Dry Valleys jadi Wilayah Terkering di Bumi, Hampir 2 Juta Tahun Tak Diguyur Hujan
Content Creator
Senin, 16 Desember 2024 / 8:34 am
ANTARTIKA, TELISIK.ID - Bayangkan diri Anda hidup di dunia yang berbeda, sebuah tempat di mana hujan adalah hal yang asing. Itulah yang terjadi di Dry Valleys, sebuah lembah kering yang sudah jutaan tahun tidak pernah diguyur hujan.
Terletak di Antartika, Dry Valleys adalah sebuah gurun es yang ekstrem. Dengan luas mencapai 4.800 kilometer persegi, wilayah ini merupakan tempat terkering di planet kita.
Jutaan tahun berlalu tanpa setetes hujan, dan tidak ada air, es, atau salju yang menghiasi lanskapnya yang tandus, mengutip dari laporan dari Live Science.
Angin katabatik, angin pegunungan yang sangat lembab, menjadi penyebab utama wilayah tersebut tidak pernah diguyur hujan. Angin ini bergerak turun dan menjauhi lembah, membawa udara kering yang menghambat pembentukan awan.
Bentuk pegunungan di wilayah tersebut menjadi faktor utama penyebab Dry Valleys tidak mendapatkan curah hujan.
Pegunungan ini mengubah jalur aliran es sehingga air tidak mencapai lembah, menyebabkan wilayah tersebut menjadi sangat kering.
Meskipun dikelilingi oleh lanskap putih yang dingin dan bersalju, Dry Valleys justru merupakan wilayah yang sangat kering, tanpa adanya es atau salju.
Wilayah ini diperkirakan telah mengalami kekeringan selama kurang lebih 14 juta tahun. Angin kencang yang bertiup dengan kecepatan hingga 320 km/jam membatasi pembentukan uap air, sehingga mencegah terjadinya hujan.
Dilansir dari Sindonews, Minggu (15/12/2024), sebuah studi yang dipublikasikan oleh Geological Society of America pada tahun 2013 mengungkapkan fakta menarik: air belum mengalir melalui Fris Hills di Antartika selama 14 juta tahun.
Dengan ketinggian mencapai 600 meter di atas Lembah Taylor, Ferris Hills merupakan salah satu fitur menonjol di Dry Valleys, wilayah kering yang terletak di sebelah barat McMurdo Sound di Antartika.
Penggalian di kawasan ini mengungkapkan bukti adanya lumut tundra dan danau yang pernah menutupi perbukitan datar, menunjukkan bahwa iklim Bumi jauh lebih hangat sekitar 14 juta tahun lalu.
Kondisi lingkungan Dry Valleys yang sangat ekstrem, seperti suhu yang sangat dingin dan kekeringan yang parah, membuat wilayah ini tidak layak huni bagi manusia.
Meskipun kondisi lingkungannya sangat ekstrem, para ilmuwan sering melakukan penelitian di wilayah ini untuk mempelajari berbagai aspek, mulai dari mikroorganisme yang dapat bertahan hidup hingga implikasinya bagi studi tentang planet lain.
Kunjungan manusia ke Dry Valleys umumnya terbatas pada ekspedisi ilmiah jangka pendek, di mana para peneliti dilengkapi peralatan khusus untuk bertahan hidup dalam kondisi ekstrem.
Baca Juga: Ilmuwan Temukan Samudra Baru, Ini Lokasinya
Dry Valleys terletak di Antarktika, sebuah benua yang tidak dimiliki oleh negara mana pun. Pengelolaan Antarktika diatur oleh Perjanjian Antarktika yang telah ditandatangani oleh 54 negara hingga tahun 2021, menjadikan wilayah ini sebagai kawasan penelitian ilmiah internasional.
Perjanjian ini secara tegas menyatakan bahwa Antarktika hanya boleh digunakan untuk kegiatan damai dan penelitian ilmiah, serta melarang segala bentuk aktivitas militer.
Meskipun beberapa negara telah mengajukan klaim teritorial di Antarktika, Dry Valleys, sebagai bagian dari benua ini, tetap berada di bawah kendali Perjanjian Antarktika dan tidak terpengaruh oleh klaim-klaim tersebut. (C)
Penulis: Merdiyanto
Editor: Fitrah Nugraha
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS