Dispar Sulawesi Tenggara Bangun Sinergitas Bersama Dispar Baubau Perkuat Ekonomi Kreatif Sektor Kriya

Erni Yanti

Reporter

Sabtu, 02 Desember 2023  /  1:13 pm

Peserta pelatihan inovasi dan kreasi kriya bagi sumber daya manusua ekonomi kreatif (ekraf) sub sektor kriya di Kota Baubau. Foto: Ist.

KENDARI, TELISIK.ID - Dinas Pariwisata (Dispar) Sulawesi Tenggara menyelenggarakan kegiatan pelatihan inovasi dan kreasi kriya bagi sumber daya manusia ekonomi kreatif (ekraf) sub sektor kriya di Kota Baubau.

Kegiatan pelatihan inovasi dan kreasi kriya bagi SDM Ekraf dibuka oleh Kepala Dinas Pariwisata Kota Baubau, H Idrus Taufik Saidi, dan Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Dispar Buton Selatan, Diana Ermita, selaku moderator.

Kabid Pengembangan Sumber Daya Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Tenggara, Sri Resqina Ruspian Laydi, mengatakan, kegiatan itu untuk mengenalkan seni batik tulis dan teknik pembuatannya kepada pelaku ekraf.

Selain itu, kegiatan ini juga mendorong pengembangan produk batik tulis yang inovatif, kreatif dan sesuai dengan permintaan pasar dan menciptakan peluang sumber pendapatan bagi sumber daya manusia ekonomi sub sektor kriya melalui peningkatan produktivitas dan nilai produk batik tulis.

Kota Baubau dan daerah sekitarnya merupakan daerah yang telah dikenal dengan potensi wisata alam dan wisata budayanya yang sangat strategis untuk dikembangkan.

"Bukan hanya memberikan kontribusi positif terhadap pendapatan asli daerah, tetapi juga terhadap peningkatan kesejahteraan, produktivitas dan kesempatan kerja bagi masyarakat asli daerah tersebut," kata Sri Resqina Ruspian Laydi, Selasa (29/11/2023).

Oleh karena itu melalui kegiatan ini, Dispar Provinsi Sulawesi Tenggara bersama Dinas Pariwisata Kota Baubau telah melakukan sinergitas pada substansi kegiatan ini, sebagai bentuk penguatan ekraf pada sub sektor kriya yaitu kriya batik.

Kegiatan tersebut bertujuan mengenalkan seni batik tulis dan teknik pembuatannya kepada sumber daya manusia ekonomi kreatif sub sektor kriya, meningkatan pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia ekonomi kreatif sub sektor kriya yang berkualitas dan berdaya saing.

Baca Juga: Dispar Sulawesi Tenggara dan Wakatobi Sinergi Perkuat Ekonomi Kreatif Sektor Kriya Batik

Mendorong pengembangan produk batik tulis yang inovatif, kreatif dan sesuai dengan permintaan pasar, menciptakan peluang sumber pendapatan bagi sumber daya manusia ekonomi sub sektor kriya melalui peningkatan produktivitas dan nilai produk batik tulis.

Selain itu, pelaksanaan kegiatan pelatihan  ini sebagai bentuk pengembangan peningkatan pengetahuan bagi masyarakat pelaku usaha ekonomi kreatif pada sub sektor kriya, khususnya kriya batik.

"Ke depannya Kota Baubau dan daerah lainnya bukan hanya dikenal dengan destinasi wisatanya saja, akan tetapi juga menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat maupun daerah," ungkapnya.

Para peserta pelatihan inovasi dan kreasi kriya bagi sumber daya manusia ekonomi kreatif (Ekraf) sub sektor kriya di Kota Baubau, sedang memamerkan hasil kreasi kriya. Foto: Ist.

 

Narasumber Arie Toursino Hadi menilai pelatihan Kriya di Kota Baubau pesertanya sangat antusias dan ide membuat motif batiknya sangat beragam. Arie Toursino Hadi mencontohkan saat melakukan canting, terlihat peserta ada yang melukis motif naga, motif benteng, motif buah nenas, motif jeruk siompu dan juga kembang.

