Cerita WNI Asal Kendari di Amerika, Diminta Patuhi Jam Malam

Muhammad Israjab

Reporter

Kamis, 04 Juni 2020  /  2:21 pm

Samuel Benihin Pangaibali, WNI asal Kota Kendari yang saat ini berada di AS turut merasakan dampak kerusuhan yang melanda negara Paman Sam. Foto: Ist.

KENDARI, TELISIK.ID - Demonstrasi rusuh akibat kematian pria Afrika-Amerika, George Floyd (46) di Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat (AS), memiliki dampak tersendiri bagi WNI yang tinggal di AS.

Penjarahan, pembakaran fasilitas umum dan tindakan anarkis lain yang dilakukan oknum menambah kekhawatiran para WNI di Minnesota.

Hampir seluruh wilayah di Amerika mengalami hal yang sama baik itu kerusuhan dan penjarahan.

Namun WNI asal Kota Kendari Sulawesi Tenggara yang berada di Maryland, Amerika Serikat, Samuel Banihin Pangaibali (26), mengatakan bahwa situasi sekitar tempat ia menetap masih kondusif.

"Untuk saat ini kondisi di tempat saya Kensington, Maryland masih kondusif. Tadi ada demo di dekat rumah tepatnya di bagian  Downtown Bethesda. Tapi demonya berjalan kondusif, tapi banyak negara bagian yang kacau sampai penjarahan di mana-mana," ucapnya saat dihubungi Telisik.id, Kamis (4/6/2020).

Baca juga: Kadis Dikmudora Kendari Ungkap Belum Ada Kepastian Belajar di Sekolah

Selain itu, Samuel juga menceritakan bahwa pemerintah AS telah melarang warganya berada di luar rumah pada malam hari.

"Jadi saya dan keluarga cuman bisa di rumah saja, karena pemerintah AS sudah memberikan larangan untuk ke luar rumah apa lagi jam malam bisa-bisa ditangkap pihak keamanan," ungkapnya.

Pria yang baru saja pindah ke AS sejak awal tahun 2020 itu mengaku bukan hanya polisi saja yang turun untuk meredam kerusuhan dan penjarahan, tapi dari kekuatan militer juga telah ikut andil dalam menjaga keamanan negeri yang dijuluki Paman Sam itu.

"Soalnya bukan cuma polisi yang turun tapi militer juga suda ikut mengamankan demostrasi," ucap pria yang juga merupakan youtuber ini.

Akibat adanya kerusuhan yang hampir terjadi di seluruh wilayah AS, pemerintah setempat terpaksa memberlakukan jam malam. Dimana warga hanya bisa beraktivitas dari jam 6 pagi sampai jam 7 malam.

Baca juga: Bidang Ekonomi yang Mesti Diseriusi Pemprov Sultra di New Normal

Pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri menyebut telah meningkatkan intensitas komunikasi dengan warga negara Indonesia di Amerika dan mengimbau mereka untuk tinggal di rumah dan mematuhi penerapan jam malam.

Pantauan Kemlu, tidak ada WNI yang menjadi korban akibat aksi unjuk rasa yang berujung kerusuhan tersebut.

Berdasarkan data agregat perwakilan RI, terdapat hampir 100.000 WNI yang tinggal di Amerika Serikat, dimana 50% di antaranya tinggal di Los Angeles.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah mengungkapkan, keselamatan WNI di Amerika adalah prioritas utama.

Untuk itu Kemlu telah melakukan intensitas komunikasi dengan WNI di setiap wilayah yang dilakukan oleh lima konsulat jenderal (KJRI) dan satu kedutaan besar (KBRI).

"Perhatian utama pemerintah saat ini adalah keselamatan WNI. Dari komunikasi yang kami peroleh, tidak ada WNI jadi korban, terkecuali ada satu toko di Washington milik WNI yang mengalami vandalisme, rusak toko. Namun di luar itu semua dalam kondisi baik," kata Teuku Faizasyah, dikutip dari Viva.com.

Reporter: Muhammad Israjab

Editor: Haerani Hambali