Aktivitas PT OSS dan PT VDNI Sebabkan Tambak Warga Tercemar Limbah Industri

Muhamad Surya Putra

Reporter Konawe

Minggu, 22 November 2020  /  2:34 pm

Tambak ikan milik warga Desa Porara, Kecamatan Morosi, lokasinya tak jauh dari pabrik PT OSS. Foto: Ist.

KONAWE, TELISIK.ID - Kehadiran mega industri berbendera Tiongkok di Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe, membawa pengaruh signifikan di segala sendi kehidupan masyarakat, khususnya yang berdomisili di area lingkar tambang.

Warga yang dulunya mayoritas petani, sebagian beralih profesi menjadi pekerja tambang di PT VDNI dan PT OSS. Banyak pula warga lain memilih membuka usaha warung makan, bengkel maupun kos-kosan di sekitar kompleks tambang.

Dari sisi ekonomi, keberadaan perusahaan tambang dapat meningkatkan taraf hidup warga pribumi yang dipekerjakan di perusahaan tersebut.

Penghasilan mereka naik jika dibandingkan saat masih menggarap ladang. Sama halnya usaha warung makan, bengkel dan rumah kontrakan, hasilnya menggiurkan setelah adanya pabrik di Morosi.

Tim peneliti beranggotakan empat dosen Universitas Halu Oleo (UHO), mencoba menilik lebih jauh terhadap dampak lain hadirnya mega industri di Morosi.

Baca juga: Aliansi Umat Islam Sidoarjo Tolak Kedatangan Habib Rizieq ke Jatim

La Sudu S.Pd, M.Hum, Irma Magara S.Pd MSi, Ld Syukur S.Sos, M.Sos dan Muh Alkausar S.Sos M.Si melakukan riset yang dilakukan yakni seputar dampak sosial budaya (sosbud) aktivitas pabrik PT OSS terhadap masyarakat petani tambak di desa Porara kecamatan Morosi.

Salah seorang dosen peneliti, La Sudu mengatakan, dari hasil riset yang dilakukan bersama rekannya, industrialisasi PT OSS memberikan dampak beragam bagi warga sekitar kompleks tambang, khususnya di Desa Porara.

Berdasarkan wawancara lapangan kepada beberapa warga desa Porara, ia menyebut, umumnya warga setempat mengaku hadirnya tambang cukup memberikan keuntungan ekonomi. Terbukanya lapangan kerja, peluang usaha serta tersedianya sarana dan prasarana wilayah, merupakan dampak positif keberadaan perusahaan tambang tersebut.

"Penghasilan warga kian meningkat semenjak ada pabrik PT OSS di Desa Porara. Sebelumnya, sarana dan prasarana masih minim. Listrik tidak ada, jaringan internet terbatas. Alhamdulillah, sekarang sudah berkembang," ujar La Sudu.

Selain dampak positif, lanjutnya, keberadaan perusahaan tambang di Desa Porara, kecamatan Morosi, juga memberikan dampak negatif.

Baca juga: Inilah Manfaat Jahe Merah Menurut Arumi Bachsin

Yang paling nampak yakni lingkungan yang menjadi tercemar. Pencemaran lingkungan yang dirasakan masyarakat setempat adalah kurangnya penghasilan para petani tambak.

"Hal itu menyusul tambak milik warga di Desa Porara sudah tercemar dengan limbah industri," ungkapnya.

Ia menambahkan, keberadaan industri di tengah masyarakat juga bisa menggeser kultur budaya warga lokal. Apalagi, pergeseran sosial kultural masyarakat khususnya di pedesaan, sangat dimungkinkan dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, perkembangan komunikasi, serta masuknya budaya asing ke daerah tertentu. Dari hasil riset tim dosen UHO itu, keberadaan PT OSS tidak menghilangkan budaya gotong royong yang ada di Desa Porara, Kecamatan Morosi.

Indikator dari gotong royong tersebut, dilihat dari partisipasi masyarakat sebelum dan sesudah adanya pembangunan industri.

"Budaya gotong royong di Desa Porara sampai saat ini masih terpelihara dengan baik. Mereka saling membantu dalam upacara-upacara adat setempat. Warga Desa Porara sangat menjaga nilai budaya tersebut untuk keberlangsungan hidup mereka," tandas La Sudu S.Pd MHum. (B)

Reporter: Muh. Surya Putra

Editor: Haerani Hambali

TOPICS