Begini Efek Paling Parah Kebanyakan Tidur Dibanding Kurang Tidur

Ahmad Jaelani

Reporter

Jumat, 20 September 2024  /  3:18 pm

Kebanyakan tidur memiliki dampak yang lebih berbahaya dibandingkan dengan kurang tidur. Foto: Repro Pixabay

JAKARTA, TELISIK.ID - Waktu tidur yang dibutuhkan setiap orang sangat bervariasi tergantung banyak faktor. Beberapa orang membutuhkan lebih banyak tidur, sementara yang lain justru merasa lebih sehat dengan tidur yang lebih sedikit.

Namun, kebiasaan tidur berlebihan bisa menjadi masalah serius. Fenomena ini dikenal sebagai hypersomnia, dimana seseorang merasa terus mengantuk meskipun sudah tidur cukup lama.

Kebanyakan tidur ini sering disertai dengan masalah kesehatan lainnya seperti kecemasan, kelelahan, dan gangguan memori. Tak hanya itu, kebanyakan tidur ternyata lebih berbahaya dibandingkan dengan kurang tidur.

Berdasarkan penelitian dari Universitas Keele, Inggris, yang diterbitkan dalam Journal of the American Heart Association, ada hubungan berbentuk “J” antara durasi tidur dan kematian. Peneliti menemukan bahwa tidur lebih dari 7-8 jam per malam berkaitan dengan peningkatan risiko berbagai masalah kesehatan.

Orang yang tidur terlalu lama, misalnya lebih dari 9 jam, memiliki risiko kematian hingga 14 persen lebih tinggi. Sedangkan tidur selama 10 jam bahkan meningkatkan risiko kematian hingga 30 persen.

Baca Juga: Rekomendasi Sayur Banyak Mengandung Protein Hewani Vitamin B12

Mengutip dari Tempo, Jumat (20/9/2024), penelitian ini juga mengungkapkan bahwa tidur lebih lama berkaitan erat dengan penyakit jantung koroner. Risiko seseorang terkena penyakit jantung ini meningkat sebesar 44 persen bila kualitas tidurnya buruk.

Dr. Chun Shing Kwok, dosen klinis kardiologi di Universitas Keele yang juga merupakan penulis utama penelitian tersebut, menyatakan bahwa durasi tidur yang terlalu lama bisa menjadi penanda adanya risiko kardiovaskular. Ini termasuk penyakit jantung, stroke, dan gangguan lainnya yang berkaitan dengan sistem peredaran darah.

Apnea tidur obstruktif menjadi salah satu penyebab kebanyakan tidur. Gangguan ini membuat seseorang berhenti bernapas selama beberapa detik saat tidur, sehingga kualitas tidur terganggu dan kebutuhan tidur meningkat.

Kondisi ini sering tidak disadari oleh penderitanya, tetapi bisa berakibat fatal jika tidak ditangani dengan baik. Selain itu, beberapa gangguan mental seperti depresi juga sering dikaitkan dengan kebanyakan tidur, yang kemudian memperburuk kondisi fisik secara keseluruhan.

Dalam hasil penelitian ini, para ahli menyarankan agar orang dewasa mengikuti pedoman tidur dari National Sleep Foundation. Untuk orang dewasa berusia 26 hingga 64 tahun, direkomendasikan tidur 7-9 jam setiap malam.

Sementara untuk orang yang berusia 64 tahun ke atas, waktu tidur yang ideal adalah 7-8 jam per malam. Tidur yang lebih lama dari rekomendasi ini tidak hanya meningkatkan risiko masalah kardiovaskular, tetapi juga bisa menyebabkan gangguan metabolik, diabetes, hingga obesitas.

Tidur yang terlalu lama juga dikaitkan dengan berkurangnya aktivitas fisik. Orang yang tidur lebih dari 9 jam per hari cenderung memiliki waktu lebih sedikit untuk bergerak dan berolahraga.

Akibatnya, metabolisme tubuh menjadi lebih lambat, yang bisa menyebabkan peningkatan berat badan dan risiko terkena penyakit kronis. Ini berbeda dengan mereka yang tidur lebih sedikit tetapi tetap aktif bergerak di siang hari.

Baca Juga: Lima Tanda Kolesterol Tinggi pada Wanita dan Cara Mencegahnya

Kebanyakan tidur juga bisa berdampak pada kesehatan mental seseorang. Orang yang tidur lebih lama seringkali merasa lebih lelah dan kurang berenergi saat bangun tidur.

Hal ini bisa memicu perasaan cemas, depresi, dan ketidakmampuan untuk fokus. Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa kebanyakan tidur dapat memperburuk gejala-gejala gangguan psikologis yang sudah ada, sehingga memperparah kondisi kesehatan mental secara keseluruhan.

Penelitian ini juga menekankan pentingnya kualitas tidur, bukan hanya durasi tidur. Orang yang tidur terlalu lama tetapi tidak mendapatkan tidur yang berkualitas cenderung mengalami berbagai masalah kesehatan.

Tidur yang ideal bukan hanya tentang berapa lama seseorang tidur, tetapi juga seberapa baik tubuh dan otak beristirahat selama tidur. (C)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS