Candi Buddha Lebih Tua dari Borobudur Ditemukan Arkeologi Malaysia
Content Creator
Senin, 01 Juli 2024 / 4:02 am
KENDARI, TELISIK.ID - Arkeologi Malaysia berhasil menemukan patung Buddha dalam kondisi lengkap yang diyakini berusia 1.200 tahun, atau lebih tua dari Borobudur, di Situs Peninggalan Arkeologi Bukit Choras, Yan, Kedah, Malaysia.
Penemuan ini merupakan hasil kerja para peneliti di Pusat Penelitian Arkeologi Global (PPAG) dan Universitas Sains Malaysia (USM) dilansir Cnnindonesia.com.
Departemen Warisan Nasional dari Kementerian Pariwisata, Seni dan Budaya Malaysia (MOTAC), mengungkapkan temuan ini berdasarkan penelitian tahap III di situs tersebut yang berlangsung sejak 21 April hingga 21 Mei.
Baca Juga: Deretan Negara-Negara Tak Punya Pantai Justru Miliki Marinir Angkatan Laut
Sekretaris Jenderal Kementerian Pariwisata, Seni, dan Budaya Malaysia, Roslan Abdul Rahman, menjelaskan relik itu diperkirakan berasal dari abad 7 atau 8 M sehingga diperkirakan lebih tua dibanding penemuan di Angkot Wat, Kamboja, maupun Borobudur, Indonesia.
"Yang kita jumpa adalah lebih tua daripada Angkor Wat dan Borobudur. Itu yang menarik buat kami," ucapnya, dikutip dari Bernama, Jumat (28/6/2024).
Menurutnya, kajian perbandingan antara patung yang baru ditemukan dengan patung lainnya khususnya dari peradaban India Indochina dan Kepulauan Melayu dapat memberikan gambaran penting tentang masyarakat Kedah Lama.
Terutama aspek agama, budaya, dan hubungannya dalam hal seni dan teknologi dengan dunia luar.
Dilansir dari Sindonews.com, selain struktur candi Buddha, mereka juga menemukan dua patung dengan arsitektur mirip artefak kuno Kerajaan Sriwijaya. Kemudian sejumlah prasasti dan pecahan tembikar.
Kepala peneliti PPAG Dr Nasha Rodziadi Khaw berhasil menemukan seluruh dinding barat, utara, dan selatan candi serta struktur tangga di dasarnya dan posisinya mirip dengan Lembah Bujang dan periode Sriwija.
Baca Juga: Mengenal Hari Pelaut Sedunia, Diperingati Setiap Tanggal 25 Juni
Situs Bukit Charos sendiri telah dikukuhkan sebagai warisan budaya berdasarkan National Heritage Act 2005 (Act 645) pada 28 Desember 2016.
Wakil Rektor USM Prof Datuk Ir Dr Abdul Rahman Mohamed menjelaskan pihaknya akan terus bekerja sama dengan Departemen Warisan Nasional untuk mengeksplorasi lebih banyak penggalian di situs arkeologi untuk lebih memperluas produk wisata purbakala.
“Masih banyak yang harus dieksplorasi di Lembah Bujang karena membutuhkan waktu lebih lama untuk melakukan pekerjaan penggalian. Yang lebih penting lagi, penemuan ini akan memungkinkan kita meninjau peristiwa sejarah yang ditulis oleh para sejarawan barat,” ujar Abdul. (C)
Penulis: Merdiyanto
Editor: Fitrah Nugraha
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS