7 Jenis Hujan di Dunia Berdasarkan Sebab Terjadinya
Reporter
Sabtu, 28 Agustus 2021 / 6:03 pm
KENDARI, TELISIK.ID - Hujan merupakan fenomena alam yang menakjubkan, prosesnya terjadinya tidak sesederhana yang kita lihat.
Akhir-akhir ini kita memasuki musim penghujan. Intensitas hujan semakin tinggi mengakibatkan suhu menjadi lebih dingin dari sebelumnya.
Hujan yang turun bisa menyuburkan tanaman yang tandus, menjadi sumber air bersih. Hujan yang berlebihan atau kurang dapat menyebabkan erosi tanah, kerusakan hutan, dan penyebab pemanasan global.
Hujan yang turun di bumi ternyata bermacam jenis. Dilansir dari berbagai sumber, terdapat tujuh jenis hujan yang dikelompokkan dari sebab terjadinya:
1. Hujan Muson
Hujan ini terjadi karena angin musim. Angin ini bertiup disebabkan oleh pergerakan semu tahunan matahari dengan garis balik utara dan garis balik selatan.
Hujan ini turun pada kurun waktu tertentu dan menyebabkan dua musim, yaitu kemarau dan penghujan. Musim penghujan di Indonesia Oktober sampai dengan April.
Angin muson yang menyebabkan hujan ini adalah angin muson barat. Angin muson barat ini berhembus dari daerah benua Asia menuju ke Benua Australia.
2. Hujan Siklonal
Hujan ini berdampak positif kepada seluruh makhluk hidup dan dinantikan oleh makhluk hidup yang ada di bumi. Biasanya terjadi di daerah yang dilewati garis ekuator.
Hujan ini diawali dengan mendung yang sangat gelap. Ciri identik dari hujan ini bisa dilihat dengan mendung gelap pekat secara mendadak dan menghasilkan guyuran hujan yang sangat deras.
Hujan ini terjadi karena udara yang panas, suhu lingkungan yang tinggi serta angin yang berputar akibat pertemuan antara angin pasat timur laut dengan angin pasat tenggara.
Baca juga: Proses Terjadinya Hujan dalam Tinjauan Ilmu Pengetahuan
3. Hujan Zenithal
Hujan ini dikenal juga hujan konveksi. Hujan ini terjadi akibat adanya pertemuan angin pasat timur laut dengan angin pasat tenggara. Ciri hujan ini adalah intensitas yang tinggi, berlangsung relatif cepat, dan mencakup wilayah yang tidak terlalu luas.
Disebut hujan zenithal karena letak turunnya hujan berada di atas garis khayal ekuator atau khatulistiwa. Daerah yang memiliki iklim tropis seperti Indonesia dimana intensitas penyinaran matahari yang termasuk tinggi.
4. Hujan Orografis
Hujan ini terjadi karena adanya angin yang mengandung uap air, kemudian arah pergerakannya secara horizontal. Hujan ini turun di atas pegunungan.
Hujan terjadi pada lereng gunung yang menghadap ke arah datangnya angin. Sementara lereng yang membelakangi arah datangnya angin tidak akan turun hujan.
5. Hujan Frontal
Ciri hujan frontal adalah badai petir bersamaan dengan kilat, biasanya terjadi, dan bertahan beberapa menit hingga hitungan jam.
Disebut dengan hujan frontal karena bertemu di bidang front, yakni salah satu tempat yang paling mudah terjadi kondensasi dan pembentukan awan.
Terjadi karena adanya pertemuan antara massa udara yang dingin dan suhu yang rendah dengan massa udara yang panas dan suhu yang tinggi.
Hujan frontal terjadi di daerah yang berada pada letak astronomis lintang sedang atau pertengahan lintang utara dan selatan. Hujan ini jatuh dengan lebat ke bumi. Jika hujan ini terjadi di daerah beriklim tropis (sekitar garis ekuator) bisa terbentuk menjadi hujan es.
Baca juga: Vaksinasi Siswa, SMPN 1 Kendari Siap Laksanakan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas
6. Hujan Asam
Hujan ini terjadi karena karbondioksida di udara (CO2) larut dalam air hujan. Hasil persenyawaan itu akan merubah air menjadi semakin asam dengan pH hingga di bawah normal yaitu kurang dari 5,6. Sementara itu air hujan normal biasa memiliki kisaran pH 6 hingga 7.
Penyebab hujan asam bisa dari erupsi gunung berapi atau pembakaran bahan bakar fosil dari proses di pembangkit listrik, kendaraan bermotor dan alat berat, industri manufaktur, kilang minyak serta lainnya.
Hujan ini bermanfaat untuk flora dan fauna karena mampu mempercepat pelarutan mineral di dalam tanah. Hujan ini mempercepat proses korosi pada besi.
Hujan ini berdampak buruk pada kehidupan manusia. Jika intensitasnya tinggi makan dapat mengubah komposisi tanah dan air sehingga menjadi tidak layak untuk tanaman maupun hewan.
7. Hujan Buatan
Berbeda dengan jenis lainnya, hujan ini direkayasa oleh manusia dengan teknik menambahkan curah hujan. Biasanya dilakukan karena hujan tak kunjung turun atau untuk pemadaman kebakaran hutan.
Cara menurunkan hujan ini melalui proses fisika, yakni dengan melibatkan proses tumbukan dan penggabungan (collision dan coalescence) kemudian di olah dengan proses pembentukan es atau ice nucleation.
Diperlukan awan yang memiliki kandungan air yang cukup sehingga dapat terjadi hujan yang sampai ke tanah. Selain itu terdapat bahan semai yang dapat menarik uap air atau membentuk es.
Demikian jenis-jenis hujan berdasarkan sebab terjadinya. Semoga kita bisa semakin bijak dalam memahami dan menjaga lingkungan sehingga hujan tidak menjadi bencana. (C)
Reporter: Haidir Muhari
Editor: Fitrah Nugraha