Ilmuwan Temukan Samudra Baru, Ini Lokasinya
Merdiyanto , telisik indonesia
Minggu, 24 November 2024
0 dilihat
Para peneliti menemukan samudra baru. Foto: Repro Leonardo AI
" Selain lima samudra besar yang kita kenal (Atlantik, Pasifik, Hindia, Arktik, dan Samudra Selatan), para ilmuwan menduga adanya samudra keenam yang tersembunyi di antara lapisan mantel bumi "
KENDARI, TELISIK.ID - Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan fakta menarik tentang bumi. Selain lima samudra besar yang kita kenal (Atlantik, Pasifik, Hindia, Arktik, dan Samudra Selatan), para ilmuwan menduga adanya samudra keenam yang tersembunyi di antara lapisan mantel bumi.
Pembentukan samudra keenam ini terjadi secara bertahap dan memakan waktu sangat lama, diperkirakan jutaan tahun. Namun, perlu diingat bahwa kondisi geologis bumi terus berubah, sehingga keberadaan samudra ini mungkin bersifat sementara.
Penelitian terhadap berlian langka yang terbentuk pada kedalaman 660 kilometer di bawah permukaan bumi memberikan bukti kuat bahwa air laut ikut terbawa saat lempeng tektonik menyusup ke dalam bumi, seperti dilansir dari laporan New Scientist.
Temuan ini mengkonfirmasi bahwa siklus air di bumi melibatkan proses yang jauh lebih kompleks, termasuk pergerakan air ke dalam lapisan-lapisan bumi.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa air ada di dalam bumi, tepatnya di zona transisi antara mantel atas dan bawah. Para ilmuwan dari Jerman, Italia, dan Amerika menemukan bukti ini setelah mempelajari berlian langka.
Baca Juga: Lempeng Pontus Usia 120 Juta Tahun Diklaim Masih Ada hingga Kini di Kalimantan
Mereka menyimpulkan bahwa keberadaan air di dalam bumi mempengaruhi struktur dan pergerakan bagian dalam planet kita.
Pada kedalaman antara 410 hingga 660 kilometer di bawah permukaan bumi, tekanan sangat tinggi menyebabkan mineral olivin berubah bentuk.
Perubahan ini terjadi karena tekanan yang mencapai 23.000 bar. Olivin sendiri merupakan mineral utama penyusun mantel atas bumi.
Para ilmuwan menguji berlian dari Botswana yang terbentuk jauh di dalam bumi. Hasilnya menunjukkan adanya kandungan air yang cukup banyak di dalam berlian tersebut. Penemuan ini didapat melalui analisis menggunakan teknik spektroskopi Raman dan FTIR.
Berlian berukuran 1,5 sentimeter yang ditemukan para ilmuwan memiliki kandungan mineral yang cukup besar untuk dianalisa secara akurat. Analisis kimia menunjukkan bahwa mineral ini mengandung banyak air.
Dikutip dari merdeka.com, temuan ini membuktikan bahwa zona transisi di dalam bumi, tempat berlian itu terbentuk, bukan tempat yang kering, melainkan menyimpan cadangan air yang sangat besar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tempat ini memiliki kapasitas untuk menyimpan air hingga 1,5 persen dari total massanya. Bahkan jika hanya 1 persen dari molekulnya terdiri dari air, jumlah air yang terkandung di dalam batuan tersebut jauh lebih banyak daripada total air di semua lautan di bumi.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa benua Afrika tengah mengalami perpecahan. Munculnya perairan baru di tengah benua akibat adanya retakan besar semakin memperkuat dugaan ini. Negara-negara seperti Uganda dan Zambia yang sekarang tidak punya pantai, nanti mungkin akan punya pantai sendiri.
Fenomena ini disebabkan oleh pergerakan lempeng tektonik. Lempeng tektonik adalah potongan-potongan besar kerak bumi yang terus bergerak secara perlahan. Gerakan inilah yang menyebabkan perubahan bentuk permukaan bumi, termasuk fenomena yang kita amati.
Baca Juga: Bulan Menjauh, Bumi Diprediksi Bakal Memiliki 25 Jam dalam Sehari
Lempeng Afrika, Arab, dan Somalia awalnya berdekatan. Namun, dalam 30 juta tahun terakhir, lempeng Arab dan Somalia perlahan-lahan menjauh dari Afrika. Akibatnya, terbentuklah celah besar yang kita kenal sebagai Rift Afrika Timur.
Para ahli memperkirakan butuh waktu 30 juta tahun lagi untuk benua Afrika benar-benar terbelah. Jadi, negara-negara seperti Uganda dan Zambia tidak akan punya pantai dalam waktu dekat. Tapi, proses pembelahan ini akan terus berlangsung.
Ken Macdonald, seorang ahli geofisika kelautan, menjelaskan bahwa lempeng-lempeng tektonik bergerak sangat lambat, hanya beberapa milimeter per tahun. Hal ini dikonfirmasi melalui pengukuran menggunakan GPS.
Data GPS yang semakin banyak membantu kita memahami lebih dalam pergerakan lempeng bumi. Profesor Macdonald memperkirakan bahwa di masa depan, Laut Merah dan Teluk Aden akan meluas dan membanjiri wilayah Afrika Timur, sehingga terbentuk samudra baru dan benua Afrika menjadi terpecah. (C)
Penulis: Merdiyanto
Editor: Mustaqim
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS