanya penting karena cadangan nikelnya yang besar, tetapi juga karena keberadaan smelter dan infrastruktur tambang yang terus berkembang di wilayah ini.
2. Sulawesi Selatan
Provinsi Sulawesi Selatan turut menyumbang volume besar dalam produksi nikel nasional. Wilayah utamanya berada di Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur, tepatnya di Desa Magani.
Baca Juga: 70 Perusahaan Tambang di Sulawesi Tenggara Kantongi RKAB, Baru 10 Lapor Pajak ke Pemda
PT Vale Indonesia menjadi operator utama pertambangan nikel di wilayah ini, dengan konsesi seluas 70.984 hektare. Total luas tambang nikel di Sulawesi Selatan tercatat sebesar 198.624,66 hektare.
Selain produksi, Sulawesi Selatan juga dikenal karena pendekatan industrialisasinya yang lebih ramah lingkungan dan memprioritaskan pembangunan fasilitas pengolahan di dalam negeri.
3. Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah dikenal dengan kawasan industri nikel terpadu Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP). Wilayah ini memiliki luas pertambangan nikel mencapai 61.841,29 hektare.
Kabupaten Morowali menjadi titik fokus produksi, dengan konsentrasi tinggi di wilayah Bahodopi, Petasia Timur, dan Bungku Pesisir. Luas area tambang milik PT IMIP mencapai 115.397,37 hektare.
Sulawesi Tengah terus menunjukkan peran pentingnya dalam ekspor nikel, terutama setelah masuknya investasi besar dari Tiongkok untuk pembangunan smelter dan pabrik baterai.
4. Maluku Utara
Maluku Utara mencatatkan diri sebagai salah satu daerah penghasil nikel strategis dengan luas area tambang mencapai 156.197,04 hektare.
Wilayah penghasil nikel utama di Maluku Utara meliputi Kecamatan Maba, Wasile, serta Halmahera Timur. Provinsi ini juga menjadi lokasi dari PT Trimegah Bangun Persada yang mengoperasikan pabrik nikel sulfat terbesar di dunia di Pulau Obi.
Tercatat ada 12 perusahaan tambang yang aktif beroperasi di Maluku Utara. Fasilitas pemurnian dan pengolahan di provinsi ini menjadi salah satu yang paling lengkap dan maju secara teknologi.
5. Maluku
Provinsi Maluku memiliki potensi tambang nikel meskipun belum sebesar provinsi-provinsi di Sulawesi. Total luas lahan tambang yang tercatat sekitar 4.389 hektare.
Keunggulan Maluku terletak pada keberadaan pegunungan vulkanik yang membuat wilayah ini kaya akan logam dasar seperti nikel, tembaga, emas, dan batu bara.
Meski pengembangan tambang di Maluku belum seintensif daerah lain, wilayah ini memiliki prospek jangka panjang sebagai daerah penyuplai nikel yang menjanjikan.
6. Papua
Papua dikenal sebagai wilayah yang kaya akan sumber daya alam, termasuk nikel. Tambang nikel di Papua mencakup luas sekitar 16.470 hektare.
Selain nikel, Papua juga memiliki potensi pertambangan emas, tembaga, besi, hingga minyak bumi dan gas alam. Namun, keterbatasan infrastruktur masih menjadi tantangan utama dalam pengembangan sektor ini.
Papua berpotensi menjadi pusat pengembangan industri nikel di masa depan jika pembangunan fasilitas pemurnian dan transportasi ditingkatkan secara signifikan.
7. Papua Barat
Pulau Gag di Raja Ampat, Papua Barat, dikenal sebagai lokasi tambang nikel yang tengah menjadi perbincangan. Luas tambang nikel di wilayah ini mencapai 22.636 hektare.
PT Gag Nikel, anak usaha dari PT Aneka Tambang Tbk (Antam), menjadi operator utama di wilayah ini. Perusahaan ini menekankan pentingnya operasi berkelanjutan dan telah melakukan berbagai upaya rehabilitasi lingkungan.
Gag Nikel bahkan telah merehabilitasi 666,6 hektare daerah aliran sungai dan melakukan reklamasi tambang seluas 136,72 hektare. Namun, tambang ini sempat menjadi sorotan karena potensi dampaknya terhadap lingkungan Raja Ampat.
Perusahaan Tambang Nikel Utama di Indonesia
Selain tujuh daerah utama di atas, sejumlah perusahaan menjadi aktor penting dalam industri nikel nasional, seperti dikutip dari Medianikel Indonesia.
Berikut daftarnya:
1. PT Vale Indonesia Tbk
Mengelola tambang di Sulawesi Selatan dengan pendekatan keberlanjutan dan produksi skala besar.
2. PT IMIP (Indonesia Morowali Industrial Park)
Kawasan industri tambang terbesar di Indonesia yang berlokasi di Sulawesi Tengah.
Baca Juga: PT FBS Klaim Kades Pitulua Kolaka Utara Belum Serahkan Laporan Penggunaan Dana PPM Tambang
3. PT Trimegah Bangun Persada (Harita Group)
Mengoperasikan pabrik nikel sulfat terbesar di Pulau Obi, Maluku Utara.
4. PT Gag Nikel (ANTM)
Fokus pada tambang nikel di Raja Ampat, Papua Barat, dengan penekanan pada konservasi.
5. PT PAM Mineral Tbk
Beroperasi di Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah, memiliki kode saham NICL.
6. PT Harum Energy Tbk
Awalnya bergerak di batu bara, kini merambah tambang nikel dengan laba tinggi.
7. PT Antam Tbk (Aneka Tambang)
Salah satu BUMN tambang terbesar yang memiliki saham di berbagai tambang nikel strategis. (C)
Penulis: Ahmad Jaelani
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS