Buton dan Buton Selatan Tertinggi Stunting, Sulawesi Tenggara Lewati Standar Ideal WHO

Siti Nabila

Reporter

Senin, 23 Desember 2024  /  8:41 pm

Kepala Perwakilan BKKBN Sultra, Asmar. Foto: Nabila/Telisik

KENDARI, TELISIK.ID – Kabupaten Buton dan Buton Selatan tercatat sebagai daerah dengan angka stunting tertinggi di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi stunting di Sultra mencapai 30 persen, angka yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan standar ideal yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu di bawah 20 persen.

Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sultra, Asmar, mengungkapkan bahwa data tersebut menjadi dasar diluncurkannya program Genting (Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting).

Baca Juga: Toko Damai Kendari Terancam Ditutup Paksa, DPRD Beri Waktu 3x24 Jam Benahi Manajemen

Program ini bertujuan untuk menurunkan angka stunting di Sultra, dengan target penurunan hingga di bawah 20 persen pada tahun 2024. BKKBN menargetkan sebanyak 500 ribu anak di seluruh Sultra, yang tersebar di 17 kabupaten/kota, sebagai sasaran utama program ini.

“Target kami adalah menurunkan angka stunting di bawah 20 persen pada tahun 2024. Kami berharap dengan adanya program ini, angka stunting dapat berkurang secara signifikan di provinsi ini,” ujar Asmar, Senin (23/12/2024).

Program Genting mengusung pendekatan berbasis keluarga dan komunitas, di mana orang tua asuh akan terlibat aktif dalam memberikan bantuan berupa makanan bergizi bagi anak-anak yang berisiko stunting.

Program ini juga merupakan bagian dari upaya cepat atau quickwin yang diluncurkan oleh Menteri Penduduk dan Pembangunan Keluarga. Program ini direncanakan akan berjalan selama 23 bulan, mengingat masa pertumbuhan anak yang krusial terjadi pada usia 0-2 tahun.

“Program ini menyasar keluarga yang terkena atau berisiko stunting, dan mereka akan diberikan bantuan berupa makanan bergizi yang diproses oleh Tim Penggerak Keluarga (TPK) atau Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) di tingkat desa atau kecamatan,” jelas Asmar.

Selain bantuan berupa makanan bergizi, program ini juga mencakup bantuan nonnutrisi seperti penyediaan jamban dan air bersih. Asmar menekankan bahwa kebersihan lingkungan juga memiliki peran penting dalam pencegahan stunting.

“Jika anak-anak mengkonsumsi air yang tidak bersih, mereka bisa terinfeksi, yang pada gilirannya dapat menghambat pertumbuhannya,” jelasnya.

Pemenuhan kebutuhan gizi sejak dini juga dianggap penting, terutama terkait kebutuhan protein yangcukup untuk mendukung pertumbuhan optimal anak.

Baca Juga: Dilengserkan dari Pj Wali Kota Kendari, Muhammad Yusup Dituding Korupsi Proyek Pedestrian Eks MTQ

“Kebutuhan protein yang cukup sangat penting untuk pertumbuhan anak, dan dengan gizi yang seimbang, anak-anak akan terhindar dari stunting,” beber Asmar.

Untuk mencapai target ini, BKKBN bekerja sama dengan berbagai mitra, termasuk Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan perusahaan-perusahaan yang memiliki program Corporate Social Responsibility (CSR).

BKKBN berharap program Genting dapat mengurangi angka stunting di Sultra dan meningkatkan kualitas kesehatan anak-anak di provinsi tersebut. (C)

Penulis: Siti Nabila

Editor: Mustaqim

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

TOPICS