H-7 Ramadan, Harga Sembako di Pasaran Merangkak Naik
Reporter
Senin, 28 Maret 2022 / 3:09 pm
KENDARI, TELISIK.ID - H-7 menjelang ramadan, harga sembako hampir di seluruh pasar Kota Kendari mengalami kenaikan.
Sembako menjadi bagian terpenting sebagai bahan pokok utama bagi masyarakat, khususnya para ibu rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Sebagai bahan pokok utama yang dibutuhkan oleh semua, mulai dari kalangan menengah ke bawah hingga atas harga sembako yang berubah-ubah tentu akan sangat mempengaruhi pasar.
H-7 menjelang bulan suci ramadan, harga sembako yang ada di pasar Kendari, pasar pedagang kaki lima (PKL), Lawata dan Mandonga serentak mengalami kenaikan. Kenaikan tersebut berkisar dari Rp 1000 sampai Rp10.000, bahkan untuk beberapa bahan pokok tertentu kenaikan harga dapat mencapai di angka Rp 30.000.
Menurut pantauan dari Telisik.id, harga barang sembako di pasaran serentak mengalami kenaikan.
Harga sembako yang naik di pasar PKL, Lawata dan Mandonga:
1. Telur: Rp 40.000 - Rp 45000.
2. Bawang Merah: Rp 25.000 - Rp. 35.000.
3. Daging Ayam: Rp 20.000 - Rp 29.000.
4. Cabai Keriting: Rp.30.000 - Rp 60.000.
5. Cabai Kecil: Rp.30.000 - Rp 50.000.
6. Gula: Rp13.000 - Rp 15.000.
7. Mentega Merk Blue Band: Rp 50.000 - Rp 75.000.
8. Minyak Goreng: Rp 14.000 - Rp 38.000.
9. Tepung Terigu: Rp12.000 - Rp. 15.000.
Menurut Ibu Asmawati salah seorang pedang sembako pasar PKL Kota Kendari, hampir seluruh harga barang sembako saat ini memang mulai naik.
"Harga telur saja yang tadinya hanya Rp 40.000 satu rak sekarang dijualkan jadi Rp 45.000, minyak dari harga Rp 14.000 per liter naik ke Rp 60.000, pernah ada yang jual harga begitu tapi sekarang sudah turun jadi Rp 38.000," ungkapnya, Senin (28/3/2022).
Pada kenyataannya, tidak semua bahan sembako yang dijual pedagang di pasar berada di angka yang sama, contohnya telur, sebagian pedagang menjual Rp 45.000 per rak, namun sebagian yang lain ada yang menjual dengan harga Rp 48.000, perubahan harga telur juga diperkirakan bisa kembali terjadi di pertengahan ramadan yang bisa mencapai harga Rp 50.000 per rak, beberapa bahan pokok lainnya juga diperkirakan masih akan terus mengalami perubahan harga.
Ibu Hasma yang juga salah satu penjual di pasar PKL mengemukakan, naiknya harga sembako mau tidak mau tetap akan menjadi kebutuhan masyarakat, karena pada dasarnya jika pembeli membutuhkan mereka pasti akan tetap membeli sekalipun harga naik.
Baca Juga: Terima Banyak Keluhan Banjir, Komisi III DPRD Kota Kendari Dorong Pemkot Bentuk Satgas
Hal ini berbeda dengan apa yang dikemukakan oleh Ibu Umi, salah satu ibu rumah tangga yang merasa terbebani akan kenaikan harga di pasaran.
"Saya sebagai konsumen merasa berat sekali dengan adanya kenaikan harga karena menghadapi ramadan ini akan sangat mempengaruhi ekonomi rumah tangga. Karena merasa terbebani, pastinya akan mengurangi daya beli masyarakat," ungkapnya.
Di sisi lain, bagi sebagian pedagang sembako kenaikan harga H-7 menjelang ramadan saat ini sudah menjadi hal yang umum, bahkan ada yang mengatakan sudah menjadi tradisi dan kebiasaan yang pasti terjadi, salah satunya disebabkan karena daya beli masyarakat yang akan meningkat saat menyambut datangnya bulan suci ramadan.
Jika permintaan naik, penawaran pun ikut meningkat, sayangnya pusat distribusi sering mengalami kelangkaan barang menyebabkan harga di pasar ikut meningkat.
Di lain pihak, kenaikan harga sembako juga dipengaruhi oleh perubahan iklim, seperti yang dikemukakan oleh Rizal salah satu pedagang sembako pasar Lawata Kendari,
"Untuk saat ini beras naik sekitaran Rp 30.000 an jika belinya per 25 Kg atau perkarung, tapi itukan karena biasa setiap tahun seperti itu kalau belum panen, tapi jika selesai panen akan kembali normal. Jika ombak keras distribusi dari Makassar pun menjadi agak lambat," imbuhnya.
"Untuk efek menjelang bulan puasa beras tidak terpengaruh kecuali bawang merah, bawang putih, gula merah terus gula pasir semua rata-rata naik Rp 1000 sampai Rp 2000 dan khusus bawang merah naik Rp 10.000," kata Rizal menambahkan.
Harga daging ayam juga mukai merangkak, hingga naik Rp 29.000 sampai Rp 30.000 dari harga sebelumnya yaitu Rp 25.000 per kg.
berbeda dengan ayam, ikan akan mengalami kenaikan harga hingga mencapai Rp10.000 tergantung sisi kelangkaan dan jenis ikan yang dijual.
Baca Juga: Pemprov Sultra Pastikan Ketersediaan Pangan Jelang Ramadan Tercukupi
"Harga ikan naik tergantung dari jenis ikannya, jika jenis ikannya murah memang dia tidak terlalu naik, kalau ikan kelas, harganya naik seperti ikan putih, ikan katombo dan naiknya bukan karena ramadan tetapi karena perubahan iklim," ungkap Sukarman, salah satu pedagang ikan pasar Mandonga.
Sedangkan harga jeruk nipis dan tomat naik Rp 1000, kentang dan bawang bombay naik sampai Rp 5000.
Sebagian besar pedagang sembako menyatakan, tidak ada perubahan peningkatan pendapatan setelah kenaikan harga sembako, hal ini disebabkan karena modal yang digunakan untuk membeli barang di lokasi distribusi juga tinggi terlebih lagi faktor COVID-19 yang tidak kunjung usai.
Salah satu pedagang sembako di pasar Mandonga, Waugi sangat berharap agar konsumen tidak lagi melakukan tawar-menawar saat membeli barang dagangan di pasar, karena sejatinya untung yang diperoleh oleh para pedagang tidaklah banyak.
"Mudah-mudahan masyarakat sadar, kebiasaan menawar dan melebihkan takaran itu tidak baik," pungkas Ibu Waugi. (A)
Reporter: Nadwa Rifada
Editor: Kardin