Cerita Pengayuh Becak di Kendari yang Tak Kenal Lelah Mencari Nafkah

Erni Yanti

Reporter

Rabu, 23 Oktober 2024  /  9:18 am

Seorang Pengayuh becak di Kendari tengah menunggu penumpang sekaligus istrahat di bawa pohon pinggir jalan Kendari Beach. Foto: Erni Yanti/Telisik

KENDARI, TELISIK.ID – Di tengah hiruk-pikuk Kota Kendari, seorang pengayuh becak, Adi (52) terus berjuang mencari nafkah demi menghidupi keluarganya.

Setiap hari, sejak pukul 6 pagi, Adi sudah bersiap-siap meninggalkan kontrakannya di belakang Pasar Sentral Kota Lama Kendari. Ia mulai menyusuri jalan-jalan kota, berharap menemukan penumpang yang membutuhkan jasanya.

Namun, pendapatan Adi sering kali tidak menentu. Terkadang, dalam satu hari ia hanya mendapatkan dua penumpang, sehingga penghasilannya tidak selalu mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari.

Sudah hampir 20 tahun Adi mengayuh becaknya. Dengan penuh semangat, ia melayani penumpang dari berbagai kalangan, meskipun pendapatannya pas-pasan. Meski demikian, Adi tetap bersyukur atas rezeki yang ia dapatkan setiap harinya.

Baca Juga: Kisah Hidup Petugas Sapu Jalanan di Kendari

Sebagian besar penghasilannya disisihkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, membayar kontrakan, dan mengirim uang untuk keluarganya di kampung halaman di wilayah Selatan.

"Pendapatan saya tidak menentu. Kadang sehari cuma dapat Rp 20 ribu. Dari situ, saya sisihkan Rp 10 ribu untuk bayar kontrakan, sisanya untuk makan dan dikirim ke kampung," ujarnya.

Adi menyadari bahwa menjadi pengayuh becak di zaman sekarang jauh lebih sulit dibandingkan dahulu. Banyak orang kini sudah memiliki kendaraan pribadi, membuatnya sulit mendapatkan penumpang.

"Biasanya saya cuma mangkal di Pasar Sentral Kota Lama dan Pasar Lelang. Penumpangnya juga hanya yang rumahnya tidak jauh dari pasar," kata Adi.

Selain itu, Adi kerap menghadapi tantangan cuaca yang tak menentu, seperti terik matahari dan hujan. Meski begitu, semangatnya tidak pernah surut.

Baca Juga: Cerita Seorang Wanita Penjual Sapu Lidi di Pinggir Jalan Kota Kendari

Seorang warga Kendari, Andri mengatakan bahwa setiap hari ia melihat para pengayuh becak beristirahat setelah mengantarkan penumpang mereka.

"Saya tinggal di sekitar sini, dan sering lihat mereka istirahat sambil menunggu penumpang, kadang sampai tertidur," ujar Andri.

Warga lainnya, Risma, mengaku sering menggunakan jasa becak ketika pulang joging. Meskipun pengayuh becak sekarang lebih banyak beroperasi di sekitar pasar, ia merasa terbantu dengan keberadaan mereka.

"Kalau saya pulang joging dan matahari sudah terik, saya sering pakai becak. Tarifnya juga masih murah, cuma Rp 5 ribu sekali jalan," kata Risma. (A)

Penulis: Erni Yanti

Editor: Fitrah Nugraha

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS