Berpidato di Sidang Majelis PBB ke-75, Jokowi Ingatkan Peran PBB
Reporter Jakarta
Rabu, 23 September 2020 / 12:59 pm
JAKARTA, TELISIK.ID - Presiden Jokowi untuk pertama kalinya berkesempatan menyampaikan pidato di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) meski tak hadir secara langsung tapi melalu virtual.
Presiden Jokowi dalam pidatonya pada sesi debat umum Sidang Majelis Umum ke-75 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengingatkan peran PBB saat ini.
Pidato tersebut disampaikan secara virtual seperti disiarkan di YouTube Sekretariat Presiden pada Rabu (23/9/2020).
Dikatakan, pada 75 tahun yang lalu, PBB dibentuk agar perang dunia II tidak terulang kembali dan agar dunia bisa lebih damai, stabil, dan sejahtera.
Perang tidak akan menguntungkan siapapun. Tidak ada artinya sebuah kemenangan dirayakan di tengah kehancuran, dan tidak ada artinya menjadi kekuatan ekonomi terbesar di tengah dunia yang tenggelam.
“Di usia PBB yang ke-75 ini, kita patut bertanya, apakah dunia yang kita impikan tersebut sudah tercapai? Saya kira jawaban kita akan sama. Belum,” kata Jokowi.
Menurut Jokowi, saat ini konflik masih terjadi di berbagai belahan dunia. Kemiskinan dan bahkan kelaparan masih terus dirasakan.
Baca juga: Wasekjen Demokrat: Resesi Akibat Salah Kebijakan Jokowi Soal Pandemi
Prinsip-prinsip Piagam PBB dan hukum internasional kerap tidak diindahkan, termasuk penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah.
“Kita semua prihatin melihat situasi ini. Keprihatinan kita menjadi semakin besar di saat pandemi COVID-19. Di saat seharusnya kita semua bersatu padu bekerja sama melawan pandemi, yang justru kita lihat adalah masih terjadinya perpecahan dan rivalitas yang semakin menajam,” paparnya.
Presiden Jokowi memandang seharusnya semua negara bersatu padu dan selalu menggunakan pendekatan win-win pola hubungan antarnegara yang saling menguntungkan.
Menurutnya, dampak pandemi COVID-19 sangat luar biasa baik dari sisi kesehatan maupun sosial ekonomi.
“Kita juga paham virus ini tidak mengenal batas negara. No one is safe until everyone is,” ujarnya.
“Jika perpecahan dan rivalitas terus terjadi, maka saya khawatir pijakan bagi stabilitas dan perdamaian yang lestari akan goyah atau bahkan akan sirna. Dunia yang damai, stabil, dan sejahtera semakin sulit diwujudkan,” imbuhnya.
Reporter: Marwan Azis
Editor: Haerani Hambali