Ini Keutamaan dan Manfaat Menjaga Wudu
Fitrah Nugraha, telisik indonesia
Jumat, 12 Februari 2021
0 dilihat
Di samping sebagai prasyarat salat dan beberapa ibadah lain, wudu memiliki banyak keutamaan sebagaimana yang disampaikan Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam. Foto: Repro Google.com
" Dikabarkan dalam hadisnya, berkat wudu, kesalahan dari setiap anggota tubuh yang dibasuh akan berjatuhan. Tak heran, usai berwudu dan dan salat sunat dua rakaat, seseorang seperti bayi yang baru dilahirkan oleh ibunya. "
KENDARI, TELISIK.ID - Tidaklah Allah memerintahkan sesuatu kecuali ada hikmah dan keutamaan di belakangnya. Demikian pula di balik perintah wudu.
Melansir islam.nu.or.id yang ditulis M. Tatam bahwa di samping sebagai prasyarat salat dan beberapa ibadah lain, wudu memiliki banyak keutamaan sebagaimana yang disampaikan Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam.
Dikabarkan dalam hadisnya, berkat wudu, kesalahan dari setiap anggota tubuh yang dibasuh akan berjatuhan. Tak heran, usai berwudu dan dan salat sunat dua rakaat, seseorang seperti bayi yang baru dilahirkan oleh ibunya.
Sebagaimana yang digambarkan dalam hadis yang artinya, “Tidaklah seorang pun dari kalian yang mendekati wudunya, kemudian berkumur, menghirup air, dan melepaskannya, kecuali akan keluar kesalahan-kesalahan dari mulut dan hidungnya bersama air.
Kemudian, tidaklah ia membasuh wajah sebagaimana yang diperintahkan Allah kecuali kesalahan-kesalahan wajahnya akan keluar dari ujung-ujung jenggotnya bersama air. Kemudian tidaklah ia mencuci kedua tangannya hingga siku kecuali kesalahan-kesalahan tangannya akan keluar dari ujung jari-jarinya.
Kemudian, tidaklah ia mengusap rambutnya kecuali kesalahan-kesalahan kepalanya akan keluar dari ujung-ujung rambutnya bersama air. Kemudian, tidaklah ia membasuh kedua kakinya hingga dua mata kaki, sebagaimana yang diperintahkan Allah, kecuali kesalahan-kesalahan telapak kaki akan keluar dari ujung jari-jarinya bersama air.
Baca juga: Perempuan Muslim Balig Wajib Tutup Aurat, Berikut Dalilnya
Kemudian, tidaklah ia berdiri dan mengucap hamdalah dan memuji Allah dengan pujian yang pantas untuk-Nya, kemudian salat dua rakaat, kecuali ia akan keluar dari dosa-dosanya seperti pada saat dilahirkan oleh ibunya,” (HR. Ahmad).
Bahkan, orang yang tidur dalam keadaan suci, disebutkan dalam hadits riwayat Abu Hurairah, didoakan dan dimintakan ampunan oleh malaikat. Sedangkan doa malaikat termasuk doa yang mustajab.
Sebagaimana hadis yang artinya, “Siapa saja yang bermalam dengan keadaan suci dalam syiar yang suci, maka satu malaikat bermalam bersamanya dalam syiar tersebut. Dan tidaklah dia terbangun satu saat pun di waktu malam kecuali malaikat tadi berdoa: Ya Allah, ampunilah hamba-Mu, fulan. Sebab, ia tidur dalam keadan suci” (HR. Ibnu Hibban).
Orang yang tidur juga digambarkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sebagai orang memiliki beberapa belenggu. Namun, jika ia terbangun dan berwudu, maka belenggu-belenggu tersebut akan terlepas. Malahan, apa pun yang hajat dan keinginannya akan terkabul. Demikian yang dikabarkan Rasulullah Shallallahu Alahi Wasallam.
Begitu juga denga hadis yang menyatakan bahwa, “Dua orang laki-laki dari umatku dimana salah seorangnya bangun malam dan membawa dirinya untuk bersuci, sementara dia terbelenggu beberapa belenggu, kemudian berwudu. Ketika berwudu membasuh kedua tangannya, terlepaslah satu belenggu.
Ketika berwudu membasuh wajahnya, maka terlepaslah belenggu lainnya. Ketika berwudu mengusap kepalanya, maka terlepaslah belenggu lainnya. Ketika membasuh kedua kakinya, maka terlepaslah belenggu berikutnya.
Kemudian, Rabb berfirman kepada mereka yang ada di balik hijab, ‘Lihatlah hamba-Ku ini. Ia mengatasi dirinya. Apa pun yang diminta hamba-Ku itu kepada-Ku maka permintaan itu untuknya,’” (HR. Ibnu Hibban).
Baca juga: Meninggalkan Amar Makruf Nahi Mungkar, Sebab Datangnya Azab
Sementara dalam riwayat Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menyebutkan bahwa wudu dapat mengangkat derajat seseorang. Dengan catatan, wudu tersebut ditunaikan dengan sempurna.
Pernah suatu ketika, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bertanya kepada para sahabat, Artinya, “Maukah kalian aku tunjukkan kepada kalian atas apa yang membuat Allah menghapus kesalahan dan mengangkat derajat?” Para sahabat menjawab, “Tentu, ya Rasul.” Beliau melanjutkan, “Menyempurnakan wudu di pagi hari yang dingin, bersabar menghadapi perkara yang tidak disenangi, memperbanyak langkah ke masjid, dan menanti salat setelah salat. Itulah ribath,” (HR. Muslim). Maksud ribath di sini adalah benteng dari musuh.
Lebih istimewa lagi, ketika seseorang berwudu dan masih dalam keadaan memiliki wudu sebelumnya. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, disebutkan, sepuluh kebaikan telah menanti orang yang berwudu dalam keadaan belum batal wudu. “Siapa saja yang berwudu dalam keadaan suci, maka dicatat baginya sepuluh kebaikan.”
Bahkan, terang dan tidaknya wajah seorang hamba pada hari kiamat, salah satunya ditentukan pada kebiasan wudunya di dunia. Wudu-lah yang memberikan bekas pada wajah dan tangannya.
Dan bekas itu akan jelas terlihat. Makanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menyarankan untuk melebihkan bagian tubuh yang dibasuh pada saat berwudu. Demikian seperti yang disebutkan dalam riwayat Abu Hurairah.
Pernah pada suatu ketika, Nu‘aim ibn ‘Abdullah mendapati Abu Hurairah sedang berwudu di belakang masjid. Terlihat ia mengangkat kedua lengan atasnya. Kemudian, Abu Hurairah menghadap kepada Nu‘aim dan mengatakan bahwa dirinya mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, "Sesungguhnya umatku pada hari kiamat adalah al-ghurr dan al-muhajjalun karena bekas wudu. Siapa saja yang mampu memanjangkan ghurr-nya maka lakukanlah!" (HR. Ahmad).
Para ahli bahasa mengatakan, pada asalnya yang dimaksud ghurr adalah warna putih yang ada pada kening kuda. Sedangkan muhajjal adalah warna putih yang ada pada kedua tangan dan kakinya. Sehingga cahaya yang terlihat pada bekas wudu pada hari kiamat disebut dengan ghurr dan muhajjal. Artinya, cahaya itu diserupakan dengan warna putih pada kuda. Sebab, bagian kening, tangan, dan kaki yang biasa dibasuh saat wudu. Wallahu a’lam. (C)
Reporter: Fitrah Nugraha
Editor: Haerani Hambali