Genjot Penurunan Stunting, BKKBN Sulawesi Tenggara Perkuat Layanan Faskes KB
Reporter
Kamis, 22 Agustus 2024 / 4:43 pm
KENDARI, TELISIK.ID - Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Sulawesi Tenggara (BKKBN Sultra) terus berupaya mempercepat penurunan angka stunting di wilayahnya.
Dalam rangka mencapai target prevalensi stunting sebesar 14 persen pada tahun 2024, BKKBN Sultra melakukan pertemuan, Orientasi Peningkatan Pelayanan KB Pascapersalinan, di Kota Kendari. Acara ini digelar di Hotel Plaza Inn, Senin (19/8/2024), dengan fokus pada penguatan layanan KB di fasilitas kesehatan (faskes) sebagai langkah strategis.
Kepala Perwakilan BKKBN Sultra, Asmar, menegaskan pentingnya penguatan layanan KB di faskes untuk mencapai target pemerintah dalam menurunkan angka stunting. Ia menyatakan bahwa peran tenaga kesehatan di faskes sangat krusial dalam memberikan layanan KB pascapersalinan yang berkualitas.
Baca Juga: Dikbud Sultra Gelar Lomba Permainan Tradisional Tingkat SMA/SMK se-Sultra
Hal ini, menurut Asmar, sejalan dengan rencana strategis BKKBN 2020-2024, di mana 100 persen ibu bersalin di fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) harus mendapatkan konseling KB pascapersalinan (KBPP).
Asmar juga menyoroti perlunya peningkatan kapasitas tenaga kesehatan di faskes dan jejaring, untuk memastikan layanan KB yang diberikan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
"Melihat kondisi ini, perlu dilakukan penguatan akses dan kualitas layanan KB, salah satunya melalui peningkatan kapasitas tenaga kesehatan di faskes, jaringan dan jejaring dalam memberikan layanan KB," ujar Asmar dalam keterangan tertulis yang diterima telisik.id, Kamis (22/8/2024).
Baca Juga: Polwan Dituntut Jaga Semangat Pengabdian dan Pelayanan Masyarakat
Dalam pertemuan tersebut turut hadir dr. Zamhir Setiawan yang menjabat sebagai Direktur Bina Akses Pelayanan KB BKKBN RI. Dia menjelaskan pentingnya KB pascapersalinan sebagai bagian dari upaya pengaturan jarak kehamilan yang aman dan sehat.
"KB pascapersalinan adalah pelayanan KB yang diberikan setelah persalinan sampai dengan kurun waktu 42 hari, dengan tujuan mengatur jarak kelahiran, jarak kehamilan, dan menghindari kehamilan yang tidak diinginkan," jelas Zamhir.
Ia memastikan bahwa BKKBN telah menyediakan berbagai alat dan obat kontrasepsi yang aman dan berkualitas untuk kebutuhan pelayanan KB pascapersalinan.
"Alat kontrasepsi yang kami sediakan tidak memiliki efek samping bagi ibu menyusui," tandas Zamhir. (C-Adv)
Penulis: Ahmad Jaelani
Editor: Mustaqim
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS