Buton 66 Tahun, Ini Deretan Kepala Daerah dan Fakta Unik Dimiliki
Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Senin, 07 Juli 2025
0 dilihat
Tarian adat Mangaru, salah satu ragam budaya yang ada di Kabupaten Buton. Foto: Kemenparekraf.
" Buton menjadi salah satu daerah yang unik karena memiliki sejarah panjang sebagai wilayah Kesultanan "

BUTON, TELISIK.ID - Memasuki usia ke-66 tahun, Kabupaten Buton menapaki perjalanan sejarah panjangnya, lengkap dengan deretan kepala daerah dan warisan unik yang masih melekat hingga kini.
Pemerintah dan masyarakat Kabupaten Buton secara serentak memperingati hari jadi ke-66 Kabupaten Buton dan hari jadi ke-22 Kecamatan Pasarwajo sebagai ibu kota kabupaten. Perayaan ini berlangsung di Alun-alun Takawa, Jumat, 4 Juli 2025.
Berdasarkan informasi dari situs resmi Pemerintah Kabupaten Buton, yang dilansir telisik.id pada Senin (7/7/2025), secara kelembagaan, Buton resmi menjadi kabupaten berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II di Sulawesi.
Awalnya ibu kota berada di Bau-Bau sebelum akhirnya berpindah ke Pasarwajo. Pemerintahan swapraja Buton baru benar-benar berakhir setelah wafatnya Sultan Falihi Kaimuddin, yang merupakan Sultan Buton terakhir, pada tahun 1960.
Buton menjadi salah satu daerah yang unik karena memiliki sejarah panjang sebagai wilayah Kesultanan. Bahkan, sebelum sistem pemerintahan modern diberlakukan, wilayah ini telah dipimpin oleh 38 sultan sejak tahun 1537.
Sultan pertama adalah Murhum yang bergelar Sultan Kaimoeddin Khalifatul Khamis, sedangkan sultan terakhir adalah La Ode Muhammad Falihi.
Setelah masa kesultanan berakhir, Buton kemudian dipimpin oleh para bupati. Berikut ini adalah daftar bupati yang pernah menjabat di Kabupaten Buton dari masa ke masa:
Daftar Bupati Kabupaten Buton:
Baca Juga: Memasuki Usia 66 Tahun, Kemiskinan dan Pengangguran di Buton Naik
1. La Ode Abd Halim (1960–1964)
Bupati Buton pertama setelah masa kesultanan berakhir.
2. Drs. Muh. Kasim (1964–1969)
Menjabat di era awal transisi pemerintahan.
3. Kolonel Inf. Zainal Arifin Sugianto (1969–1981)
Masa jabatannya cukup panjang selama dua belas tahun.
4. Kolonel Inf. Hamzah (1981–1986)
Memimpin di era pertumbuhan pemerintahan daerah.
5. Kolonel Inf. Abd Hakim Lubis (1986–1991)
Salah satu bupati militer yang memperkuat struktur birokrasi daerah.
6. Kolonel Czi H. Saidoe (1991–2001)
Menjabat satu dekade penuh, membawa berbagai program pembangunan.
7. Ir. H. LM Sjafei Kahar (2001–2011)
Menjabat dua periode, pertama dengan Kasim, SH dan kedua dengan Ali Laopa.
8. Samsu Umar Abdul Samiun – La Bakry (2012–2017)
Pasangan "Oemar Bakry" menjadi simbol perubahan pada masa itu.
9. Drs. La Bakry, M.Si (2018–2023)
Menjabat setelah sukses dalam pemilihan kepala daerah, didampingi Iis Elianti.
10. Alvin Akawijaya Putra – Syarifudin Saafa (2025–2030)
Pasangan terbaru yang memenangkan Pilkada dan dipilih untuk memimpin Buton lima tahun ke depan.
Selama lebih dari enam dekade, Kabupaten Buton telah mengalami dinamika politik yang cukup menarik. Beberapa kepala daerah berasal dari latar belakang militer, sementara sebagian lainnya dari sipil dan politisi lokal yang cukup dikenal di wilayah Sulawesi Tenggara.
Selain deretan kepala daerah, Kabupaten Buton juga memiliki keunikan yang tidak banyak dimiliki daerah lain.
Salah satunya adalah keberadaan Kesultanan Buton, yang memiliki sistem pemerintahan khas dan pernah menjadi salah satu kerajaan Islam paling maju di wilayah timur Indonesia, bersumber dari Wikipedia.
Pemerintahan Kesultanan Buton bahkan memiliki konstitusi tertulis yang disebut dengan Murtabat Tujuh, sebuah naskah hukum adat dan Islam yang menjadi pedoman pemerintahan dan kehidupan masyarakat.
Hal ini menjadikan Kesultanan Buton sebagai salah satu kerajaan tertua yang memiliki sistem hukum modern dalam bentuk tertulis.
Keunikan lainnya adalah keberadaan aspal alam Buton (asbuton), yang menjadikan wilayah ini sebagai penghasil aspal terbesar di Indonesia. Potensi sumber daya alam ini masih terus menjadi andalan utama pembangunan infrastruktur baik di tingkat lokal maupun nasional.
Selain kepala daerah, jajaran legislatif di Kabupaten Buton juga mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Ketua DPRD pertama adalah Hamzah La Djurah yang menjabat pada tahun 1966 hingga 1972. Sejak itu, posisi ketua DPRD terus mengalami pergantian sebagai berikut:
Daftar Ketua DPRD Kabupaten Buton:
1. Hamzah La Djurah (1966–1972)
2. La Ode Ali Kayum (1972–1977)
3. Mayor P. Kariman (1977–1980)
4. Mayor Indung Saleh (1980–1982)
5. Letkol M. Arief (1982–1987)
6. Drs. H. Yusri Bau (1987–1992)
7. La Ode Saidi (1992–1996)
8. La Banioe (1996–1997)
9. H. Utu Dae Samad B.ba (1999–2002)
10. Drs. Siradjuddin Anda (2002–2004)
11. Samsu Umar Abdul Samiun, SH (2004–2009)
12. La Ode Muh. Yamin, B.Sc (2009–2014)
13. La Ode Rafiun, S.Pd (2014–sekarang)
Baca Juga: Harga Kebutuhan Pokok di Sampolawa Buton Selatan Meroket, Ikan Naik Empat Kali Lipat
Pergeseran posisi legislatif ini turut mencerminkan dinamika politik dan demokrasi yang berlangsung di daerah tersebut, seiring berkembangnya kesadaran masyarakat dalam menentukan arah pembangunan melalui jalur pemilu.
Dari sisi historis, Buton memiliki luas wilayah awal mencapai 54.000 km², yang mencakup pulau-pulau strategis seperti Wanci, Kaledupa, Tomia, Binongko, dan sebagian besar wilayah daratan Pulau Buton. Namun, setelah pemekaran daerah, luas tersebut mengalami perubahan.
Ibu kota Kabupaten Buton saat ini berada di Pasarwajo, yang ditetapkan sejak tahun 2003 sebagai pusat administrasi dan pemerintahan menggantikan posisi Bau-Bau yang telah berkembang menjadi kota sendiri.
Selain itu, nama “Buton” sendiri berasal dari pohon butun (Barringtonia asiatica), yang tumbuh subur di wilayah pesisir Buton. Daunnya digunakan dalam berbagai upacara adat dan menjadi simbol kearifan lokal masyarakat Buton.
Tidak hanya kaya akan sejarah, Buton juga memiliki nilai budaya yang terus dijaga oleh masyarakatnya, termasuk tradisi Kaepeta dan penggunaan daun butun sebagai wadah makan tradisional yang masih dilakukan hingga kini. (C)
Penulis: Ahmad Jaelani
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS