Kisah Hidup Petugas Sapu Jalanan di Kendari

Erni Yanti, telisik indonesia
Jumat, 11 Oktober 2024
0 dilihat
Kisah Hidup Petugas Sapu Jalanan di Kendari
Seorang kakek petugas kebersihan akan pulang ke rumahnya setelah menyelesaikan tugasnya membersihkan. Foto: Erni Yanti/Telisik

" Ketika sebagian besar masyarakat kota masih terlelap dalam mimpi, sebelum fajar menyingsing, seorang kakek bernama La Wuru (63) dengan tekun mulai menyusuri jalanan kota, membersihkan setiap sudut yang terlihat kotor "

KENDARI, TELISIK.ID - Ketika sebagian besar masyarakat kota masih terlelap dalam mimpi, sebelum fajar menyingsing, seorang kakek bernama La Wuru (63) dengan tekun mulai menyusuri jalanan kota, membersihkan setiap sudut yang terlihat kotor.

Di kamarnya yang remang, hanya ada sedikit cahaya dari lampu jalan yang masuk melalui jendela. Setiap hari, rutinitasnya tak pernah berubah. Ia bangun pukul tiga pagi, bersiap, lalu keluar rumah dengan sapu lidi usang di tangan.

Setiap pagi, La Wuru menyusuri jalan-jalan kota, menyapu daun-daun kering, sampah plastik, dan sisa-sisa makanan. Gerakan sapunya teratur, seirama dengan langkah kakinya yang mantap.

Udara pagi yang sejuk terasa menusuk kulit. Sesekali ia menarik napas dalam-dalam, menikmati udara segar yang belum tercemar. Di tengah keheningan, hanya suara sapu lidinya yang terdengar menyapu aspal, ditemani kicauan burung pagi.

"Jam empat subuh saya sudah mulai jalan, biar kalau sudah terang, jalanan bersih. Pulangnya sekitar jam sembilan," ujar La Wuru kepada Telisik.id.

Baca Juga: Cerita Seorang Wanita Penjual Sapu Lidi di Pinggir Jalan Kota Kendari

Kakek La Wuru telah menjadi petugas kebersihan jalan di Kota Kendari selama puluhan tahun. Meski gajinya hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari, ia tetap menjalankan tugasnya dengan rasa syukur dan tanggung jawab.

Selama bertahun-tahun, ia menyaksikan perubahan kota. Gedung-gedung hotel menjulang, lalu lintas semakin padat, dan jumlah penduduk terus bertambah. Namun, semangatnya untuk menjaga kebersihan kota tak pernah pudar.

Meski pekerjaan sebagai tukang sapu sering dipandang sebelah mata, La Wuru selalu melakukannya dengan penuh tanggung jawab.

Bahkan ketika cuaca buruk, kebersihan kota tetap menjadi prioritasnya. Baginya, menjaga kebersihan kota adalah panggilan jiwa.

Dalam kehidupannya, La Wuru tidak memiliki keluarga yang tinggal bersamanya. Sejak lama ia merantau ke Kota Kendari dan kini sudah terbiasa menjalani hidup seorang diri.

Ia hanya berharap, di usianya yang semakin senja, ia diberi kekuatan untuk terus berkontribusi membersihkan lingkungan Kota Kendari.

Nia, seorang warga setempat, sering melihat La Wuru bekerja setiap pagi.

Baca Juga: Kisah Pilu Kakek 70 Tahun Jual Tape Keliling Gunakan Sepeda demi Hidupi Keluarga

"Pelan-pelan dia mengayunkan sapu lidinya, fokus menyapu. Saran saya, bekas makanan dari pembeli seharusnya dibuang di tempat sampah, bukan dibiarkan berserakan. Itu bisa meringankan beban petugas kebersihan," ujarnya.

Sementara itu, Hikma, seorang pengguna jalan, mengaku sering melihat kakek tua itu.

"Saya kasihan melihatnya, karena sudah tua tapi masih harus bekerja. Tapi mungkin itu satu-satunya cara untuk memenuhi kebutuhannya. Semoga kakek itu selalu diberi kesehatan," kata Hikma. (A)

Penulis: Erni Yanti

Editor: Fitrah Nugraha

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Baca Juga