"Saya juga jadi penasaran bagaimana nanti hasil membatiknya. Pokoknya motif-motif itu secara filosofis mencirikan daerah masing-masing dan itu beragam," ungkap Arie Toursino Hadi.

Di akhir pelatihan nantinya, peserta dengan hasil karya terbaik, lanjut Arie Toursino Hadi, akan diberi hadiah berupa satu set alat canting beserta lilinnya.

"Alat ini memang tidak ada di Baubau jadi kalau dijadikan hadiah itu sangat membantu peserta untuk meneruskan karyanya dalam membatik," tuturnya.

Instruktur lainnya dosen Jurusan Sastra Jawa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, Widhyasmaramurti mengatakan, dia fokus memberikan pelatihan pewarnaan kain menjadi batik. Ia juga menilai selama memberikan pelatihan, hampir tidak menemui kesulitan dalam mengarahkan peserta.

Widhyasmaramurti menjelaskan bagaimana proses membatik mulai dari melukis motifnya, mencanting, mewarnai hingga sampai dengan tahap akhir mencelupkan kain katun dalam bahan pewarna kimiawi lalu mencuci dan menjemurnya. Dalam pelatihan ini Widhyasmaramurti menjelaskan, pihaknya menggunakan pewarna berbahan kimiawi dan tidak menggunakan pewarna berbahan alami agar prosesnya lebih cepat.

"Kalau menggunakan bahan pewarna alami prosesnya makan waktu lama. Sementara dalam pelatihan ini waktunya terbatas. Alasan lainnya juga jika menggunakan pewarna alami, hasilnya memang bagus tapi harganya sangat mahal," kata Widhyasmaramurti.

Para peserta pelatihan inovasi dan kreasi kriya bagi sumber daya manusia ekonomi kreatif (Ekraf) sub sektor kriya di Kota Baubau, sedang memamerkan hasil kreasi kriya. Foto: Ist.

 

Kadispar Baubau H.Idrus Taufik Saidi menyambut baik pelaksanaan Kriya (membatik-red) di Kota Baubau dan berharap pelatihan ini bisa dilakukan lagi ke tahap selanjutnya dan ada peserta yang bisa menekuni membatik untuk bisa meningkatkan ekonomi keluarga.

Sementara itu, salah satu peserta pelatihan Kriya, Ani dari Burangasih, Buton Selatan, yang membuat motif rumah adat yang digabung dengan bunga santa dan rompa, mengaku senang bisa ikut dalam pelatihan ini. Meskipun di awal-awal kesulitan dalam proses mencanting, namun setelah melihat hasilnya, rasa capeknya hilang. Dia pun berharap kegiatan seperti ini bisa kembali dilakukan di tahap selanjutnya

Kegiatan pelatihan inovasi dan kreasi bagi sumber daya manusia ekonomi kreatif sub sektor kriya di Kota Baubau dilaksanakan selama 3 (tiga) hari pada tanggal 28-30 November 2023 bertempat di Nirwana Buton Villa Kota Baubau, dengan jumlah peserta sebanyak 40 orang, yang terdiri dari pelaku usaha kreatif khususnya sektor kriya di Kota Baubau, Kabupaten Buton, Kabupaten Buton Selatan, dan Kabupaten Buton Tengah.

Kegiatan ini dilakukan dengan metode paparan oleh para narasumber, dilanjutkan sesi diskusi dan praktik, yang dipandu oleh moderator.

Baca Juga: Peserta Sail To Indonesia Bakal Singgah di Buton, Dispar Gelar Festival Teluk Pasarwajo

Dasar hukum pelaksanaan kegiatan, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang.

Undang –Undang Nomor 24 Tahun 2019 tentang Ekonomi Kreatif, Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun  2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota.

Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2022 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2019 tentang Ekonomi Kreatif.

Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang Jasa Pemerintah; Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor 4 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Provinsi Sulawesi Tenggara Sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2012.

Peraturan Gubernur Sulawesi Tenggara Nomor 1 Tahun 2023 tentang Pedoman Pelaksanaan APBN Provinsi Sulawesi Tenggara, Rencana Strategis Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023, Dokumen Pelaksanaan Anggaran Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun Anggaran 2023. (A-Adv)

Penulis: Erni Yanti

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS