Demi Sekolah, Siswi Yatim Piatu di Wakatobi Rela Jalan Kaki 14 Kilometer

Nur Khumairah Sholeha Hasan, telisik indonesia
Sabtu, 21 Oktober 2023
0 dilihat
Demi Sekolah, Siswi Yatim Piatu di Wakatobi Rela Jalan Kaki 14 Kilometer
Kadis Dikbud Sulawesi Tenggara, Yusmin bersama Ketua Dharma Wanita Dikbud Sultra, menyambangi Leni (15) di Wakatobi dan memberikan bantuan. Foto: Ist.

" Kepala Dinas Dikbud Sulawesi Tenggara, Yusmin, akan membantu Leni, seorang anak yatim piatu di Wakatobi, agar bisa tetap sekolah hingga perguruan tinggi "

WAKATOBI, TELISIK.ID - Demi menempuh pendidikan, seorang siswi di Wakatobi, Leni (15), rela berjalan kaki sejauh 14 kilometer. Di usianya yang masih belia, Leni tak punya pilihan lain, selain harus tetap semangat di tengah keterbatasan ekonomi yang dimilikinya.

Leni merupakan seorang anak yatim piatu yang kini sedang berusaha menggapai mimpinya menjadi seorang pengusaha. Meski tak mudah menapaki dunia pendidikan, tapi tekatnya begitu keras menghadapi segala rintangan.

Leni tinggal di Dusun Langgaha Baru, Desa Wungka, Kecamatan Wangi-Wangi Selatan, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Ia hidup bersama dua orang adiknya bernama Juma (12), dan Dewi (7).

Kedua orang tua Leni meninggal dunia saat masih SD. Leni tinggal bersama pamannya usai orang tuanya meninggal. Namun tak berselang lama, pamannya juga meninggal dunia. Kini, Lebih hidup bersama neneknya. Namun, neneknya terkena stroke dan lumpuh.

Keadaan demikian sempat membuatnya ingin putus sekolah, namun dia berusaha bangkit hingga saat ini bersekolah hingga jenjang SMA.

Untuk membiayai kebutuhan sehari-sehari, Leni saling bahu membahu mencari tambahan biaya makan bersama adiknya yang bernama Juma. Juma hanya bersekolah hingga jenjang SD. Juma sendiri mencari biaya hidup dengan menjadi buruh bangunan. Sedangkan Leni di rumah, juga ikut bekerja memetik kelapa untuk dijual ke pasar.

Leni tak pernah memikirkan bagaimana rasanya bermain dan menikmati masa remajanya. Dalam benaknya, setelah pulang sekolah, bekerja adalah hal wajib yang ia lakukan, agar ia dan adik-adiknya bisa tetap hidup.

Baca Juga: Perjuangan Seorang Pria Merantau di Kendari Jualan Es Dawet Demi Hidupi Keluarga

Selain mencari uang usai pulang sekolah, Leni harus mengurus pekerjaan rumah, mengurus kedua adiknya, dan neneknya yang sakit di rumah sang bibi.

Meski harus bekerja keras di usianya yang masih sangat muda, Leni tak pantang menyerah. Ia tetap berusaha untuk tetap melanjutkan pendidikan, meski tak mudah baginya melalui semua masa-masa sulit dalam hidupnya. Ia seringkali ingin menyerah dengan keadaan, namun ia tak rela membuang mimpinya begitu saja, hanya karena keadaan.

"Saya ingin terus sekolah sampai kuliah. Saya ingin jadi pengusaha," tuturnya.

Ia yakin bisa mengubah nasib keluarganya di kemudian hari. Remaja kelahiran 21 September 2008 ini ingin terus menempuh pendidikan hingga ke jenjang perguruan tinggi, meski hidup dalam keterbatasan ekonomi dan ditinggal kedua orang tuanya.

Kisah perjuangan Leni yang berat dan mampu bertahan di tengah keterbatasannya, terdengar oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sulawesi Tenggara, Yusmin. Ia lalu mencari siswi tersebut dan berkunjung langsung ke Wakatobi, Jumat (20/10/2023) kemarin.

Yusmin berangkat bersama rombongan dinasnya, diikuti Darma Wanita Persatuan Dikbud Sulawesi Tenggara untuk menemui Leni.

Yusmin mengunjungi rumah Leni dan bertemu dengan kedua adiknya. Yusmin mengatakan, berdasarkan perintah dari Pj Gubernur Sulawesi Tenggara Komjen Pol (P) Andap Budhi Revianto, dia langsung mengambil langkah cepat mengunjungi Leni di Wakatobi untuk segera mencarikan solusi bagi anak-anak itu.

Selain itu, kedatangan Yusmin juga menindaklanjuti program Pj Gubenur di sektor pendidikan untuk memastikan setiap anak di Bumi Anoa mendapatkan hak untuk menempuh pendidikan yang layak.

Baca Juga: Kisah Pasutri Penjual Pisang Tiap Hari Susuri Jalan Kota Kendari

Karena melihat jarak rumah dengan sekolah yang jauh, Yusmin sudah menawarkan solusi agar Leni tinggal bersama guru yang rumahnya dekat dengan sekolah. Namun hal itu ditolak Leni dan tidak memungkinkan karena Leni masih mengurus dua adik dan neneknya di rumah.

Yusmin kemudian memberikan bantuan bagi Leni selama bersekolah di SMAN 1 Wangi-Wangi, dia akan mendapat beasiswa Program Indonesia Pintar (PIP). Ia juga sudah memerintahkan kepala sekolah untuk membuka rekening khusus bagi Leni guna biaya pendidikan hingga ke perguruan tinggi.

"Saya sudah sampaikan pada seluruh guru dan kepala sekolah untuk kita buatkan tabungan, bukan hanya saat SMA saja, tapi sampai dia kuliah di perguruan tinggi," beber Yusmin, Sabtu (21/10/2023).

Ke depannya, Yusmin akan memantau sekolah-sekolah lain, jika terdapat siswa yang nasibnya seperti Leni, akan segera dibantu agar dapat mengenyam pendidikan dengan layak dan baik. (B)

Penulis: Nur Khumairah Sholeha Hasan

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Baca Juga