Daging Kurban Habis di Tiga Hari Tasyrik? Begini Penjelasan Dalilnya
Reporter
Minggu, 08 Juni 2025 / 11:29 am
Daging kurban dibagikan dan dikonsumsi selama tiga hari Tasyrik berlangsung. Foto: Repro Disway.
JAKARTA, TELISIK.ID - Hari Tasyrik yang berlangsung selama tiga hari setelah Idul Adha menjadi momen penting dalam Islam. Pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah, umat Islam diperbolehkan melanjutkan penyembelihan hewan kurban.
Dalam rentang waktu ini pula, daging kurban yang melimpah dibagikan kepada masyarakat hingga akhirnya habis. Praktik ini bukan sekadar tradisi, melainkan bagian dari syariat yang memiliki dasar kuat dalam Alquran dan hadits.
Hari-hari Tasyrik memiliki hubungan erat dengan pelaksanaan kurban. Dalam ajaran Islam, waktu penyembelihan kurban tidak terbatas pada hari raya Idul Adha saja, tetapi dilanjutkan hingga tiga hari berikutnya.
Perluasan waktu ini memberikan kesempatan bagi umat Islam untuk menyempurnakan ibadah kurban. Di masa inilah daging kurban banyak diolah, dibagikan, dan dikonsumsi hingga habis dalam tiga hari.
Istilah "Tasyrik" berasal dari kata Arab "syarraqa" yang berarti menjemur di bawah sinar matahari. Ini merujuk pada kebiasaan umat Islam masa lalu yang menjemur daging kurban karena belum adanya alat pendingin.
Syekh Ibnu Manzur dalam Lisan al-Arab menjelaskan bahwa penamaan "Tasyrik" memiliki dua pendapat yang populer di kalangan ulama.
Pendapat pertama menyatakan bahwa dinamakan hari Tasyrik karena umat Islam pada masa itu menjemur daging kurban agar awet dan dapat disimpan lebih lama.
Dalam kondisi cuaca panas dan tanpa lemari es, penjemuran menjadi solusi praktis. Penjemuran ini dilakukan di waktu pagi ketika matahari mulai meninggi, sesuai makna kata "syarraqa".
Melansir mui.or.id, Minggu (8/6/2025), pendapat kedua menjelaskan bahwa penyembelihan hewan kurban dilakukan setelah matahari terbit.
Maka dari itu, waktu tersebut menjadi awal dari berbagai aktivitas penyembelihan, pembagian, dan konsumsi daging kurban. Aktivitas inilah yang menjadikan hari Tasyrik penuh dengan suasana kebersamaan dan rasa syukur.
Salah satu dasar pelarangan puasa pada hari Tasyrik dapat ditemukan dalam hadits sahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari:
???? ????? ?????? ?????? ??????? ????????? ??????: ???? ????????? ??? ???????? ???????????? ???? ???????? ?????? ?????? ???? ?????? ?????????
“Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu anhuma, keduanya berkata: Tidak diperkenankan untuk berpuasa pada hari Tasyrik kecuali bagi siapa yang tidak mendapatkan hewan kurban ketika menunaikan haji.” (HR. Bukhari, no. 1859)
Hadits ini menunjukkan bahwa hari Tasyrik dikhususkan untuk makan dan minum, bukan untuk menahan diri dari keduanya. Hikmah di balik larangan puasa ini adalah agar umat Islam dapat menikmati nikmat Allah melalui hidangan daging kurban yang dibagikan secara luas.
Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Imam An-Nasa’i, Rasulullah SAW juga menegaskan status hari Tasyrik sebagai hari makan dan minum:
???? ???????? ???? ??????? ????? ??????? ??????? ?????? ??????? ???????? ????????? ?????: ????? ?????? ???????? ???????? ????????? ?????????? ???????????? ???????? ?????? ???????????? ?????? ???????? ?????? ????????
“Dari Uqbah bin Amir, bahwa Rasulullah ? bersabda: Hari Arafah, hari Idul Adha, dan hari Tasyrik adalah hari raya kita pemeluk agama Islam, serta merupakan hari-hari untuk makan dan minum.” (HR. An-Nasa’i, no. 2954)
Berdasarkan hadits-hadits tersebut, jelas bahwa Islam mengajarkan untuk mengisi hari Tasyrik dengan kebahagiaan, makan bersama, dan mempererat ukhuwah antar sesama.
Tidak hanya itu, hari-hari tersebut juga menjadi waktu yang utama untuk memperbanyak dzikir, takbir, dan ibadah lainnya sebagai bentuk rasa syukur.
Pelaksanaan kurban sendiri diperintahkan langsung oleh Allah SWT dalam Alquran surat Al-Kautsar ayat 2:
??????? ????????? ?????????
“Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah!” (QS. Al-Kautsar: 2)
Ayat ini menegaskan bahwa ibadah kurban adalah bentuk penghambaan yang nyata, bukan sekadar ritual simbolik. Penyembelihan hewan kurban menjadi wujud nyata dari kepatuhan seorang Muslim terhadap perintah Allah dan bentuk solidaritas sosial melalui pembagian daging kepada fakir miskin.
Adapun daging kurban yang dibagikan umumnya habis dalam waktu tiga hari Tasyrik. Hal ini terjadi karena pembagian dilakukan secara merata kepada yang membutuhkan dan masyarakat sekitar.
Baca Juga: Pasokan Seret, Harga Daging dan Tulang Sapi di Kendari Naik Tajam Jelang Idul Adha 2025
Selain itu, masyarakat juga mengolah daging tersebut menjadi berbagai hidangan khas daerah, seperti rendang, gulai, sate, dan dendeng, yang dikonsumsi bersama keluarga dan kerabat.
Konsumsi daging yang meningkat secara drastis selama hari-hari Tasyrik bukanlah kebiasaan semata, melainkan bentuk ibadah yang diperintahkan dan didukung oleh dalil-dalil syar’i. Praktik ini memperkuat semangat berbagi dan membangun kebersamaan dalam masyarakat Muslim.
Daging kurban tidak disimpan terlalu lama karena Islam sendiri mendorong umatnya untuk segera membagikannya, agar manfaatnya dapat dirasakan oleh sebanyak mungkin orang.
Oleh karena itu, dalam tiga hari Tasyrik, stok daging biasanya sudah habis dibagi dan dikonsumsi sesuai dengan tuntunan yang telah diajarkan.
Selain menyembelih kurban, umat Islam juga dianjurkan memperbanyak takbir selama hari Tasyrik. Takbir tersebut dilakukan setelah salat wajib, dimulai dari salat Subuh tanggal 10 Dzulhijjah hingga salat Ashar tanggal 13 Dzulhijjah.
Dzikir ini merupakan bentuk pengagungan kepada Allah SWT atas segala nikmat yang telah diberikan. (C)
Penulis: Ahmad Jaelani
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS